top of page

Sejarah Indonesia

Kawin Campur Manusia Purba Di Asia Tenggara

Kawin Campur Manusia Purba di Asia Tenggara

Sebelum manusia modern datang, Kepulauan Asia Tenggara khususnya Nusantara sudah dihuni beberapa kelompok manusia purba. Mereka kemudian kawin campur.

23 Juli 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Replika fosil tengkorak Homo Erectus yang ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah. (Wikipedia).

Diperbarui: 31 Jul

Analisis genetik membuktikan kalau moyang manusia modern kawin silang dengan paling tidak lima grup manusia purba. Itu terjadi ketika mereka bermigrasi keluar Afrika dan melintasi dataran Eurasia.


Demikian kesimpulan para peneliti dari Australian Centre for Ancient DNA (ACAD) University of Adelaide yang baru saja diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).


Dua grup manusia purba yang diketahui adalah Neanderthal dan Denisovans dari Asia. Sementara tiga grup lainnya belum bisa disebutkan. Mereka hanya terdeteksi sebagai jejak DNA yang bertahan dalam populasi manusia modern yang berbeda pada masa kini.


“Keanekaragaman terutama ditemukan di Kepulauan Asia Tenggara,” catat Joao Teixeira, salah satu peneliti.


Dalam prosesnya, Teixeira dan kawan-kawannya memetakan beberapa wilayah yang diperkirakan sebagai lokasi pertemuan antara beberapa grup manusia purba. Caranya dengan membandingkan tingkat kekunoan leluhur yang tercetak dalam genom manusia modern yang hidup di sana kini. 


Seperti dikutip dari laman resmi University of Adelaide, Teixeira menjelaskan bahwa masing-masing dari manusia yang hidup saat ini masih membawa jejak genetik dari kawin silang yang dilakukan moyang mereka. “Kelompok-kelompok purba ini tersebar luas, juga beragam secara genetis, dan mereka bertahan hidup di masing-masing dari kita. Kisah mereka adalah bagian integral dari bagaimana kita tercipta,” lanjutnya.


Contohnya, semua populasi saat ini menunjukkan jejak Neanderthal sekira dua persen. Artinya, Neanderthal pernah bercampur dengan leluhur manusia modern setelah mereka bermigrasi meninggalkan Afrika. 


“Mungkin sekira 50.000 hingga 55.000 tahun yang lalu di suatu tempat di Timur Tengah,” kata Teixeira.


Namun, ketika moyang manusia modern melakukan perjalanan lebih jauh ke timur mereka bertemu dan bercampur dengan setidaknya empat kelompok manusia purba lainnya. Mereka tiba di Kepulauan Asia Tenggara tepat sebelum 50.000 tahun yang lalu. 


"Setidaknya tiga kelompok manusia purba tampaknya telah menduduki daerah Asia Tenggara. Kemudian moyang manusia modern bercampur dengan mereka sebelum manusia purba itu punah," kata Teixeira.


Para peneliti pun menyimpulkan kawin campur di sekitar Asia selatan antara manusia modern dan kelompok yang mereka beri nama Extinct Hominin 1 (Hominin Punah I). Kesimpulan ini didapat dengan memakai informasi tambahan dari rute migrasi yang direkonstruksi dan catatan temuan fosil.


Perkawinan silang lainnya diperkirakan terjadi di Asia Timur, Filipina, paparan Sunda (daratan yang dulunya menghubungkan Jawa, Kalimantan, Sumatra dengan daratan Asia Timur), dan mungkin di dekat Flores. Di sanalah kemungkinan perkawinan silang terjadi dengan kelompok mausia purba yang oleh para peneliti diberi nama Extinct Hominin 2.


Dengan temuan ini, kata Teixeira, kisah migrasi manusia purba keluar dari Afrika pun semakin kompleks. Dari penelitian ini pula terlihat kalau kedatangan manusia modern secara bertahap selalu diikuti dengan punahnya kelompok manusia kuno di tiap wilayah. Peristiwa itu pun terjadi dengan cepat. 


"Pulau Asia Tenggara jelas dihuni oleh beberapa kelompok manusia purba, mungkin tinggal saling terisolasi satu sama lain selama ratusan ribu tahun. Itu sebelum moyang manusia modern tiba,” kata Teixeira.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page