- Rukardi Ahmadi
- 16 Okt
- 5 menit membaca
Diperbarui: 20 Nov
SEJAK didera hernia nukleus pulposus alias syaraf terjepit setahun lalu, Sumaun Utomo banyak menghabiskan waktunya untuk berobat. Dua kali dalam seminggu, lelaki 92 tahun itu harus bolak-balik periksa ke dokter. Agar tak terlampau lama menunggu, dia yang ditemani asisten rumah tangga, harus berangkat pagi-pagi ke rumah sakit untuk mendapat nomor antrean awal. Syaraf terjepit membuat aktivitasnya terganggu. Untuk berjalan kaki, bekas anggota Lembaga Sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI) itu, kini harus bertopang tongkat.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.









