top of page

Sejarah Indonesia

Khazanah Arsip Kolonial yang Melimpah

Arsip berbahasa Belanda koleksi ANRI tersimpan dalam jumlah melimpah. Harta karun informasi yang bermanfaat dalam penulisan sejarah.

2 Desember 2022
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Arsip berbahasa Belanda yang menerangkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tentang perintah kepada Residen Bali dan Lombok untuk mewajibkan penduduknya dalam periode tertentu untuk membangun pembangunan penjara distrik di Buleleng dan Jembrana, 30 April, 1883. (Sumber: ANRI, Besluit 30 April 1883 No.26.)

Tumpukan kertas tua itu menyimpan memori apa yang pernah terjadi di penjuru Nusantara pada masa silam. Mulai dari catatan perdagangan, persaingan antar-kerajaan, peperangan, keputusan gubernur jenderal, hingga kehidupan sosial masyarakat bumiputra. Itulah sekelumit gambaran mengenai arsip kolonial berbahasa Belanda yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).


“Kekayaan arsip nasional kita sesungguhnya khazanahnya sangat kaya. Hampir semua aspek (kehidupan) itu tersentuh. Dengan demikian, ini akan sangat membantu bagi para pengguna yang bukan hanya sejarawan,” kata sejarawan Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso dalam acara “Ekspose Guide Khazanah Arsip Berbahasa Belanda”, kemarin, 1 Desember 2022.


Di masa kolonial, sudah ada beberapa lembaga kearsipan. Arsip dari masa VOC sebelumnya dikelola di bawah lembaga Algemeene Secretarie. Kemudian, pada 28 Januari 1892, dibentuklah Landsarchiev atau Lembaga Kearsipan Hindia Belanda. Lembaga ini pertama kali dikepalai oleh Mr. Anne Jacob van der Chrijs hingga 1905. Selanjutnya, tiga orang arsiparis memimpin lembaga ini sampai 1942. Mereka adalah Dr. F. de Haan, E.C. Godee Molsbergen, dan Dr. Frans Rijndert Johan Verhoeven.



De Haan menjadi kepala dari tahun 1905 sampai 1922. Ia merupakan arsiparis yang menonjol. Karya-karyanya banyak menjadi rujukan bagi ahli-ahli sejarah Indonesia.     


Memasuki era Republik Indonesia, arsip yang disimpan Landsarchiev dihibahkan kepada  ANRI. Jumlahnya sangat melimpah. Berdasarkan hasil identifikasi, semuanya terdiri dari 16.532 meter arsip kertas, 123.276 foto positif, 14.066 lembar peta, dan 11.904 roll mikrofilm. Saat ini, total khazanah arsip berbahasa Belanda berjumlah 15 khazanah untuk periode VOC, sedangkan periode Hindia Belanda berjumlah 150 khazanah. Hampir semua arsip-arsip ini sudah diolah dan dapat diakses publik.   


Selain untuk penulisan sejarah, menurut Bondan, arsip-arsip itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Permasalahan yang berkaitan dengan otonomi daerah, misalnya, sangat memerlukan peran arsip. Kemudian, penelitian tentang penanggulangan bencana alam (mitigasi), penelitian mengenai karakteristik budaya masyarakat lokal, penelitian lingkungan hidup, hingga penelitian yang berkaitan dengan kegiatan pertanian dan perkebunan.

“Dengan demikian, arsip akan dapat dimanfaatkan dan pemanfaatannya bisa dinikmati masyarakat Indonesia seluas-luasnya,” ujar Bondan.


Sejarawan Bondan Kanumoyoso dan Peter Carey narasumber dalam “Ekspose Guide Khazanah Arsip Berbahasa Belanda”, di Aston Priority Simatupang & Conference Center, Jakarta Selatan, 1 Desember 2022. (Foto: Martin Sitompul/Historia.) 
Sejarawan Bondan Kanumoyoso dan Peter Carey narasumber dalam “Ekspose Guide Khazanah Arsip Berbahasa Belanda”, di Aston Priority Simatupang & Conference Center, Jakarta Selatan, 1 Desember 2022. (Foto: Martin Sitompul/Historia.) 


Hal senada diungkapkan sejarawan Peter Carey, sejarawan yang mendikasikan hidupnya untuk meneliti Pangeran Diponegoro. Arsip sangat membantunya dalam menyusun disertasi berjudul “Pangeran Dipanegara and The Making of the Java War, 1825—1830”. Disertasi yang dipertahankan di Oxford University itu kemudian dibukukan dalam Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785--1855 (2011).



Tapi, untuk merampungkan karya monumental itu, Peter melalui proses yang telaten. Pada kurun waktu 1976-1977, dia hampir setiap hari mengunjungi kantor ANRI yang saat itu masih berlokasi di Jl. Gajah Mada 111. Dia mengubek-ubek arsip Karesidenan Yogyakarta periode abad ke-17 dan ke-18. Peter mengakui arsip itu menjadi tulang punggung sumber sejarah dalam menyusun Kuasa Ramalan dan Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785—1855.

 “Arsip Karesidenan tidak ada taranya,” ujar Peter Carey. “Seumpamanya kita mau menulis sejarah lokal, itu adalah suatu landasan yang krusial.”


Dari arsip, Peter Carey memperoleh gambaran mengenai sosok Diponegoro. Disebutkan bahwa Diponegoro gemar bermain catur, mengunyah sirih, bahkan selera humornya sarkastik. Ilmu firasat Diponegoro juga dikatakan sangat tepat sekali. Peter tak pernah menduga sang pangeran adalah pribadi yang sangat menarik. Dan deskripsi yang pasti seperti itu hanya bisa datang dari arsip.


“Semua yang saya tahu mengenai Diponegoro datang dari arsip. Baca dan membaca, mengunyahnya seperti Diponegoro mengunyah sirih,” tandas Peter Carey.



Sementara itu, arsiparis ANRI Jajang Nurjaman, yang mengolah khazanah arsip statis berbahasa Belanda, berharap publik semakin mengetahui kekayaan harta karun informasi dalam arsip berbahasa Belanda koleksi ANRI.


“Walaupun arsipnya berbahasa Belanda,” kata Jajang, “tetapi banyak informasi yang terkandung di dalamnya berbicara mengenai masyarakat Indonesia.”

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Kudeta Diam-diam Sutan Sjahrir

Kudeta Diam-diam Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir gencar mengkritik kabinet presidensial yang dibentuk Presiden Sukarno. Sempat menolak tawaran Sukarno, Sjahrir kemudian terpilih menjadi ketua KNIP sekaligus Badan Pekerja KNIP yang membawanya menjadi perdana menteri pertama. Langkah Sjahrir disebut kudeta diam-diam.
KNIL Yahudi Bikin Perkara di Lahat

KNIL Yahudi Bikin Perkara di Lahat

JC Cohen, warga Belanda Yahudi, bertugas sebentar di Sumatra Selatan. Perlawanan sepelenya terhadap seorang perwira membuatnya bermasalah.
Ketika Sukarno Melukis di Sarang DI/TII

Ketika Sukarno Melukis di Sarang DI/TII

Sukarno merupakan presiden RI yang sangat mencintai seni. Ia pun suka meluangkan waktunya untuk melukis. Ia sempat melukis di sarang DI/TII yang membahayakan dirinya.
Iran dan Program Nuklirnya (Bagian I)

Iran dan Program Nuklirnya (Bagian I)

Amerika Serikat awalnya membantu program nuklir Iran, namun berbalik karena menuduh Iran bikin senjata nuklir.
Andil Rasa dari Negeri Naga

Andil Rasa dari Negeri Naga

Ragam makanan Nusantara tak bisa lepas dari pengaruh seni kuliner Tionghoa. Gabungan teknik, penyesuaian bahan, dan kreasi baru menjadi dasar terciptanya beragam kuliner baru.
bottom of page