top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Kisah Plakat Pelantikan Raja Inggris

Sebuah plakat besi mengenai pelantikan George VI sebagai Raja Inggris pada 1937 telah ditemukan di depan gedung Museum Naskah Proklamasi Jakarta.

16 Agu 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Plakat besi mengenai pelantikan George VI sebagai Raja Inggris pada 1937 ditemukan di depan gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jakarta. Foto: HE. Moazzam Malik.

Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia HE Moazzam Malik merasa takjub. Ia tak menyangka di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) Jakarta, begitu banyak hal-hal terkait dengan negaranya tersimpan. Demikian menurut Jaka Perbawa, salah satu kurator di Munasprok kepada Historia.


“Beliau baru tahu bahwa ternyata Munasprok pernah menjadi kediaman para duta besar Inggris di Jakarta” ujarnya.


Sejarah memang mencatat bahwa jauh sebelum menjadi museum, gedung itu telah digunakan untuk berbagai kepentingan oleh pemerintah Kerajaan Inggris. Sebagai contoh pada 1930-an, gedung itu difungsikan sebagai kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Inggris di Hindia Belanda. Lantas pada 1945-1946, gedung itu juga pernah dijadikan markas besar tentara Inggris yang datang ke Indonesia, sebelum kemudian selama dua dekade (1961-1981) berfungsi sebagai kediaman para duta besar Kerajaan Inggris di Indonesia.


Namun yang paling membuat takjub Moazzam Malik adalah kisah ditemukannya plakat yang terbuat dari lempengan besi, penanda untuk memperingati pelantikan Raja Inggris George VI pada 12 Mei 1937. Menurut Jaka, ada kemungkinan plakat tersebut dulu pernah dipasang di pohon beringin (yang pada 2013 sudah ditebang). Plakat itu sendiri bertuliskan: THIS TREE...PLANTED TO COMMEMORATE THE CORONATION OF H.M. KING GEORGE VI MAY 12TH 193. Mengapa plakat bersejarah itu sampai terkubur?


“Mungkin seiring waktu dan pertumbuhan pohon, plakat itu terlepas lantas terkubur begitu saja di tanah,” kata Jaka.


Begitu terkesannya Moazzam Malik, hingga foto plakat itu “nongkrong” di akun Twitter-nya, @MoazzamTMalik. Di situ ia “berkicau”: “Museum Proklamasi. Indonesia’s Declaration of Independence drafted here. Former British Residence ~ with a tree to mark George VI Coronation (Museum Proklamasi. Naskah Kemerdekaan Indonesia dirumuskan di sini. Bekas kediaman dubes Inggris ~ dengan sebuah pohon penanda pelantikan George IV).”


Plakat itu sendiri ditemukan pada sekira pertengahan Maret 2017. Tepatnya saat pihak museum memutuskan untuk menebang pohon beringin yang letaknya sejajar dengan tiang bendera di halaman depan Munasprok.


“Karena kondisinya sudah rapuh dan dikhawatirkan menimpa museum, maka kepala museum memerintahkan untuk meniadakan pohon beringin tua itu sampai ke akar-akarnya. Nah plakat itu ditemukan ketika kami membersihkan sisa-sisa akarnya di dalam tanah,” ujar Jaka.


Waktu ditemukan, kondisi plakat sudah patah menjadi lima bagian. Untuk supaya lebih jelas, para kurator museum lalu menyusunnya kembali. Kini, plakat itu masih ditempatkan di ruang penyimpanan dan belum bisa dipertontonkan untuk umum.


“Saya sempat konfirmasi ke beliau (Dubes Moazzam), apakah mungkin plakat besi ini satu-satunya yang tersisa di setiap rumah Dubes Inggris di seluruh dunia? Dia bilang, ya mungkin saja ini inisiatif Konjen Inggris saat itu dan jadi satu-satunya yang tersisa,” lanjut Jaka.


Hingga kini, pihak museum baru sampai mencari tahu lebih dalam tentang sosok Raja George VI. Belum sampai soal siapa Konsul Jenderal Inggris yang menanam pohon beringin itu.


George VI dilantik sebagai raja Inggris menggantikan kakaknya, Edward yang tidak boleh jadi raja karena menikahi rakyat biasa. Kendati banyak yang mendukung, George VI memiliki kekurangan yaitu tidak bisa berbicara lancar. Setelah dilantik, barulah dia dilatih berpidato. Pidatonya dalam Perang Dunia II, jadi penanda bahwa Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Kisahnya itu pernah diangkat ke layar lebar oleh Hollywood berjudul The King’s Speech.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page