top of page

Sejarah Indonesia

Momentum Ho Chi

Momentum Ho Chi Minh

Perjalanan hidup dan perjuangan Ho Chi Minh untuk kemerdekaan Vietnam.

Oleh :
11 Juni 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Ho Chi Minh, 1925. (Wikimedia Commons).

Diperbarui: 12 Jun

1890

Pada 19 Mei lahirlah Nguyen Sinh Cung, yang kelak lebih dikenal dengan nama Ho Chi Minh.


1907

Ho Chi Minh masuk pendidikan dasar di sekolah setempat, melanjutkan ke akademi bergensi Franco-Vietnam di kota Hue. Tiga tahun kemudian, Ho keluar sebelum lulus dan bekerja sebentar sebagai guru di kota Phan Thiet.


1911

Ho Chi Minh pergi ke Saigon dan bekerja sebagai juru masak di atas kapal laut uap Prancis yang berlayar menuju kota Marseille dan akhirnya menetap di London.


1917

Ho Chi Minh pindah ke Paris selama puncak Perang Dunia I. Mengadopsi nama Nguyen Ai Quoc (Nguyen Sang Patriot) dan terlibat dalam aktivisme kiri dan antikolonial.


1919

Ho Chi Minh bekerja untuk Asosiasi Annamite Patriots, organisasi warga Vietnam di Prancis yang menentang pendudukan kolonial Prancis di Vietnam. Menulis sebuah petisi menuntut diakhirinya kolonialisme Prancis di Vietnam kepada para pemimpin dunia dalam Konferensi Perdamaian Versailles setelah Perang Dunia I. Petisinya tak mendapat tanggapan, tetapi usahanya dikenal baik di Vietnam.


1920

Ho Chi Minh menjadi anggota pendiri Partai Komunis Prancis yang baru dibentuk.


1922

Ho Chi Minh mendirikan jurnal Le Paria (Paria), sebagai sarana antikolonialisme untuk mengekspresikan dan menyebarkan pandangan tentang rezim kolonial Prancis.


1923

Ho Chi Minh melawat Rusia untuk kali pertama. Berkenalan dengan para pemimpin Rusia seperti Nikolai Bukharin, Leon Trotsky, dan Joseph Stalin pada kunjungan berikutnya, dilatih sebagai agen Komintern dan mempelajari pemikiran Marx dan Lenin serta teknik organisasi dan revolusioner.


1925

Ho Chi Minh melakukan perjalanan ke China, menyulut revolusi sosialis bersama Mikhail Borodin, rekannya di Komintern. Kemudian membentuk Thanh Nien Cach Menh Dong Chi Hoi (Liga Pemuda Revolusioner), yang lebih dikenal sebagai Thanh Nien (Pemuda). Organisasi orang buangan Vietnam yang tinggal di China ini mulai membangun hubungan dengan kelompok-kelompok nasionalis dan revolusioner di Vietnam serta menerbitkan jurnal revolusioner Than Nien, yang didistribusikan secara diam-diam ke seluruh Asia Tenggara.


1927

Ho Chi Minh melarikan diri ke Rusia setelah Chiang Kai-shek, pemimpin Partai Nasionalis (Guomindang), mengambil tindakan keras terhadap sayap kiri radikal, memenjarakan dan mengeksekusi ratusan komunis dan aktivis buruh. Dia menghabiskan beberapa tahun di Rusia, tapi sering mengunjungi China untuk merekrut anggota untuk Thanh Nien.


1930

Ho Chi Minh mendirikan Partai Komunis Vietnam (VCP) di Hong Kong, kemudian berganti nama menjadi Partai Komunis Indochina (ICP).


1931

Ho Chi Minh ditangkap oleh pemerintah Inggris karena keterlibatannya dalam kegiatan revolusioner dan dipenjara selama dua tahun. Setelah bebas, dia kembali ke Moskow dan tinggal di sana sampai 1938.


1938

Ho Chi Minh melawat ke China untuk bertugas sebagai penasihat militer Partai Komunis China setelah invasi Jepang ke China pada 1937. Partai Komunis China dan Guomindang, yang sebelumnya terlibat perang saudara, sepakat gencatan senjata hingga Jepang kalah.


1940

Pasukan Jerman menyerbu Prancis. Pasukan Jepang bergerak ke Vietnam. Pemerintah kolonial Prancis setuju untuk mengizinkan pendudukan Jepang dengan ketentuan bahwa pemerintahan kolonial Prancis tak diambil alih.


1941

Ho Chi Minh kembali ke Vietnam untuk pertama kalinya sejak dia meninggalkan negara itu pada 1911. Dia mendirikan Viet Nam Doc Lap Dong Minh (Liga Kemerdekaan Vietnam), kemudian dikenal sebagai Viet Minh, sebuah organisasi kelompok nasionalis dan komunis Vietnam yang berkomitmen untuk kemerdekaan Vietnam. Selama pendudukan Jepang di Vietnam, Viet Minh berperang melawan penguasa kolonial Prancis maupun pasukan Jepang yang menduduki Vietnam.


1942

Ho Chi Minh ditangkap pemerintah Partai Nasionalis (Guomindang) di China dan dipenjara. Ho mulai menggunakan nama samaran Ho Chi Minh (Dia yang Menerangi).


1945

Pada akhir Perang Dunia II, Ho Chi Minh mengatur Viet Minh untuk memicu pemberontakan berskala besar di Vietnam. Viet Minh menguasai kota-kota besar di Vietnam dan mendeklarasikan Vietnam sebagai sebuah negara merdeka. Vietnam dikenal sebagai Republik Demokratik Vietnam, dan Ho Chi Minh menjadi presiden pertama. Namun, pada Juli dan Agustus, Blok Sekutu bertemu di Berlin dalam Konferensi Potsdam dan setuju membagi Vietnam menjadi Utara dan Selatan.


1946

Ho Chi Minh menandatangani perjanjian dengan Prancis bahwa Vietnam diakui sebagai negara independen, dengan ketentuan menjadi anggota Uni Prancis dan mengizinkan kehadiran militer Prancis dalam jumlah kecil. Perjanjian ini terbukti lemah ketika ketegangan meningkat antara Prancis dan Vietnam, yang akhirnya memicu perang skala penuh.


1951

Partai Pekerja Vietnam (Lao Dong), penerus Partai Komunis Indocina (ICP), didirikan.


1954

Vietnam mengalahkan pasukan Prancis di Dien Bien Phu, menandai runtuhnya kekuasaan Prancis di Vietnam. Pada Konferensi Jenewa diputuskan bahwa Vietnam tetap terbagi menjadi wilayah Utara di bawah kontrol Viet Minh, dan wilayah Selatan di bawah kekuasaan Prancis sampai pemerintah Vietnam Selatan yang baru bisa didirikan. Dengan dukungan Amerika Serikat, Ngo Dinh Diem diangkat sebagai perdana menteri Vietnam Selatan.


1955

Amerika Serikat mulai memberikan bantuan militer kepada rezim Diem. Didorong kebijakan represif Diem, orang-orang komunis yang tinggal di Vietnam Selatan diorganisasi kelompok-kelompok bawah tanah dan mulai melakukan perang gerilya melawan rezim Diem. Pemberontak ini kemudian dikenal sebagai Viet Nam Cong San (Vietnam Komunis) atau Viet Cong.


1960

Gerilyawan komunis di Vietnam Selatan membentuk Front Nasional untuk Pembebasan Vietnam Selatan, juga dikenal sebagai Front Pembebasan Nasional (NLF). Vietnam Utara setuju memberi bantuan militer dan dana bagi NLF. Sementara Ho Chi Minh tetap menjadi presiden Vietnam Utara, dia mengundurkan diri sebagai pengambilan keputusan aktif karena faktor kesehatan.


1961

Amerika Serikat meningkatkan bantuan militer kepada Diem. Diem meningkatkan tindakan represif terhadap para pembangkang politik, tapi tetap tak dapat membasmi perlawanan Viet Cong.


1963

Diem terbunuh dalam kudeta militer.


1964

Kapal Amerika yang berpatroli di Teluk Tonkin diduga diserang kapal-kapal Vietnam Utara. Sekalipun serangan yang dikenal sebagai Peristiwa Teluk Tonkin ini tak pernah mendapat konfirmasi meyakinkan, AS menjadikannya alasan untuk perang penuh melawan pasukan komunis di Vietnam.


1965

Amerika Serikat memulai kampanye militer penuh terhadap Viet Cong di Vietnam Selatan. Keterlibatan langsung Amerika berlangsung hingga 1973.


1968

Dalam serangan militer besar-besaran, yang dikenal sebagai Serangan Tet, Viet Cong merebut kembali kota-kota di bawah pendudukan AS. Serangan ini mengubah opini publik di AS dan membuat AS mempertimbangkan penarikan pasukan mereka dari Vietnam.


1969

Ho Chi Minh meninggal dunia pada 2 September di usia 79 tahun.


Majalah Historia No. 5 Tahun I 2012

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim dikenal dengan julukan Napoleon dari Batak. Menyalakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda di tanah Simalungun.
Antara Raja Gowa dengan Portugis

Antara Raja Gowa dengan Portugis

Sebagai musuh Belanda, Gowa bersekutu dengan Portugis menghadapi Belanda.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page