top of page

Sejarah Indonesia

Nangke Lande Punye

Nangke Lande Punye Cerite

Lagu populer Benyamin yang pernah diprotes. Connie Sutedja punya pengalaman lain soal lagu jenaka ini.

20 April 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Koleksi pribadi potret lawas Connie Sutedja yang masih disimpannya mengingat masa jayanya di 1970-an, termasuk saat membintangi film-film komedi Benyamin S (Foto: Randy Wirayudha)

SALING ledek dengan kalimat pedas jadi klimaks persaingan Ratmi (Ratmi B-29) dan Connie (Sutedja), janda tetangga Ratmi. Beny (Benyamin S) yang membela pacarnya, Ratmi, latah ikut mengolok-olok Connie yang tak laku-laku lewat sebuah lagu jenaka nan menggelitik: “Nangke Lande”.


Nangke Belande diencot-encot jande. Jande kagak laku ketiban nangke lande. Yang mane jande yang mane ikan pede. Gue perthatiin due-duenye same.” Begitulah bagian reff lagu bertajuk “Jande Tue” yang –lebih populer di kalangan awam sebagai “Nangke Lande”– digunakan Beny untuk mengejek Connie.


Lagu ciptaan Benyamin S itu jadi ornamen penting dalam film komedi Ratu Amplop (1974). Salah satu film dari “semesta” komedi Benyamin itu yang tak hanya meledak di pasaran nasional tapi juga di mancanegara.


“Sampai ke Malaysia dan Singapura pun diputarnya dulu lama itu di bioskop-bioskop sana karena memang juga sukses besar film-film Benyamin di sana,” kata Connie Sutedja kala mengenang kiprahnya di layar lebar dengan Benyamin, kepada Historia, 11 April 2019.


Dianggap Menghina Janda


Dalam sebuah kesempatan, Benyamin mendendangkan “Nangke Lande” di sebuah acara malam di TVRI. Nahas, show itu ternyata menuai protes. Soeseno, pemirsa asal Jatinegara, menganggap lagu itu menghina para janda. Pemirsa itu pun melayangkan protesnya lewat surat pembaca di Kompas, 22 Januari 1975.


Benyamin yang mengaku tak punya niat menghina para janda, memberi tanggapan juga lewat surat terbuka yang lantas dimuat di Kompas, 3 Februari 1975. “Saya baca surat Sdr. Soeseno, Otista III/Belakang 31 Bonanra (Kebon Nanas Utara) perihal ‘Benyamin S. Jangan Menghina Janda’ dalam lagunya ‘JANDE TUE’. Dengan rasa rendah hati, saya mengucapkan beribu-ribu terimakasih yang ikhlas atas tulisan tersebut, sehingga merupakan kontrol diri saya dalam menempuh karier dan kehidupan,” ungkap Benyamin, sebagaimana dikutip Wahyuni dalam Kompor Mleduk Benyamin S: Perjalanan Karya Legenda Pop Indonesia.


Lebih lanjut, Benyamin meminta maaf jika ada janda-janda yang tersinggung. Selebihnya, seniman legendaris Betawi itu juga menguraikan maksud lagu itu khusus merujuk pada karakter janda yang diperankan Connie Sutedja dalam film Ratu Amplop, bukan secara umum kepada para janda.


Potongan adegan Benyamin S &amp Connie Sutedja dalam film Ratu Amplop (Foto: Gambar Tangkap Dailymotion)
Potongan adegan Benyamin S &amp Connie Sutedja dalam film Ratu Amplop (Foto: Gambar Tangkap Dailymotion)

Benyamin menciptakan lagu itu juga untuk “pembelajaran” bersama agar masyarakat, terutama kaum Hawa, tak mencontoh kelakuan si janda yang diperankan Connie dalam film itu. Karakter janda yang diperankan Connie suka mencela dan menghina orang lain hingga akhirnya jauh dari jodoh.


“Begitulah lagu yang saya ciptakan yang sesuai dengan skenario. Jadi bukan semata-mata ditujukan kepada semua janda. Tobat-tobat betul kalau lagu itu saya tujukan kepada semua janda. Saya takut kalau janda-janda tersinggung, saya bisa diboikot semua janda. Padahal ibu saya, kakak saya, adik saya, keponakan saya juga janda yang semoga tidak ikut-ikutan Connie Sutedja di dalam film Ratu Amplop,” tutup Benyamin dalam suratnya.


Dikenang hingga Negeri Tetangga


Terlepas dari protes terhadap lagu itu, Connie menikmati anugerah lain ketenaran “Nangke Lande” yang tak hanya punya kesan mendalam di “Negeri +62” namun juga sampai ke negara tetangga. Pengalaman itu dia dapat saat tengah berlibur bersama anak, menantu, dan kedua cucunya ke Singapura pada 2011 silam.


“Kita di sana kan menyewa mobil gede, sopirnya orang India, mirip (penyanyi) A. Rafiq. Pas lagi nyopirin kita, dia nengok-nengok terus ke belakang sampai benar-benar mengenali saya. ‘I know you. You film star, yes?’ Langsung dia nyanyi itu: ‘Nangke lande diencot-encot jande,’ sambil nyetir. Cucu-cucu saya ketawa ngakak,” kenang Connie.


Sepanjang jalan, sang sopir pun lantas bercerita bahwa ia fans berat film-film Benyamin. Selain hobi nonton film-film Benyamin, sopir India itu juga mengoleksi album-album Benyamin.


“Dia penggemar sudah lama karena memang film-film Benyamin diputar terus di sana, sampai satu bulan (diputar) di bioskop sana. Begitu selesai mengantarkan kita, dia bilang akan kasih diskon, syaratnya hanya diminta berfoto bareng,” tutup Connie yang menikmati potongan harga sewa mobil gara-gara lagu itu.



Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page