top of page

Sejarah Indonesia

Nasib Pni Setelah

Nasib PNI Setelah Fusi

Penggabungan partai-partai menjadi PDI mengakhiri cerita PNI. Unsur PNI yang mayoritas dalam PDI tidak solid bahkan konflik.

7 Oktober 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Musyawarah Nasional PNI tanggal 27-28 Januari 1973 membicarakan masalah fusi partai, antara lain PNI, ke dalam Partai Demokrasi Indonesia tanggal 10 Januari 1973. (Repro Banteng Segitiga).

Diperbarui: 2 Jun

RABU, 10 Januari 1973, pukul 20:00 malam, Sekretariat Partai Nasional Indonesia (PNI) di Salemba Raya, Jakarta ramai dengan kedatangan beberapa pimpinan partai politik. Mereka mewakili partainya masing-masing: Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Murba. Di luar gedung, wartawan setia menunggu hasil pembicaraan para pemimpin kelima partai politik itu.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Kiprah Menteri Bersandal

Kiprah Menteri Bersandal

Pada masa S.K. Trimurti menjabat menteri perburuhan lahir undang-undang perburuhan yang berpihak pada perempuan dan anak-anak sekaligus dianggap tonggak bagi perjuangan buruh di Indonesia.
Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Di balik koleksi diorama hingga alutsistanya, Museum Satria Mandala ketika masih Wisma Yaso jadi saksi bisu kegetiran hari-hari terakhir Sukarno.
bottom of page