- Amanda Rachmadita
- 29 Agu
- 3 menit membaca
DI awal kemunculannya di hadapan publik, Oliver kerap direpresentasikan sebagai humanzee (chuman, manpanzee, chumanzee) atau hasil dari hibrida simpanse dan manusia. Setelah ditangkap pada awal 1960-an di Afrika, Oliver segera menarik perhatian karena penampilannya berbeda dibandingkan simpanse lain.
“Oliver dilaporkan memiliki pola kromosom yang berada di antara manusia dan simpanse, dan beberapa ciri yang membedakannya yakni ia kurang berbulu, memiliki bau tubuh yang aneh, memiliki fitur wajah mirip manusia, cenderung berjalan dengan dua kaki, dan tidak berinteraksi dengan baik dengan primata lain,” tulis John Sorenson dalam Ape.
Menurut Constance Holden dalam “‘Mutant’ Chimps Gets Gene Check”, termuat di Science, New Series, Vol. 274, No. 5288, 1 November 1996, Oliver yang memiliki tinggi 1,2 meter dan berat 50 kilogram datang dari Afrika Barat. Ia dipaksa tampil di pertunjukan hewan dan berhasil membuat pengunjung terkesima dengan postur tegaknya dan kepala kecil yang memiliki fitur seperti kepala manusia.
Namun, yang paling memikat orang adalah sikap dan gerak-gerik Oliver secara keseluruhan. Tindak-tanduknya dianggap seperti manusia. Ia duduk tegak dan bersila di kursi, memegang cangkir kopi atau gelas bourbon dan minuman 7UP yang dia campur sendiri. Di waktu lain, ia berkeliling properti pelatih sirkusnya dengan gerobak dorong, mengosongkan jerami dan rumput dari kandang. Tidak hanya itu, ketika sedang menonton televisi, Oliver pun menangis saat menyaksikan adegan-adegan dramatis.
Pelatih hewan mempromosikan Oliver sebagai missing link, memamerkannya di televisi dan panggung pertunjukan. Kendati pemiliknya menyebut Oliver menikmati hidup dan bersantai, Sorenson menyebut primata ini mengalami kekejaman yang biasa dialami kera yang ditahan. Seperti halnya hewan lain yang didomestikasi, gigi Oliver dicabut untuk mencegah ia menggigit penangkapnya.
“Kisah beredar bahwa seksualitas Oliver yang mulai berkembang membuatnya sering menggoda istri pelatihnya, dan missing link yang merokok cerutu dan minum sherry itu pun segera dijual kepada pemilik pertama dari serangkaian pemilik yang ingin memanfaatkan keunikan Oliver,” tulis Charles Siebert dalam The Wauchula Woods Accord: Toward a New Understanding of Animals.
Pada pertengahan 1970-an, popularitas Oliver semakin meningkat. Ia terbang dengan pesawat charter 747 dan tampil di acara televisi di berbagai negara. Primata itu bahkan menjadi hit besar yang bertahan lama di Nippon TV Jepang.
Oliver berakhir di tangan sejumlah pelatih hewan di West Coast, pemilik atraksi pinggir jalan dengan nama seperti Enchanted Village atau Gentle Jungle. Oliver menjadi bintang dengan sebutan “setengah manusia, setengah kera” dalam pertunjukan dan atraksi yang menampilkan makhluk-makhluk aneh. Namun, setelah pemilik terakhir menutup tempatnya pada 1986, Oliver dikirim ke fasilitas laboratorium penelitian di Pennsylvania selama tujuh tahun sebelum menetap di suaka primata swasta kecil di luar San Antonio, Texas.
Menurut Sorenson, setelah bertahun-tahun dipamerkan sebagai makhluk aneh, Oliver dijual untuk dijadikan objek uji coba biomedis dan kosmetik. Oliver menghabiskan tujuh tahun di kandang yang begitu kecil hingga mengalami atrofi otot. Setelah video rahasia oleh “People for the Ethical Treatment of Animals” mengungkap kondisi mengerikan terkait penahanannya, Oliver dikirim ke suaka hewan Primarily Primates di Texas. Di sana, ia tinggal di kandang yang luas dan terbuka.
Popularitas Oliver menunjukkan bahwa primata yang dijuluki humanzee itu sukses menarik perhatian jutaan pasang mata di seluruh dunia. Tak sedikit yang memandangnya sebagai bukti teori evolusi, meski banyak juga yang meyakini Oliver sesungguhnya seratus persen simpanse.
Mengenai hal ini, Ann C. Paietta dan Jean Kauppila menulis dalam Famous Animals in History and Popular Culture, pemilik Enchanted Village di Buena Park, California, tempat di mana Oliver ditampilkan sebagai hasil hibrida manusia-kera atau spesies baru, Ralph Helfer menyebut Oliver memiliki sifat-sifat yang sangat mirip manusia. Ia menyukai es krim kelapa, dan makanan itu mendapat sorakan serta teriakan paling keras. Di sisi lain, jika ia tidak menyukai suatu makanan, Oliver akan mengembalikan mangkuknya, seperti halnya ketika ia mencoba puding pistachio tanpa gula.*













Komentar