top of page

Sejarah Indonesia

Sarimin Tak Pergi Ke

Sarimin (Tak) Pergi ke Pasar

Topeng monyet merupakan salah satu hiburan mengamen paling umum. Menghibur anak-anak, tetapi memprihatinkan karena monyet kesakitan.

Oleh :
19 Juni 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Pertunjukan topeng monyet. (Charles Breijer/Het Geheugen).

SUARA tambur mengalun, atraksi topeng monyet pun dimulai. Anak-anak dan dewasa mengeliling. “Sarimin pergi ke pasar,” perintah sang dalang. Dia lalu memberikan tas dan payung kecil kepada seekor monyet. Sang monyet pun berjalan berkeliling sejauh tali yang mengikat lehernya. Sang dalang kemudian memberikan motor-motoran, kuda-kudaan, dan gerobak dorong, tentu semuanya berukuran kecil.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Setelah Lama Berpuasa

Setelah Lama Berpuasa

Setelah Orde Baru tumbang, partai-partai berbasis NU didirikan dan berebut suara warga nahdliyin. Tak semuanya bertahan.
Warisan Jaringan Gas Kolonial

Warisan Jaringan Gas Kolonial

Sempat mandeg karena perang, perusahaan gas Belanda beroperasi kembali tapi kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Bagaimana nasib warisan kolonial ini?
NU Seteru Orde Baru

NU Seteru Orde Baru

Nahdlatul Ulama berperan dalam lahirnya Orde Baru. Namun, NU melawan rezim militer itu karena menganggap Islam sebagai kekuatan yang membahayakan bagi kekuasaan.
Dasar NU Mendukung Bung Karno

Dasar NU Mendukung Bung Karno

Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.
NU Mengamankan Benteng Pertahanan

NU Mengamankan Benteng Pertahanan

NU selalu bertahan dalam pemerintahan demi mengamankan benteng pertahanannya: Kementerian Agama.
bottom of page