top of page

Sejarah Indonesia

Orang Eropa Asli Berkulit

Orang Eropa Asli Berkulit Gelap

Sebuah penelitian mengungkapkan fakta sejarah baru: nenek moyang manusia Eropa berkulit gelap.

1 Agustus 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Asal-Usul Manusia, Manusia Eropa, Asal-Usul Orang Eropa, Orang Eropa, Sejarah, Sejarah Indonesia

KEINGINTAHUAN yang besar akan asal usul manusia Eropa, telah mejadi alasan kuat Bryan Clifford Sykes untuk memperdalam ilmu genetika manusia. Profesor di Oxford University, Inggris, ini memiliki peran yang amat penting dalam mengungkap gambaran nenek moyang bangsa Eropa yang sejatinya berkulit gelap. Amat jauh berbeda dengan keadaan sekarang.


Dalam bukunya, The Seven Daughters of Eve: The Science That Reveals Our Genetic Ancestry, Bryan menjabarkan penelitiannya tentang Cheddar Man, sosok manusia modern permulaan yang hidup di Inggris. Manusia dari 10.000 tahun lalu inilah yang mewariskan gennya kepada 10 persen populasi masyarakat Eropa sekarang.


“Tidak mudah melihat sosok yang hanya menyisakan tulang-belulangnya saja. Tetapi saya mulai dapat membayangkan struktur tubuh dan kulitnya dari konstuksi tengkorak yang ada ini,” tulis Bryan.


Fosil Cheddar Man ditemukan pada 1903 di Gua Gough di Cheddar Gorge, Somerset, Inggris. Peneltian yang dilakukan Natural History Museum London dan University College London terhadap fosil tersebut menghasilkan sejumlah fakta yang mencengangkan: manusia Eropa bermata biru, bekulit gelap, dan berambut ikal hitam.


Leluhur Cheddar Man berasal dari Afrika. Mereka kemudian bermigrasi ke Timur Tengah hingga sampai di barat Eropa. Dari sini mereka menyebar ke berbagai wilayah di dataran utama Eropa dan Britania Raya.


Untuk membuktikan ikatan gen Cheddar Man di dalam tubuh manusia Eropa masa kini, para peneliti dari Oxford University dan Natural History Museum mengambil sampel DNA sang manusia purba lalu membandingkannya dengan masyarakat yang tinggal di Cheddar, Somerset, dekat tempat ditemukannya Cheddar Man.


Hasil uji genetika yang ditulis oleh Mariette DiChristina, seorang jurnalis sains, di dalam majalah Popular Science Juni 1997, menyebut jika sampel DNA Cheddar Man yang diujikan itu cocok dengan gen sejumlah orang di Cheddar. Ada sebagian orang yang secara susunan genetika mirip dengan Cheddar Man. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat Eropa, walau sudah berubah secara fisik, masih mewariskan genetika yang sama dengan manusia permulaan di sana.


Analisis DNA Cheddar Man itu juga menguak fakta jika dahulu tak ada manusia yang memiliki varian genetika berkulit dan berambut terang seperti dominan penduduk Eropa sekarang. Bahkan manusia purba dari Inggris ini memiliki kedekatan dengan fosil manusia yang ditemukan di Spanyol, Luxemburg, dan Hongaria.


Arkeolog Tom Both dalam situs resmi Natural History Museum, nhm.ac.uk, meyakini kalau manusia yang datang ke Eropa ribuan tahun lalu memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat. Mereka dapat menyesuaikan kondisi iklim di Eropa, sehingga lambat laun warna kulitnya berubah menjadi terang.


“Kulit pucat lebih baik dalam menyerap sinar UV dan membantu manusia mengindari kekurangan Vitamin D di daerah yang kurang sinar matahari,” ungkapnya.


Berbagai penelitian telah membuktikan: manusia yang tinggal di daerah tropis dengan cahaya matahari berlimpah memiliki cara beradaptasinya sendiri, yakni memperbanyak lapisan melanin di kulit. Hal itulah yang membuat mereka memiliki ragam warna kulit. Sementara manusia yang hidup di daerah sub-tropis akan mengurangi lapisan melanin agar dapat menyerap cahaya matahari secara optimal. Kulit mereka pun akhirnya terlihat pucat dan lebih terang.


Sementara perihal penduduk berkulit gelap yang kini tersebar di Eropa datang pada era yang terbilang baru. Jauh setelah Cheddar Man, dan manusia sezamannya beradaptasi dengan iklim Eropa. Melalui makalah, Menjadi Manusia Indonesia: Menafsir Ernst Mayr, Richard Leakey, dan Matt Ridley disajikan dalam acara “Kajian Sains Populer: Asal Usul Manusia Indonesia,” Ahmad Arif (penulis dan wartawan Kompas) menyebut jika mereka kebanyakan datang dari Afrika dan Asia.


“Menurut sensus penduduk Inggris tahun 2011, hanya 2 persen warga daerah asal Cheddar Man di Somerset yang mengaku berkulit hitam (Black and Minority Ethnic). Selebihnya mengaku sebagai White British atau kulit putih Inggris,” kata Ahmad.


Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Sumatra Utara dan Aceh dulu juga pernah dilanda banjir parah. Penyebabnya sama-sama penebangan hutan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Niatnya Membuka Jalur Rempah, Pelaut Belanda Nyasar ke Pulau Paskah

Niatnya Membuka Jalur Rempah, Pelaut Belanda Nyasar ke Pulau Paskah

Menguak misteri patung-patung raksasa di Pulau Paskah. Pertamakali diamati seorang pelaut Belanda secara tak sengaja ketika hendak membuka jalur rempah.
bottom of page