top of page

Sejarah Indonesia

Pendekatan Sejarah Untuk Konflik Papua

Pendekatan Sejarah untuk Konflik Papua

Pemahaman sejarah Papua dapat menjadi alternatif solusi mengatasi konflik.

24 September 2013

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Anak-anak Papua sedang memainkan flute, 1955. (KITLV).

Anak-anak Papua sedang memainkan flute, 1955. (KITLV).


DALAM sejarah Indonesia, penulisan sejarah Papua kurang mendapatkan tempat. Porsi pembahasan tidak berimbang, lebih banyak membahas Jawa. Padahal, sebagai kesatuan sejarah yang utuh, Papua berhak mendapatkan tempatnya dalam sejarah.


“Anak-anak Papua lebih memahami tentang sejarah Majapahit, Sriwijaya, dan sejarah-sejarah lain di luar Papua. Sementara mengenai sejarah Papua sendiri, mereka buta,” ujar Bernarda Materay, penulis buku Nasionalisme Ganda Orang Papua, dalam seminar di Universitas Indonesia, 24 September 2013. Dalam bukunya, Bernarda membahas mengenai nasionalisme Indonesia dan nasionalisme Papua. Pembicara lain dalam seminar tersebut adalah sejarawan Anhar Gonggong.


Sejarah Papua penting diangkat ke permukaan, bersanding sejajar dengan sejarah daerah lain di Indonesia. Kebutuhan akan rekonstruksi sejarah Papua sangat diperlukan agar generasi muda dapat mengetahui masa lalunya dan tak kehilangan identitas.



Terabaikannya sejarah Papua membuat rakyat Papua dilanda kebingungan. Mereka merasa tak mendapatkan pijakan pengetahuan mengenai masa lalunya. Bernarda pernah mendapat komentar dari seorang elit Papua yang mengatakan “Sejarah kami tidak pernah tertuang, kami punya masa lalu terpotong-potong, jadi kami bingung masa lalu kami seperti apa?”


Bernarda menilai pemahaman sejarah Papua akan menjadi solusi alternatif bagi penyelesaian konflik di Papua, baik konflik komunal maupun separatis. Selama ini, untuk mengatasi konflik di Papua, pemerintah pusat melakukan beberapa cara: militer, ekonomi, kesejahteraan, sosial dan budaya, hingga melalui otonomi khusus dan Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B). Berbagai usaha pemerintah ini nyatanya belum berhasil meredam konflik. Bernarda percaya, konflik-konflik yang terjadi di Papua berakar pada kurangnya pemahaman sejarah Papua.


Pemerintah mengabaikan pendekatan sejarah dalam penyelesaian konflik maupun dalam usaha pembangunan. Padahal, pemahaman sejarah yang baik akan dapat memberikan berbagai keuntungan. “Pembangunan selama ini dilakukan dengan ketidaktahuan sejarah atau tidak berdasarkan atas pengetahuan sejarah. Ini hal penting karena proses pengindonesiaan kita,” ujar Anhar Gonggong.



“Sejarah Papua akan menjadi acuan dasar bagi pemerintah baik pusat maupun daerah mencari dan menentukan cara yang tepat dan bermartabat dalam mengeluarkan setiap kebijakan untuk membangun orang Papua demi memperkuat integrasi Indonesia,” ujar Bernarda.


Dengan pendekatan sejarah, pemerintah akan dapat menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan berbagai masalah di Papua maupun di daerah lain. “Jika kita memahami sejarah, kita tidak akan memberikan penafsiran yang keliru. Dan bagi pemerintah, dengan memahami sejarah, pemerintah dapat melakukan pendekatan yang tepat atas berbagai masalah yang ada,” ujarnya.


“Berbagai hal tentang keindonesiaan kita di Papua tidak akan pernah kita pahami tanpa adanya pemahaman sejarah,” ujar Anhar Gonggong.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
NU Seteru Orde Baru

NU Seteru Orde Baru

Nahdlatul Ulama berperan dalam lahirnya Orde Baru. Namun, NU melawan rezim militer itu karena menganggap Islam sebagai kekuatan yang membahayakan bagi kekuasaan.
Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Setelah menumpas PKI, rezim Orde Baru kemudian menghabisi PNI dan NU. Dengan begitu Soeharto dapat berkuasa selama tiga dekade.
Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

HR Rasuna Said turut berguru pada Rahmah El Yunusiyah. Universitas Al-Azhar di Kairo terinspirasi membuka kampus khusus perempuan darinya.
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Dasar NU Mendukung Bung Karno

Dasar NU Mendukung Bung Karno

Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.
bottom of page