top of page

Sejarah Indonesia

Potret Demonstrasi Dari Masa Ke Masa

Potret Demonstrasi dari Masa ke Masa

Cerita berbagai aksi unjuk rasa mahasiswa dan buruh dari zaman ke zaman. Gerakan yang ikut mewarnai dan menentukan perjalanan sejarah bangsa.

10 Oktober 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Aksi unjuk rasa menolak revisi UUK di Jakarta. ( Foto : Fernando Randy/Historia )

Situasi Indonesia akhir-akhir ini kurang menyenangkan. Berbagai masalah datang silih berganti. Dari pandemi, PHK massal, sampai kerusuhan terkait pengesahan Undang Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang prosesnya kontroversial itu. Ribuan massa dari elemen buruh, mahasiswa, dan pelajar turun ke jalan menolak undang-undang yang disebut juga sebagai Omnibus Law. Mereka berdemonstrasi dari 6 Oktober. Kemudian demo berujung pada kerusuhan di beberapa tempat seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Makassarpada 8 Oktober 2020.


Mahasiswa saat berunjuk rasa di kompleks gedung DPR/MPR tahun 2019. (Fernando Randy/Historia.id).
Mahasiswa saat berunjuk rasa di kompleks gedung DPR/MPR tahun 2019. (Fernando Randy/Historia.id).

Keterlibatan mahasiswa dalam pergolakan politik Indonesia bukan hal baru. Tercatat pada 1908, mahasiswa Indonesia mendirikan Boedi Oetomo sebagai wadah pemikiran kritis dengan misi utama untuk menumbuhkan kesadaran kebangsaan Jawa dan menuntut terselenggaranya pendidikan di kalangan rakyat anak negeri.


Setelah kemerdekaan, gerakan mahasiswa mempunyai corak berbeda. Tak hanya berkutat pada buku dan pemikiran, tetapi juga aksi turun ke jalan. Ini misalnyaterjadi pada 1966 ketika negara berada dalam centang perenang ketidakpastian akibat peristiwa G30S. Mahasiswa mendatangi gedung Sekretariat Negara untuk menuntutpembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga sembako yang saat itu melambung tinggi.


Salah satu demonstrasi di Jakarta tahun 1966. (geheugen.delpher.nl).
Salah satu demonstrasi di Jakarta tahun 1966. (geheugen.delpher.nl).

Para mahasiswa yang berunjuk rasa tahun 1966. (Repro 30 Tahun Indonesia Merdeka).
Para mahasiswa yang berunjuk rasa tahun 1966. (Repro 30 Tahun Indonesia Merdeka).

Ratusan mahasiswa saat berunjuk rasa pada 1966 di Jakarta. (geheugen.delpher.nl).
Ratusan mahasiswa saat berunjuk rasa pada 1966 di Jakarta. (geheugen.delpher.nl).

Demonstrasi besar mahasiswa selanjutnya berlangsung pada 15 Januari 1974. Dalam peristiwa yang disebut Malari itu, mahasiswa dan pelajar memprotes besarnya investasi Jepang di Indonesia. Demonstrasi tersebut berujung kerusuhan.Toko-toko di Pasar Senen habis terbakar. Mobil-mobil rusak. Ratusan orang terluka. Sejumlah mahasiswa pun ditangkap.


Para mahasiswa dan pelajar melakukan protes pada tahun 1974 di Jakarta. (Wikimedia Commons).
Para mahasiswa dan pelajar melakukan protes pada tahun 1974 di Jakarta. (Wikimedia Commons).

Salah satu mobil yang dibakar pada demonstrasi Malari di Jakarta. (Wikimedia Commons).
Salah satu mobil yang dibakar pada demonstrasi Malari di Jakarta. (Wikimedia Commons).

Kemudian pada 1998, mahasiswa kembali menggelar demo besar-besaran. Aksi mereka didorong oleh berbagai macam krisis yang melanda Indonesia. Demonstrasi besar itu bergulir dari Maret dan mencapai puncaknya pada Mei ketika empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak aparat. Demonstrasi mereka sedikit mereda ketika Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.


Mahasiswa dari seluruh Jakarta bersatu menduduki DPR/MPR pada 19 Mei 1998. (Hendi Jo/Historia.id)
Mahasiswa dari seluruh Jakarta bersatu menduduki DPR/MPR pada 19 Mei 1998. (Hendi Jo/Historia.id)

Rombongan mahasiswa dari Keluarga Mahasiswa Universitas Nasional (KM UNAS) saat memasuki komplek DPR/MPR pada 19 Mei 1998. (Hendi Jo/Historia.id).
Rombongan mahasiswa dari Keluarga Mahasiswa Universitas Nasional (KM UNAS) saat memasuki komplek DPR/MPR pada 19 Mei 1998. (Hendi Jo/Historia.id).

Kisah demonstrasi baik mahasiswa maupun buruhdi Indonesia tidak selesai sampai di sini. Demonstrasi terus bermunculan hingga saat ini. Bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai keputusan pemerintah.


Demonstrasi buruh di DPR/MPR tahun 2012. (Fernando Randy/Historia.id).
Demonstrasi buruh di DPR/MPR tahun 2012. (Fernando Randy/Historia.id).
Demonstrasi buruh di Jakarta tahun 2012. (Fernando Randy/Historia.id).
Demonstrasi buruh di Jakarta tahun 2012. (Fernando Randy/Historia.id).

Demonstrasi buruh di sekitar Sarinah tahun 2019. (Fernando Randy/Historia.id).
Demonstrasi buruh di sekitar Sarinah tahun 2019. (Fernando Randy/Historia.id).

Ratusan mahasiswa saat berunjuk rasa di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
Ratusan mahasiswa saat berunjuk rasa di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

Ratusan mahasiswa berunjuk rasa di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
Ratusan mahasiswa berunjuk rasa di Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

Demonstrasi menolak Omnibus Law di Jakarta tahun 2020. (Fernando Randy/Historia.id).
Demonstrasi menolak Omnibus Law di Jakarta tahun 2020. (Fernando Randy/Historia.id).

Demonstrasi menolak Omnibus Law di Jakarta tahun 2020. (Fernando Randy/Historia.id).
Demonstrasi menolak Omnibus Law di Jakarta tahun 2020. (Fernando Randy/Historia.id).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page