- Randy Wirayudha

- 19 Agu 2019
- 2 menit membaca
ANGIN di Los Angeles State Historic Park, Amerika Serikat hari itu tengah bersahabat. Embusannya nan sepoi-sepoi mengibarkan tiga bendera dwiwarna, Merah-Putih yang tengah diusung 17 anak Indonesia di atas panggung. Lantas sayup-sayup lagu kebangsaan “Indonesia Raya” syahdu terdengar dinyanyikan Niki membuka penampilannya.
Sekira 25 ribu penonton Head in The Clouds Festival di Los Angeles, Sabtu (17/8/2019) jadi saksi. Bagaimana Niki, salah satu performer 88 Rising asal Indonesia begitu bangga pada negerinya yang tengah berulangtahun ke-74 di hari itu.
Memang Niki tak menyanyikannya lengkap, namun setidaknya 25 ribu fans di Negeri Paman Sam itu menjadi sangatsadarakan sebuah negeri di belahan bumi lain yang tengah berulang tahun. Penghayatannya lebih terasa saat nyanyian “Indonesia Raya” dari Niki itu dibarengi rekaman suara pembacaan teks proklamasi Sukarno.
Niki juga tampil dengan busana stylish, seksi, namun sangat “Indonesia” dengan perpaduan warna merah dan putih. Tidak hanya Niki bintang asal Indonesia yang tampil di panggung utama festival, ada Rapper Rich Brian yang tak mau kalah unjuk identitas ke-Indonesia-annya.
Rich Brian tampil menutup puncak acara dengan tembang-tembang andalannya. Di lagu terakhir, Rich Brian menampilkan sejumlah cuplikan kehidupan di Jakarta. Tak lupa sebelum berpamitan dengan penonton, ia menampilkan sang dwiwarna di videotron raksasa yang jadi latar panggung utama.

Festival itu sendiri diprakarsai 88Rising yang selama ini juga menaungi sejumlah musisi Indonesia, seperti Niki dan Rich Brian. Selain keduanya, sedianya 88Rising juga memberi panggung pada empat musisi muda lainnya, meski tak di panggung utama: Devinta, Moneva, Arta dan Marcello.
Tampilnya mereka tak lain buah kerjasama 88Rising dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI yang meluncurkan program akselerasi ICINC (Indonesia Creative Incorporated): Indonesia Rising. Melihat reaksi 25 ribu penonton yang “khusyuk” kala “Indonesia Raya” berkumandang dan heboh ketika dwiwarna nongol di videotron, nampak pengusungan indentitas kebangsaan cukup berhasil.
Pasalnya selain para musisi Indonesia, Head in the Clouds Festival ini juga memberi panggung untuk tampilnya sejumlah musisi mancanegara lain: Jepang, China, Korea Selatan dan Malaysia. Memang hanya para penampil Korea (iKON) dan China (Higher Brothers) yang berani membawa musik dengan bahasa sendiri.
Para musisi lain tampil membawakan musik dengan bahasa Inggris tanpa menampilkan visual identitas negeri mereka. Namun hanya para musisi Indonesia yang berani turut menampilkan visual dan bahkan lagu kebangsaannya sendiri di festival bertaraf internasional itu.










Komentar