top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Seniman Tolak Komersialisasi Taman Ismail Marzuki

Aksi protes berbentuk karya seni dari para seniman untuk kebijakan pemerintah Jakarta dalam mengelola TIM. Mereka mendukung revitalisasi tapi tidak untuk komersialisasi.

8 Feb 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan "silent action" di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).


Awan tebal menggelayut. Matahari tak kelihatan. Hampir turun hujan. Para pekerja berhelm proyek dan berompi oranye bergegas. Mereka meneriakkan aba-aba kepada rekannya di dalam ekskavator. Lengan ekskavator bergerak, menghantam dua bangunan di dekatnya. Gedung Galeri Cipta I dan Graha Bhakti Budaya roboh pelan-pelan menjadi puing.


Alat berat saat merobohkan gedung Graha Bhakti Budaya di Taman Ismail Marzuki. (Fernando Randy/Historia).
Alat berat saat merobohkan gedung Graha Bhakti Budaya di Taman Ismail Marzuki. (Fernando Randy/Historia).

Para seniman Ibukota resah. Tempat yang membersamai mereka sedari dulu, kini satu per satu hilang. Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, tengah direvitalisasi. Proyek ini sudah dimulai sejak tahun 2019 dan terus berlanjut hingga Februari 2020 meski protes dari seniman mengalir deras.


Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).
Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).

Salah satu protes datang dari para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM. Mereka merasa ada kejanggalan dalam proses revitalisasi TIM sejak awal. “Dari awal, kami seniman TIM, tidak pernah diajak diskusi mengenai rencana revitalisasi ini. Pemerintah terkesan sembunyi-sembunyi,” ujar Tatan Daniel (48), perwakilan seniman


Graha Bhakti Budaya ketika dirobohkan oleh alat berat. (Fernando Randy/Historia).
Graha Bhakti Budaya ketika dirobohkan oleh alat berat. (Fernando Randy/Historia).
Aksi salah satu seniman saat memprotes revitalisasi Taman Ismail Marzuki. (Fernando Randy/Historia).
Aksi salah satu seniman saat memprotes revitalisasi Taman Ismail Marzuki. (Fernando Randy/Historia).

Menurut Tatan, seniman bernama besar seperti Nano Riantiarno dan Putu Wijaya juga tak pernah didengarkan. Kedua seniman itu besar bersama TIM. Kekecewaan terbesar mereka adalah adanya rencana pembangunan hotel mewah.


Perwakilan Forum Seniman Peduli TIM Tatan Daniel usai melakukan unjuk rasa di TIM. (Fernando Randy/Historia).
Perwakilan Forum Seniman Peduli TIM Tatan Daniel usai melakukan unjuk rasa di TIM. (Fernando Randy/Historia).

Tatan menyebut hotel itu akan membuat TIM jadi komersial. Tapi hal tersebut dibantah oleh Pemerintah Provinsi Jakarta selaku penanggung jawab proyek revitalisasi TIM. Mereka bilang hanya ingin mendirikan wisma untuk seniman. 


Para pekerja saat merenovasi gedung Graha Bhakti Budaya di komplek TIM. (Fernando Randy/Historia).
Para pekerja saat merenovasi gedung Graha Bhakti Budaya di komplek TIM. (Fernando Randy/Historia).

Tatan tak percaya bantahan itu. “Kalau memang nantinya akan dibangun wisma untuk seniman, kami mau fungsi dan bentuk benar benar wisma, jangan seperti hotel mewah,” lanjut Tatan. Para seniman masih terus menggelar aksi tolak komersialisasi TIM. Bentuknya “Silent Action”. Aksi itu berlangsung tiap Jumat sore di depan pelataran TIM. 


Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).
Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).
Salah satu seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan kritik lewan karya seni di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).
Salah satu seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan kritik lewan karya seni di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).
Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).
Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).

Kritik terhadap revitalisasi juga keluar dari mulut Yayu Unru (57), aktor senior sekaligus dosen pengajar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dia mengaku kecewa pada keputusan Gubernur DKI Jakarta dan resah jika TIM nanti berubah fungsi menjadi pusat komersial. “Kalau TIM sudah dikomersialkan, bagaimana kita mau berkarya? Nantinya TIM hanya mementaskan karya-karya yang laku di pasaran. Karya yang mengikuti pasar. Bukan karya-karya yang bagus. Itu tidak benar,” kata Yayu. 


Alat berat saat merobohkan gedung Graha Bhakti Budaya TIM. (Fernando Randy/Historia).
Alat berat saat merobohkan gedung Graha Bhakti Budaya TIM. (Fernando Randy/Historia).
Suasana gedung Graha Bhakti Budaya usai di robohkan. (Fernando Randy/Historia).
Suasana gedung Graha Bhakti Budaya usai di robohkan. (Fernando Randy/Historia).
Suasana revitalisasi di depan gedung Planetarium TIM. (Fernando Randy/Historia).
Suasana revitalisasi di depan gedung Planetarium TIM. (Fernando Randy/Historia).

Protes para seniman terhadap revitalisasi tidak kunjung usai. Tapi tak tampak pula upaya dari Pemerintah Provinsi Jakarta untuk duduk bersama berdiskusi dengan mereka. Ini berbeda dari cara Ali Sadikin, Gubernur Jakarta dulu, dalam menyikapi segala hal menyangkut TIM dan seniman di dalamnya. 


Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).
Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM melakukan silent action di trotoar TIM. (Fernando Randy/Historia).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page