top of page

Sejarah Indonesia

Sepenggal Riwayat Kampung

Sepenggal Riwayat Kampung Ampel

Kampung Ampel yang jadi tempat wisata religi amat dekat dengan pergerakan. Masjidnya yang didirikan Sunan Ampel pernah jadi tempat kongres.

Oleh :
17 Juli 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

SUASANANYA begitu mirip dengan Pasar Tanah Abang atau Condet di Jakarta. Banyak orang Arab di dalamnya, pun segala macam barang terkait Arab dan Islam seperti kurma, Al Quran, baju muslim, dan lain-lain dijual di sini. Para pedagangnya juga bermacam-macam sekarang.

 

Namun, usia kampung ini jauh lebih tua. Kampung Ampel, demikian kampung ini dinamakan, bahkan salah satu yang tertua di kota Surabaya.

 

Dari namanya saja, kampung yang kadang disebut Ngampel ini akan membuat orang yang paham sejarah Islam di Nusantara mengaitkannya dengan salah satu Walisongo, Sunan Ampel. Ada yang memperkirakan, dia hidup dari tahun 1401 hingga 1481. Ada pula yang menyebut pada 1467 dia sudah tutup usia. Pemuka agama Islam asal Champa yang juga punya nama sebagai Raden Rakhmad itu tiba di sekitar Surabaya semasa Majapahit masih berdiri.

 

“Raden Rakhmad ditunjuk untuk tinggal di Desa Ngampel dan diberi kesempatan untuk menyebarkan Islam kepada penduduk di daerah itu,” catat Sarkawi B. Husain dalam Sejarah Masyarakat Islam Indonesia.

 

Sebuah masjid kemudian didirikan di sana sekitar tahun 1421. Jadi, umur Kampung Ampel sudah lebih dari 600 tahun.

 

Sebelum membangun masjid di Ampel Denta (Ampel Suci), Sunan Ampel telah membangun masjid dan pesantren di daerah Kembangkuning, Surabaya.

 

Sunan Ampel punya banyak murid. Di antaranya Raden Patah yang kelak raja di Demak, Raden Paku alias Sunan Giri, Raden Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang, dan Syarifuddin alias Sunan Drajat. Setelah tutup usia, Sunan Ampel dimakamkan di sebelah masjid yang dibangunnya.

 

Kampung yang berada di antara Kali Mas di barat dan Kali Pegirian di timur itu tidak jauh dari laut. Alhasil, Kampung Ampel kerap disinggahi para pedagang dari berbagai tempat. Tak terkecuali juga orang-orang Arab yang datang berdagang. Mereka berdagang dan tinggal turun-temurun di Kampung Ampel.

 

“Di Kampung Ampel itu pulalah tempat kelahiran A.R. Baswedan. Ia dilahirkan pada tanggal 9 September 1908,” catat Sutarmin dalam Abdul Rahman Baswedan: Karya dan Pengabdiannya.

 

Abdul Rahman Awad Baswedan adalah jurnalis sekaligus politisi yang mewakili orang-orang Arab dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Pada 2010, AR Baswedan diangkat menjadi Pahlawan Nasional RI.

 

Dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan, Kampung Ampel dekat dengan Sarekat Islam (SI), partai besar yang berjaya di bawah pimpinan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Koran Het Vaderland tanggal 13 Mei 1913 memberitakan, Sarekat Islam sejak berdiri telah digemari orang-orang dari Kampung Ampel, terutama di sekitar masjid besar Kampung Ampel. De Indisch Courant edisi 23 Maret 1931 menyebut, Masjid Ampel pernah menjadi tempat kongres Sarekat Islam, yakni pada Sabtu 21 Maret 1931 dari pukul 21.04 hingga pukul 04.00 dini hari.

 

Namun tak hanya Kongres Sarekat Islam yang pernah diadakan di Masjid Ampel. Koran Bataviaasch Nieuwsblad tanggal 4 Maret 1938 memberitakan, Kongres Al-Islam juga diadakan di Masjid Ampel. Kongres itu dihadiri para kyai seperti Wahab Wahib dari Nahdatul Ulama (NU), Kyai Fakih Usman dan Mas Mansoer dari Muhammadiyah, Syeikh Umar Hoobis (Al-Irsjad), dan Sekh Mohamad Hoesein Ba' aboed (Al-Charijah). Sekitar 4000 orang hadir di Masjid Ampel ketika kongres itu.

 

Kendati terus terjadi perubahan sosial-masyarakat setelah itu, termasuk perubahan orientasi terhadap Islam yang dilakukan penguasa militer Jepang semasa Perang Pasifik, Masjid Ampel tak pernah kehilangan pengunjung. Bahkan, di saat tentara Sekutu menguasai Surabaya yang memicu Pertempuran Surabaya, Masjid Ampel dijadikan salah satu tempat berlindung masyarakat dan juga rakyat-pejuang.

 

“Khalayak di Surabaya menceritakan bahwa, bagi para pejuang yang melawan pasukan Inggris dan Belanda pada masa perjuangan kemerdekaan, tak ada tempat yang lebih aman daripada masjid Ampel,” tulis antropolog Huub de Jonge dalam Garam, Kekerasan, dan Aduan Sapi: Esai-Esai tentang Orang Madura dan Kebudayaan Madura.

 

Hingga kini, saat zaman telah jauh berubah, Masjid Ampel tetap didatangi orang dari berbagai tempat. Termasuk para tokoh politik yang sekadar berziarah, “ngalap berkah”, ataupun mencari dukungan politik. Maka tak heran bila di salah satu sisi Kampung Ampel terdapat plang bertuliskan: Kampung Ampel, wisata religi tak pernah sepi. Tak hanya doa yang berkumandang, duit juga berputar oleh peziarah dan pedagang di Kampung Ampel itu.

 

“Sepanjang tahun, makam Sunan Ampel dikunjungi banyak sekali peziarah, terutama orang non-Arab, dari segala penjuru nusantara,” catat Huub de Jonge di buku lainnya, Mencari Identitas: Orang Arab Hadhrami di Indonesia 1900-1950.*

 

 

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Onghokham Sejarawan Selebritas

Onghokham Sejarawan Selebritas

Di kalangan para sejarawan, Onghokham paling populer di tengah publik karena produktif menulis di media massa. Dia menjadi media darling dan tamu langganan kedutaan asing.
Neraka di Ghetto Cideng

Neraka di Ghetto Cideng

Jepang menyatakan Kamp Cideng sebagai ghetto “terlindungi”. Kenyataannya, hidup para interniran seperti di neraka.
S.K. Trimurti Menyalakan Api Kartini

S.K. Trimurti Menyalakan Api Kartini

S.K. Trimurti ikut membangun Gerwani, organisasi perempuan paling progresif. Namun, Trimurti mengundurkan diri ketika Gerwani mulai oleng ke kiri dan dia memilih suami daripada organisasi.
Pesta Panen dengan Ulos Sadum dan Tumtuman

Pesta Panen dengan Ulos Sadum dan Tumtuman

Kedua jenis ulos ini biasa digunakan dalam pesta sukacita orang Batak. Sadum untuk perempuan dan Tumtuman bagi laki-laki.
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
bottom of page