top of page

Sejarah Indonesia

Soeharto Tantang Rambo Di Lapangan Golf

Soeharto Tantang Rambo di Lapangan Golf

Di tengah lawatannya ke Jakarta untuk meresmikan Planet Hollywood, Sylvester "Rambo" Stallone bertanding golf dengan Presiden Soeharto di Rawamangun. Soeharto menang.

28 Juli 2015

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Soeharto bertanding golf melawan Sylvester "Rambo” Stallone di lapangan golf Rawamangun. (Kompas, 22 Oktober 1994/Perpusnas RI).

JIKA tidak ada urusan kenegaraan, selain memancing, bermain golf adalah hobi Presiden Soeharto. Kegiatan ini dilakukannya terkadang bukan hanya untuk rekreasi, namun juga sebagai sarana pelicin kesepakatan-kesepakatan bisnis maupun politik.


Misalnya saja ketika Perdana Menteri Jepang, Zenko Suzuki, mengunjungi Jakarta pada 12 Januari 1981. Sebelum pertemuan kenegaraan berlangsung, sehari sebelumnya Soeharto dan Suzuki terlebih dahulu bermain golf di lapangan golf Rawamangun.


Namun, Jumat pagi, 21 Oktober 1994, Soeharto dikejutkan dengan sosok asing yang tiba-tiba muncul di lapangan golf Rawamangun. Dialah Sylvester Stallone, aktor laga kawakan yang memerankan John Rambo dalam serial film aksi Rambo yang tenar pada 1980-an. Sly, panggilan akrab Stallone, datang didampingi Bob Hassan dan Sudwikatmono, dua konglomerat bisnis yang terkenal dekat dengan Soeharto.


Kedatangan Sly bukan tanpa alasan. Dia direncanakan akan membuka cabang restoran Planet Hollywood di Jakarta, yang hak waralabanya di Indonesia dipegang oleh Martina, putri sulung Sudwikatmono.


“Setelah acara perkenalan, Sly diajak bermain golf oleh Pak Harto. Tidak tanggung-tanggung, saat itu, Pak Harto menawari main sembilan holes. Rupanya, tantangan itu langsung disanggupi oleh Rambo,” seperti diberitakan Jawa Pos, 21 Oktober 1994.


Permainan berlangsung satu jam. Dan selama itu "Rambo" kesulitan menghadapi kelihaian Smiling General, julukan Soeharto. Soeharto terus memimpin sampai ke hole sembilan. Sly hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Soeharto yang usianya menginjak 73 tahun. Permainan pun dimenangkan Soeharto.


“Pada Oktober, Soeharto yang terlihat bugar menyanggah semua pertanyaan soal kesehatannya dengan mengalahkan Sylvester Stallone dalam sembilan hole di lapangan golf Jakarta tempat dia biasa bermain tiga kali seminggu,” dikutip dari Asia Yearbook yang dikeluarkan oleh Far Eastern Economic Review, 1995.


You are the best player,” puji Sly, dibalas Soeharto dengan senyum khasnya. Keduanya kemudian menuju ruang istirahat untuk bercengkerama. Soeharto memberikan jamuan dan sebuah buku panorama alam Indonesia kepada Sly. Sly pun membalas dengan memberikan sebuah jaket berlogo Planet Hollywood kepada Soeharto.


Pertemuan tak berlangsung lama. Dengan diantar oleh Sly, Bob Hassan dan Sudwikatmono, Soeharto meninggalkan lapangan golf Rawamangun untuk menunaikan salat Jumat.


Malam harinya, Sly menuju Jalan Gatot Subroto untuk membuka Planet Hollywood Jakarta pada 22 Oktober 1994.


“….. Planet Hollywood menggemparkan Jakarta dengan mendatangkan Sylvester "Rambo" Stallone dan Bruce Willis. Bermodalkan nama tenar artis-artis Amerika inilah agaknya perut orang-orang Jakarta bisa dibuat lapar,” tulis majalah Eksekutif, 1995.


Peresmian Planet Hollywood Jakarta disambut antusias. Bahkan ketika Soeharto mengadakan pesta di Bali untuk merayakan peresmian tersebut, anak keempat Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau kerap dipanggil Titiek Soeharto, dilaporkan terlihat menari semalaman dengan bintang laga lainnya, Steven Seagal.


Planet Hollywood  yang berdiri pertama kali di New York pada 22 Oktober 1991 adalah sebuah restoran yang bertemakan dan terinspirasi oleh potret budaya populer Hollywood, dengan dukungan dana dari bintang-bintang tenar Hollywood kala itu seperti Sylvester Stallone, Bruce Willis, Demi Moore, dan Arnold Schwarzenegger.


Saat dibuka, Planet Hollywood Jakarta adalah cabangnya yang ke-16, dan yang kedua di Asia. Meski sudah banyak restorannya di Amerika yang ditutup akibat kesulitan finansial, saat ini masih terdapat dua restoran Planet Hollywood yang beroperasi di Indonesia. Satu di Jakarta, dan satunya lagi di Bali, tepatnya di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Badung, Kuta.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Film perdana Reza Rahadian, “Pangku”, tak sekadar merekam kehidupan remang-remang lewat fenomena kopi pangku. Sarat pesan humanis di dalamnya.
Soebandrio Tidak Menyesal Masuk Penjara Orde Baru

Soebandrio Tidak Menyesal Masuk Penjara Orde Baru

Soebandrio dikenal memiliki selera humor yang tinggi. Selama menjadi tahanan politik Orde Baru, dia mendalami agama Islam, sehingga merasa tidak rugi masuk penjara.
Khotbah dari Menteng Raya

Khotbah dari Menteng Raya

Tak hanya mendatangkan suara, Duta Masjarakat juga menjadi jembatan Islam dan nasionalis sekuler. Harian Nahdlatul Ulama ini tertatih-tatih karena minim penulis dan dana.
Lagi, Seruan Menolak Gelar Pahlawan Nasional Bagi Soeharto

Lagi, Seruan Menolak Gelar Pahlawan Nasional Bagi Soeharto

Wacana penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Soeharto kian santer. Dinilai sebagai upaya pengaburan sejarah dan pemutihan jejak kelam sang diktator.
Cerita dari Pengasingan Bung Karno di Rumah Batu Tulis

Cerita dari Pengasingan Bung Karno di Rumah Batu Tulis

Setelah terusir dari paviliun di Istana Bogor, Bung Karno melipir ke Hing Puri Bima Sakti alias Rumah Batu Tulis sebagai tahanan rumah.
bottom of page