top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Terpukau Revolusi Hijau

Sebuah revolusi mengubah pertanian Indonesia. Khazanah benih padi lokal terpinggirkan. Timbunan pupuk dan pestisida menjenuhkan sawah. Para petani pun menjadi ketergantungan yang memiskinkan.

23 Sep 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Soeharto memulai panen raya Gogo Rancah di Desa Roi, Bima, Nusa Tenggara Barat. (Perpusnas RI).

PADA 14 November 1985 pukul 10.45, konferensi ke-23 Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) di Roma, Italia, dibuka. Sekira 165 negara anggota mengirimkan wakilnya. Konferensi kali ini dikhususkan untuk memperingati 40 tahun FAO. J.B. Yonke, ketua konferensi FAO, membuka acara. Setelah memuji keberhasilan Indonesia dalam bidang pertanian dan swasembada beras sebagai “kinerja yang menakjubkan”, Yonke mempersilakan Presiden Soeharto untuk memberikan pidato. Tepuk tangan membahana.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page