top of page

Sejarah Indonesia

Ujung Galuh Dan Ujung Di

Ujung Galuh dan Ujung di Surabaya

Diperkirakan sebagian ahli Ujung Galuh adalah Surabaya. Meski Surabaya punya daerah yang kini bernama Ujung.

31 Juli 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Dermaga Ujung di Surabaya yang sekarang menjadi pusat Komando Armada II TNI AL sejak dulu merupakan daerah penting maritim. (Instagram Image, @koarmada2)

DI hadapan para kadet Koninklijk Instituut Marine (KIM/Institut Angkatan Laut Kerajaan Belanda) di Surabaya yang baru dilantik, hari itu Gubernur Jawa Timur Charles Olke van der Plas memberi sambutan. Pidatonya berisi hal yang menggugah, mengaitkan kondisi politik yang sedang “sakit” dengan sejarah Surabaya yang masyhur.

 

“Dapat dipastikan bahwa di pangkalan angkatan laut inilah, Oedjoeng Galoeh (Ujung Galuh) kuno yang dulunya merupakan pangkalan angkatan laut kekuatan maritim itu, yang armadanya enam abad lalu menguasai seluruh Kepulauan Nusantara, Malaka, pesisir Indo-Cina, dan Filipina,” terang van der Plas seperti diberitakan Bataviasch Nieuwsblad tanggal 7 Agustus 1940.

 

Kala itu KIM Surabaya yang baru seumur jagung, baru saja meluluskan para siswanya. Hal tersebut amat membantu militer Hindia Belanda. Sebab, KIM Den Helder di Belanda sudah tak bisa mencetak perwira Angkatan Laut lagi lantaran Belanda sudah diduduki Jerman Nazi. Terlebih, para kadet yang baru dilantik itu juga berisi orang-orang pribumi seperti Nasis Djajadiningrat, Adjiwibowo, dan Sidik Muliono.

 

Lokasi KIM berada di Ujung Galuh, yang kadang disebut sebagai Hujung Galuh. Di masa lalu, sumber Tiongkok menyebutnya Jung ya-lu, merujuk pada sebuah pelabuhan niaga penting di timur Jawa pada zaman Hindi Kuno. Pelabuhan itu adalah pelabuhan antar-pulau.

 

“Lokasi Hujung Galuh diperkirakan terletak di Surabaya. Tetapi JG de Casparis tidak sependapat dengan dugaan tersebut. Dikatakannya bahwa Hujung Galuh itu mungkin terletak tidak jauh dari Mojokerto,” tulis sejarawan Sartono Kartodirjo dalam 700 Tahun Majapahit 1293-1993.

 

Lepas dari perdebatan yang ada, banyak penulis –termasuk untuk karya non-fiksi–lebih meyakini bahwa yang dimaksud Ujung Galuh adalah Surabaya sekarang.

 

Yang pasti, di mana pun letak Ujung Galuh, daerah itu punya kaitan dengan sejarah Kerajaan Majapahit. Setelah runtuhnya Kerajaan Singosari, tentara Tartar dari Tiongkok datang ke Jawa bagian timur dengan maksud untuk menghukum Raja Kertanegara (Singosari) yang dulu memotong kuping Meng Chi, utusan Kaisar Khubilai Khan dari Tiongkok-Mongol. Namun, Kertanegara keburu terbunuh oleh pasukan Jayakatwang dari Kediri.

 

“Dalam Kidung Harsa Wijaya, tercatat bahwa tentara Tartar membuat pertahanan di Ujung Galuh, yang terletak di muara Sungai Brantas,” catat Slamet Muljana dalam Menuju Puncak Kemegahan; Sejarah Kerajaan Majapahit.

 

Menantu Kertanegara, Raden Wijaya, kemudian memperdaya pasukan dari Tiongkok itu. Dikatakannya bahwa Kertanegara digantikan oleh Jayakatwang.

 

Jayakatwang pun kemudian diserang dan ditawan oleh pasukan Tartar di Ujung Galuh. Setelah pasukan Tartar itu pergi dari Ujung Galuh, maka perlahan Raden Wijaya menguat hingga mendirikan Majapahit.

 

Di tangan cucu Raden Wijaya, Hayam Wuruk, Majapahit mencapai kemasyhurannya. Bersama mahapatih Gajah Mada, Hayam Wuruk terus memperluas kekuasaannya. Besarnya kuasa Majapahit terutama di lautan, ada kemungkinan terkait dengan pelabuhannya di Ujung Galuh ini meski letak pastinya bisa di Surabaya, Mojokerto, atau Sidoarjo.

 

Lama setelah Majapahit bubar, di Surabaya terdapat daerah pesisir bernama Ujung, yang hingga kini masih disebut orang-orang di Surabaya dan sekitarnya. Di zaman Hindia Belanda, daerah itu merupakan daerah pelabuhan yang sekarang menjadi lokasi Pelabuhan Tanjung Perak. Di sanalah pusat perekonomian wilayah timur Hindia Belanda berada dan Angkatan Laut Hindia Belanda bermarkas pusat. Di sana pula tempat hiburan para perwira bernama Modderlust terletak.

 

Seturut perubahan politik setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, kawasan Ujung punya sejarah penting bagi Angkatan Laut Republik Indonesia. Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut Surabaya lahir dan berpusat di sana. Ketika BKR Laut telah bertransformasi menjadi ALRI kemudian TNI AL, Ujung tetap menjadi tempat penting lantaran Surabaya menjadi “pusat” AL.

 

Hingga kini, Ujung –jadi nama kelurahan di Kecamatan Semampir, Surabaya– tetap disebut-sebut orang. Dermaga Ujung, yang menjadi bagian dari Pelabuhan Tanjung Perak, masih menjadi markas besar Komando Armada II (dulunya Komando Armada Timur) TNI AL.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Sumatra Utara dan Aceh dulu juga pernah dilanda banjir parah. Penyebabnya sama-sama penebangan hutan.
bottom of page