top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

48 Senandung Ibu Pertiwi

Kumpulan lukisan koleksi Istana Kepresidenan kembali dipamerkan di Jakarta. Ada kisah menarik di baliknya

2 Agu 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

"Para pengunjung pameran lukisan memperingati HUT Kemerdekaan RI di Galeri Nasional, Jakarta foto:Randy Wirayudha "

Menjelang peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Kementerian Sekretariat Negara kembali menghelat pameran akbar lukisan-lukisan koleksi Istana Kepresidenan pada 2-30 Agustus 2017. Semua lukisan tersebut dibawa dari Istana Negara dan Istana Merdeka Jakarta, Istana Bogor, Istana Cipanas, Istana Yogyakarta, hingga Istana Tampaksiring di Bali.


Tema pameran lukisan yang digelar di Galeri Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, tahun ini mengangkat tajuk “Senandung Ibu Pertiwi”. Dari sekian lukisan koleksi istana, dipilih 48 karya besar dari 41 pelukis yang sebelumnya diseleksi sesuai kebutuhan tema pameran.


“Semua tentang kekayaan alam, kebudayaan serta manusianya yang beraneka ragam,” ujar kurator pameran Mikke Susanto kepada Historia.


Yang dipamerkan juga bukan sembarang karya. Pasalnya ada banyak cerita menarik di balik karya-karya lukisannya. Seperti lukisan “Harimau Minum” karya Raden Saleh Syarif Bustaman, hingga lukisan “Nyai Roro Kidul” karya Basoeki Abdullah.


“Juga yang menarik itu lukisan ‘Pantai Flores’ karya Basoeki Abdullah. Lukisan salinan dari goresan Bung Karno sebelumnya yang menggambarkan keindahan Flores saat diasingkan,” kata Mikke.


Satu hal lagi, dari 48 lukisan yang dipamerkan, ada satu yang tidak bisa di-display langsung. Yakni lukisan karya Konstantin Egorovick Makovsky. Lukisan aslinya terlampau besar untuk bisa dibawa masuk yakni berukuran 295x450 cm. Disebutkan oleh Mike, lukisan itu sebelumnya merupakan hadiah dari pemimpin Uni Soviet, Nikita Khruschev dan sudah berusia sekira 120 tahun.


“Itu karya Konstantin Makovsky yang bertajuk perkawinan adat Rusia. Lukisan tersebut asalnya dari Istana Bogor,” ujar Mikke.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page