- Randy Wirayudha

- 15 Jul
- 3 menit membaca
PENGUNJUNG sekitar Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dibuat syok dengan kemunculan suara desahan perempuan dari speaker stadion pada Sabtu (12/7/2025). Sontak, suara tak senonoh yang terekam oleh sejumlah orang itu viral di media sosial X hingga pengelola GBK pun buru-buru meminta maaf dan mengklarifikasi kehebohan itu.
Mengutip keterangan di akun X resminya pada Minggu (13/7/2025), manajemen Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) menyampaikan permintaan maafnya kepada masyarakat umum atas insiden tersebut. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa suara desahan perempuan itu adalah kelalaian petugas yang keliru memutar daftar musik dan suara.
Oleh karenanya, selain memberi teguran keras kepada petugas yang lalai, manajemen PPGBK akan memperketat akses pemutaran suara. Ke depannya, hanya akan dilakukan petugas yang terverifikasi dan sekaligus meninjau ulang playlist yang akan diputar.
“Kami memahami bahwa GBK adalah ruang publik yang dihormati dan digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk anak-anak dan keluarga. Kami menyesalkan kejadian ini dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengawasan dan pelayanan secara menyeluruh,” ungkap PPKGBK dalam keterangan resminya.
Hukuman ringan yang dijatuhkan itu berbeda jauh dari yang diterima pelaku insiden asusila yang terjadi di Dodger Stadium, Los Angeles (LA), Amerika Serikat tiga dasawarsa silam. Sejoli pelakunya tidak hanya mendapat teguran keras tapi sampai diseret ke pengadilan dan divonis denda, larangan masuk stadion, hingga sanksi pelayanan sosial.
Baca juga: Kisah Stadion GBK Kebakaran
Aksi Cabul di Tribun Stadion
Malam (29 Agustus 1995) itu, Dodger Stadium disesaki lebih dari 38 ribu penonton di hampir setiap sudut tribunnya. Maklum, tim bisbol tuan rumah Los Angeles Dodgers menjamu New York Mets di kompetisi MLB musim 1995.
Banyak dari ribuan penonton itu mengajak serta keluarga mereka. Termasuk pasangan asal Burbank, California, Melvin Michael Hoffman (53) dan Regina Anne Chatien (43). Pasangan Hoffman-Chatien membawa serta keempat anaknya yang berusia antara 8-14 tahun.
Seisi stadion bergemuruh di awal-awal pertandingan ketika Dodgers unggul 2-0 sampai inning atau babak ke-6. Baru di inning ke-7, dinamika permainan sedikit melandai. Di saat itulah tetiba saja sejoli Hoffman-Chatien melakukan tindakan tak senonoh. Bukannya terus mendukung tim kesayangan, pasangan itu justru main “sayang-sayangan” sampai melakukan seks oral. Kendati seks bebas bukan persoalan di Amerika, perbuatan sejoli Hoffman-Chatien itu sudah termasuk pornoaksi di muka publik.
Baca juga: Sinterklas Terjun hingga Tumbang di Stadion
Mengutip arsip kantor berita United Press International (UPI), 19 April 1996, pasangan itu berada tribun Pavillion Left Field dan sebaris dengan anak-anaknya. Maka amat mengherankan Chatien tak malu-malu “main mulut” kepada Hoffman di hadapan keempat anak mereka sendiri.
Tindakan asusila Hoffman-Chatien itu, menurut suratkabar LA Times edisi 20 April 1996, kemudian tepergok pasutri penonton lain. Ketika Chatien sedang asyik melakukan adegan “panas” di ruang publik itu, seorang personel Kepolisian Simi Valley yang sedang libur dan menonton pertandingan yang sama bersama istrinya memergoki Hoffman-Chatien.
“Sungguh suatu hal yang tak biasa bahwa empat anak-anak berada dalam posisi yang dekat seperti itu, hanya berjarak beberapa kursi saja. Inilah yang jelas-jelas jadi pelanggaran buat para saksi,” ujar Deputi Jaksa Kota LA Michael D. Schwartz yang menangani kasusnya, dikutip LA Times, 20 April 1996.

Pasangan saksi itu kemudian mengadukan hal tersebut kepada salah satu penjaga tribun. Sang penjaga tribun lantas memanggil pengawasnya dan datang bersama dua petugas keamanan. Keduanya lantas ditahan atas tudihan perilaku cabul di muka umum.
Kedua tersangka sempat dilepas dan berstatus tahanan kota. Namun pada medio Februari 1996, kasusnya dibuka di Pengadilan Kota LA. Kedua tersangka juga menyanggah dan karena dianggap kurangnya bukti, persidangan sempat dibatalkan.
Namun setelah melalui peninjauan ulang para juri yang mendatangi tempat kejadian perkara, kasusnya dibuka lagi pada 18 April 1996. Ke-12 juri memberikan keputusan bersalah kepada pasangan Hoffman-Chatien.
“Mereka (para juri) berdiri di tempat di mana saksi petugas polisi yang tengah libur itu bersama istrinya terduduk dan menengok ke arah bawah ke tempat pasangan (terdakwa) berada dan cukup jelas bahwa Anda bisa melihatnya jika hal itu terjadi,” imbuh Schwartz.
Setelah mendengarkan keputusan dari juri, pada 19 April 1996 Hakim Pengadilan Kota Keith Schwartz menjatuhkan vonis denda masing-masing 500 dolar dan 120 jam kerja sosial. Mereka juga diganjar sanksi sosial berupa wajib menghadiri kelas-kelas edukasi AIDS, wajib membeli 100 tiket pertandingan Dodgers untuk amal, serta dilarang masuk ke Dodger Stadium selama dua tahun masa percobaan.
Baca juga: Atmosfer Semu di Stadion











Komentar