top of page

Sejarah Indonesia

Belanda Akan Minta Maaf Kepada Indonesia

Belanda Akan Minta Maaf Kepada Indonesia

Belanda berupaya mengobati luka lama bangsa Indonesia. Belum bisa sepenuhnya diterima.

29 Agustus 2013

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Agresi Belanda

Diperbarui: 6 Mei

PEMERINTAH Belanda akan menyampaikan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia atas semua kekejaman tentara Belanda selama perang kemerdekaan Indonesia mulai 1945 sampai 1949. Seperti dikutip dari laman situs berita NOS (www.nos.nl) Belanda, rencananya permohonan maaf itu akan disampaikan pada 12 September mendatang di Jakarta.


Pemerintah Belanda, melalui Kejaksaan Negeri Belanda sore ini (30/8) waktu Belanda menyampaikan kepada Lisbeth Zegveld tentang rencana tersebut. Lisbeth adalah pengacara para korban pembantaian Rawagede dan korban pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan.


Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans mendukung rencana permohonan maaf tersebut kendati sikapnya itu ditentang oleh para politisi partai VVD (Volkspartij voor Vrijheid en Democratie). Kementerian luar negeri Belanda di bawah Timmermans awal Agustus lalu telah mengatur kompensasi kepada 10 janda korban keberutalan Kapten Raymond Westerling. Setiap janda yang suaminya dibunuh serdadu Westerling akan menerima kompensasi 20 ribu euro.


Menurut Lisbeth, penyampaian maaf pemerintah Belanda kepada Indonesia membuka peluang untuk membuka kembali kasus-kasus kekejaman Belanda selama aksi militer mereka di Indonesia.


Sementara itu Batara Hutagalung, salah satu pendiri dan aktivis Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) yang getol menuntut pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia menyambut datar rencana permohonan maaf itu. “Yang kami tuntut sejak dulu adalah pengakuan pemerintah Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,” kata dia melalui telepon kepada Historia.


Batara mengatakan pemerintah Belanda menghadapi dilema karena pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 akan mendatangkan beberapa konsekuensi berat. “Jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, maka itu artinya aksi polisionil mereka pada 1947 dan 1948 adalah agresi militer terhadap negara yang telah berdaulat dan merdeka,” ujarnya.


Agresi militer terhadap negara yang telah berdaulat merupakan pelanggaran hukum internasional. Dengan demikian menurut Batara, Belanda wajib membayar pampasan perang kepada Indonesia dan Belanda wajib mengembalikan uang 4,5 milyar gulden atau setara US$1 milyar kepada Indonesia. Uang tersebut dibayar oleh pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949 untuk melunasi utang Hindia Belanda.


“Karena RIS dianggap sebagai penerus dari pemerintah Hindia Belanda dan demikian utang-utang Hindia Belanda harus ditanggung. Padahal jumlah uang itu termasuk biaya agresi militer Belanda di Indonesia. Itu artinya kita membayar sendiri uang untuk memerangi rakyat kita sendiri,” kata Batara.


Sampai sekarang Belanda belum mengakui kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Belanda tetap berpatokan pada penyerahan kedaulatan dalam KMB, Den Haag, 27 Desember 1949.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Film perdana Reza Rahadian, “Pangku”, tak sekadar merekam kehidupan remang-remang lewat fenomena kopi pangku. Sarat pesan humanis di dalamnya.
Soebandrio Tidak Menyesal Masuk Penjara Orde Baru

Soebandrio Tidak Menyesal Masuk Penjara Orde Baru

Soebandrio dikenal memiliki selera humor yang tinggi. Selama menjadi tahanan politik Orde Baru, dia mendalami agama Islam, sehingga merasa tidak rugi masuk penjara.
Khotbah dari Menteng Raya

Khotbah dari Menteng Raya

Tak hanya mendatangkan suara, Duta Masjarakat juga menjadi jembatan Islam dan nasionalis sekuler. Harian Nahdlatul Ulama ini tertatih-tatih karena minim penulis dan dana.
Lagi, Seruan Menolak Gelar Pahlawan Nasional Bagi Soeharto

Lagi, Seruan Menolak Gelar Pahlawan Nasional Bagi Soeharto

Wacana penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Soeharto kian santer. Dinilai sebagai upaya pengaburan sejarah dan pemutihan jejak kelam sang diktator.
Cerita dari Pengasingan Bung Karno di Rumah Batu Tulis

Cerita dari Pengasingan Bung Karno di Rumah Batu Tulis

Setelah terusir dari paviliun di Istana Bogor, Bung Karno melipir ke Hing Puri Bima Sakti alias Rumah Batu Tulis sebagai tahanan rumah.
bottom of page