top of page

Sejarah Indonesia

Candi Preah Vihear Dalam Pusaran

Candi Preah Vihear dalam Pusaran Sengketa

Riwayat candi yang lebih tua dari Angkor Wat dan sezaman dengan Candi Borobudur. Sudah jadi situs warisan dunia namun melulu dipersengketakan Kamboja dan Thailand. 

28 Juli 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Candi Preah Vihear dari era Khmer kuno abad ke-9 Masehi (unesco.org)

ESKALASI konflik perbatasan dua negara bertetangga, Kamboja dan Thailand, sejak 28 Mei 2025 memuncak pada Kamis (24/7/2025) pagi pasca-insiden meledaknya ranjau sehari sebelumnya. Roket-roket BM-21 yang diluncurkan Kamboja dibalas serangan udara pesawat-pesawat F-16 Thailand.


Konflik tersebut memicu reaksi negara-negara ASEAN lain.  Jika negara-negara ASEAN lain mengutarakan keprihatinannya via Kementerian Luar Negeri masing-masing, Malaysia vokal menyuarakan penyelesaian damai. Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim langsung aktif mengontak PM Kamboja Hun Manet dan Plt. PM Thailand Phumtham Wechayachai pada Kamis (24/7/2025) petang agar kedua belah pihak mau menahan diri dan mencapai gencatan senjata. 

 

“Dalam percakapan tersebut, atas kapasitas Malaysia selaku Ketua ASEAN 2025, saya membujuk kedua pemimpin agar segera melakukan gencatan senjata agar menghindari konflik yang lebih buruk dan menciptakan ruang untuk dialog damai dan resolusi diplomatis. Saya menyambut sinyal-sinyal positif dan kemauan yang ditunjukkan Bangkok dan Phnom Penh untuk mempertimbangkan masalah ini. Malaysia bersedia membantu proses ini dengan semangat persatuan ASEAN dan tanggung jawab bersama. Saya yakin kekuatan ASEAN terletak di dalam solidaritasnya dan bahwa perdamaian mesti menjadi pilihan kolektif kita,” ungkap PM Anwar Ibrahim di akun X-nya, @anwaribrahim, Kamis (24/7/2025) malam. 

 

Konflik di perbatasan sepanjang lebih dari 800 kilometer itu sudah terjadi sejak lama. Semua bersumber dari garis perbatasan yang berasal dari Traktat Prancis-Siam 1904 dan perubahan garis perbatasan Kamboja-Thailand pasca-keputusan International Court of Justice di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1962, di mana salah satu candi kuno yang turut jadi sengketa, Candi Preah Vihear, masuk ke dalam wilayah kedaulatan Kamboja. 

 

Thailand menolak keputusan ICJ 1962 dan mendesak masalah perbatasan diselesaikan secara bilateral. Sedangkan Kamboja bersikeras dengan keputusan ICJ. Percikan-percikan konflik pun terus timbul sejak 1970-an seiring juga terjadinya Perang Saudara Kamboja (1967-1975). Yang terbaru, 24 Juli 2025, dimulai dari konflik 28 Mei 2025. 

 

Pusat Spiritual Penguasa Khmer Kuno

Kompleks Candi Preah Vihear memang tak berada di ibukota Kerajaan Khmer kuno. Namun situs itu masih lebih tua dari Angkor Wat yang baru dibangun pada abad ke-12 Masehi. Bedanya, jika Angkor Wat adalah candi bercorak Hindu-Buddha, Candi Preah Vihear murni bercorak Hindu.


Candi Preah Vihear tergolong sezaman dengan Candi di Jawa Tengah. Keduanya berasal dari abad ke-8-abad ke-9 Masehi.

 

“(Candi) Prah Vihear mulai dibangun pada awal abad ke-9 Masehi di masa penguasa Khmer, Raja Jayawarman I. Candi bercorak Hindu Siwa yang dibangun dengan gaya unik yang merefleksikan tradisi arsitektural Khmer,” tulis Hseam Amrahs dalam Khmer Culture: A Cultural Exploration of Cambodia.

 

Bangunan-bangunan candinya disempurnakan lagi di masa Raja Suryawarman I (1006-1050 Masehi) dan Raja Suryawarman II (1113-1150 Masehi). Kompleksnya sendiri terletak di area yang cukup unik dan terpencil, yakni di sebuah puncak lereng curam di Pegunungan Dângrêk. Lokasinya kini masih diklaim Kamboja berada di wilayah Distrik Choam Khsant, Provinsi Preah Vihear. Sementara, Thailand mengklaimnya berada di wilayah Distrik Kanthalarak, Provinsi Sisaket. 

 

“Raja Yasovarman (Jayawarman) berjasa membangun tahapan pertama tempat pemujaan Preah Vihear yang besar yang dipersembahkan kepada (dewa) Siwa Gunung, menjulang di dataran Kamboja, di salah satu situs alami terindah did Asia. Dapat dipastikan bahwa raja itu seorang yang berbudaya halus,” ungkap Bernard Philippe Groslier dalam Indocina: Persilangan Kebudayaan.

 

Sedangkan Suryawarman I dan Suryawarman II berjasa menyempurnakan kompleks candi beserta sejumlah relief hingga empat prasasti. Pada lima gapura bangunan-bangunan candinya terdapat gaya arsitektur Koh Ker hingga periode Khleang-Baphuon. 

 

Tidak seluruhnya bangunan candi di atas lahan seluas 800 meter itu bermaterial bebatuan pasir. Lengkungan atapnya terbuat dari bata dan atapnya terbuat dari konstruksi kayu yang dilapisi tanah liat. Namun, kini yang tersisa hanya bangunan-bangunan dari material batunya, seperti yang terdapat pada lima gapura yang berhias ukiran-ukiran naga. 

 

Sebelum berdirinya Angkor Wat, Candi Preah Vihear dianggap situs penting bagi para penguasa Kerajaan Khmer. Salah satunya dikisahkan dalam Prasasti K.383 yang ditemukan di dalam mandapa (aula utama) persembahan candi. Prasasti beraksara Sanskerta itu menceritakan tentang Suryawarman II yang selalu berziarah, mengadakan ritual-ritual suci, hingga memberikan bermacam hadiah kepada penasihat spiritualnya, Mahaguru Divakarapandita. 

 

“Ukiran-ukiran yang indah, arca-arca, hingga prasasti-prasatinya tidak hanya menggambarkan contoh seni dan arsitektur terbaik era Khmer kuno. Candinya punya nilai signifikan bagi kebudayaan Kamboja. Kompleks candinya jadi saksi bisu kreativitas dan kecerdasan bangsa Khmer dalam membuat bangunan yang fungsional dan indah. Candi yang menjadi pusat spiritual di masa Kerajaan Khmer yang didedikasikan untuk Dewa Siwa meski seiring waktu bangsa Khmer memeluk Buddha, candinya berangsur-angsur diubah menjadi candi Buddha,” sambung Amrahs. 

 

Kompleks Candi Preah Vihear masih menjadi milik rakyat Kamboja –terlepas sejak 1863 menjadi Protektorat Kamboja di bawah kolonialis Prancis– setidaknya sampai 1904 ketika Traktat Prancis-Kerajaan Siam (kini Thailand) diteken. Di antara isi traktat itu adalah perbatasan Kerajaan Siam meliputi mulut Sungai Stung Roluos hingga pertemuan Sungai Prek Kompong Tiam di sisi timur hingga sejauh titik batas Pegunungan Dângrêk di utara. 

 

Wilayah tersebut menjadi sengketa ketika Kamboja merdeka pada 1953 dan setahun kemudian tentara Prancis ditarik dari Kamboja. Pasukan Thailand seketika menduduki kompleks candi. Kamboja memprotesnya dengan membawa kasusnya sampai ke ICJ. Pada 1962, keputusan ICJ memberikan beberapa perubahan garis perbatasan, termasuk kompleks Candi Preah Vihear yang masuk ke dalam wilayah Kamboja. 

 

Meski keberatan, Thailand tetap menarik pasukannya medio Januari 1962. Penguasa Kamboja Pangeran Norodom Sihanouk lalu mendatangi situsnya dan menjalani ritual Buddha dengan harapan rekonsiliasi dengan tetangganya. 


Namun, perang saudara membuat situasinya kacau lagi. Sejak April 1975, pasukan Khmer Merah turut menguasai kompleks candi. Situsnya sempat jadi sasaran invasi pasukan Vietnam untuk memburu pasukan Khmer Merah yang bergerilya di wilayah pegunungan itu. Baru pada 1998 sisa-sisa gerombolan Khmer Merah menyerah kepada Phnom Penh. 

 

“Sebenarnya Thailand dan Kamboja menandatangani sebuah MoU pada 14 Juni 2000 dalam rangka menentukan suatu mekanisme khusus yang disebut Komisi Bersama Thai-Kamboja tentang perbatasan darat untuk survei dan pelaksanaan demarkasi, termasuk wilayah Candi Preah Vihear. Thailad tidak setuju untuk membawa masalah perbatasan diselesaikan secara internasional. Mungkin disebabkan pengalaman keputusan ICJ 1962,” tulis Japanton Sitohang dalam artikel “Kebijakan Thailand terhadap Sengketa Wilayah Perbatasan dengan Kamboja” di buku Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand-Kamboja

 

Namun, pergolakan politik di Thailand membuat MoU itu tidak berjalan. Penyelesaian via perantara ASEAN pun masih tidak memungkinkan karena ASEAN tidak memiliki perangkat atau badan yudisial untuk menyelesaikan isu-isu terkait konflik perbatasan. 

 

Ketika Candi Preah Vihear hendak diusulkan menjadi situs warisan dunia ke UNESCO, Thailand mendukung Kamboja dengan syarat usulannya dilakukan sebagai usulan bersama. Namun, pada 2007 Kamboja mengusulkannya secara sepihak. Meski Thailand memprotes, pada 2008 UNESCO menetapkan Candi Preah Vihear sebagai situs warisan dunia yang berada di wilayah Kamboja. 

 

Konflik pun mulai terjadi lagi sejak 2008. Adapun kasus sengketa yang kembali diajukan ke ICJ dan pada 2013 diputuskan kompleks Candi Preah Vihear tetap milik Kamboja. Akibatnya Thailand keluar dari Konvensi UNESCO. Kendati begitu, konflik tetap tak mereda meski situasinya sempat “dingin” hingga terjadi lagi konflik bersenjata sejak Mei 2025 hingga kini. 



Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Seputar Karnak, Kuil Paling Penting di Afrika Utara

Seputar Karnak, Kuil Paling Penting di Afrika Utara

Sudah sejak 150 tahun para arkeolog meneliti Karnak. Akan tetapi asal-usul dan evolusi kompleks kuil dari Peradaban Mesir Kuno itu baru terungkap belum lama ini.
Jalan Panjang Memulangkan Fosil "Manusia Jawa"

Jalan Panjang Memulangkan Fosil "Manusia Jawa"

Akhirnya Belanda serahkan koleksi Dubois. Tidak hanya fosil “Manusia Jawa” tapi juga 28 ribu temuan lain selama Dubois mengeksplorasi Sumatera hingga Jawa.
Ketika Ibukota Khmer Diserbu dan Dijarah Ayutthaya

Ketika Ibukota Khmer Diserbu dan Dijarah Ayutthaya

Konflik antara Kamboja dan Thailand punya sejarah panjang sejak era Khmer dan Ayutthaya yang berimbas pada kejatuhan Angkor.
200 Tahun Perang Jawa: Nama Diponegoro Bakal Terus Hidup

200 Tahun Perang Jawa: Nama Diponegoro Bakal Terus Hidup

Setelah 200 tahun berlalu, Perang Jawa diperingati di Perpusnas RI dalam Pameran 200 Tahun Perang Jawa. Selain tulisan, pelana kuda dan keris Diponegoro turut dipamerkan.
Gua Sunyaragi Cirebon

Gua Sunyaragi Cirebon

Dibangun pada masa pemerintahan Pangeran Kararangen. Gua Sunyaragi berfungsi sebagai tempat menyepi para sultan Cirebon.
bottom of page