top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Dompet Cekak Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad

Sebagai menteri keuangan, dia bertugas mengurusi bertriliun-triliun rupiah anggaran negara. Tapi, siapa sangka, Mar'ie Muhammad tak pernah bawa uang kemana-mana dan kerap kali berutang.

3 Jul 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Mar'ie Muhammad (duduk paling kiri menggendong cucu), Menteri Keuangan RI 1993--1998. (Foto: Dok. Keluarga Mar'ie Muhammad.)

SEBELUM lingkar luar Stadion Gelora Bung Karno seramai sekarang sebagai tempat joging, Mar'ie Muhammad telah rutin mengitari kompleks olahraga itu pada dekade 1980-an hingga 1990-an. Setiap sore, lelaki kurus tinggi berkacamata tebal itu menghabiskan waktu untuk joging di Senayan. Mar'ie dikenal sebagai pejabat dirjen pajak kemudian menteri keuangan pada Kabinet Pembangunan VI (1993—1998). Olahraga joging adalah caranya melepaskan diri dari stres dan tekanan tinggi sebagai pejabat tinggi negara di sektor keuangan.


“Ternyata resep laki-laki yang pernah tinggal di daerah padat di bilangan Jakarta Selatan ketika menjadi dirjen (pajak -red.) ini cukup murah yakni joging. Saban Minggu sore ia berjalan mengitari Stadion Utama Senayan, Jakarta, ditemani dua tiga rekannya, biasanya Mar'ie dengan penuh semangat dan menikmati betul olahraga murah meriah itu. Ia cuek saja berbaur dengan masyarakat umum yang juga melakukan olahraga di tempat itu,” demikian profil Mar'ie seperti ditulis Bali Post, 23 Agustus 1997.


Awalnya, Mar'ie melakukan olahraga sore sendirian. Namun, seiring waktu, Mar'ie punya kawan berlari yang rutin. Mereka antara lain, Prof. Dr. CPF Luhulima, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); Budi Hartono, pemilik grup Djarum, dan pengusaha Hudarto. Tapi, Mar'ie jarang bawa uang kalau pergi joging. Itulah sebabnya dia suka nebeng kepada teman-temannya tadi untuk sekedar bayar minuman ke pedagang asongan. Seringkali pula Mar'ie harus berutang kepada penjual minuman gara-gara tak bawa uang.


“Karena memang Bapak jarang sekali bawa uang. Mungkin ibu saya juga sering diutangi sama penjual teh botol di GBK, tempat Beliau sering lari,” tutur Rahmasari, putri Mar'ie Muhammad, dalam acara peluncuran peluncuran biografi Mr. Clean Mar'ie Muhammad: Sang Pejuang Antikorupsi dan Aktivis Kemanusiaan beberapa waktu lalu.


Begitu pula kalau pergi ke tukang cukur, Mar'ie selalu tak bawa uang. Setelah rambutnya selesai dicukur, barulah asisten pribadinya datang belakangan mengantarkan uang untuk membayar si tukang cukur. Bukan sekali dua kali kejadian itu terjadi, namun berulang kali.


Sebagai menteri keuangan yang mengurusi bertriliun-triliun anggaran negara, Mar'ie Muhammad justru “tongpes” alias kantong kempes. Isi dompetnya biasanya tak lebih dari Rp.20.000. Mar'ie bukannya tak punya uang. Menurut Ayu Resmawati, istri Mar'ie Muhammad, Mar'ie seperti punya ketakutan bila melihat wujud uang di dekatnya. Karena itu, dia selalu menolak untuk pegang uang apalagi dalam jumlah besar.


Selain enggan pegang uang sendiri, Mar'ie juga menjaga diri dari penggunaan fasilitas negara secara berlebihan meskipun itu haknya. Mobil dinas, misalnya, tidak dia izinkan dipakai untuk kepentingan keluarga. Selain itu, mobil dinas tak pernah nangkring di garasi rumah Mar'ie karena harus dikembalikan ke kantor setelah selesai mengantarkannya ke rumah. Hal ini membuat Mar'ie jadi begitu bergantung kepada sopirnya. Karena kendala pada mata, yaitu penglihatannya yang kurang bagus, Mar'ie tidak menyetir mobil sendiri.


“Yang sering jadi masalah adalah kerap tidak singkronnya waktu antara Mar'ie Muhammad dengan sopirnya. Tidak jarang Mar'ie harus menunggu sangat lama. Hal ini karena selain bergantung pada sopir, Mar'ie juga tidak pernah bawa uang untuk naik taksi. Dia juga tidak pernah punya telepon seluler untuk menghubungi asisten dan keluarganya,” tulis Qaris Tajudin dalam biografi Mar'ie Muhammad.


Hal yang sama juga ditekankan Mar'ie kepada keluarganya. Mar'ie ingin keluarganya “menjaga telunjuknya”, dalam arti tidak boleh menujuk barang-barang tertentu. Sekadar menunjuk bisa memberi sinyal bagi para penggiring untuk menyimpulkan bahwa mereka menyukai benda itu. Berbilang kali Mar'ie menghardik para anggota keluarganya agar tidak menerima pemberian apapun dari pihak manapun. Sebabnya, gratifikasi atau suap bisa saja bersalin dalam wujud yang lain dan dapat masuk dengan mudahnya dari jalur keluarga.


Seperti itulah yang terjadi kala lebaran tiba. Rumah keluarga Mar'ie kerap dibanjiri kiriman parsel. Dan isi dalam parsel itu kerap disisipkan barang-barang mewah yang tak lazim, seperti jam weker atau pulpen mahal. Oleh Mar'ie, semua kiriman parsel berisikan barang-barang mewah itu diperintahkan untuk dikembalikan kepada pengirimnya. Sementara itu, parsel yang hanya berisikan makanan disumbangkannya pada mereka yang membutuhkan.


Mar'ie Muhammad memang dikenal dengan prinsipnya yang lurus. Selain prestasinya berhasil menggenjot penerimaan negara dari pajak selama menjabat dirjen pajak, kredibilitas Mar'ie membuat Presiden Soeharto menujuknya sebagai menteri. Ketika susunan menteri Kabinet Pembangunan VI diumumkan, nama Mar'ie Muhammad termasuk yang jadi sorotan. Harian Bali Post, 18 Maret 1993, menyebut Mar'ie Muhammad pemilik semangat “Robin Hood” karena kebijakannya mengambil dari yang berlebih untuk dibagikan kepada yang kekurangan.


“Mar'ie Muhammad merupakan salah seorang dirjen pajak selain Salamaun AT yang memperoleh pemberian bintang Maha Putra dari pemerintah, suatu hal yang langka dalam sejarah,” tulis Bali Post.


Setelah menjadi menteri keuangan, Mar'ie berupaya membersihkan kementerian yang terkenal “basah” dan rawan itu dari praktik korupsi. Saking tegas dan lurusnya dalam bersikap, menurut R. Toto Sugiarto, rancangan anggaran di instansi yang dipimpin Mar'ie yang menurutnya terlampau berlebihan pun ditolaknya. Apalagi yang menyangkut besaran anggaran dinas dan biaya taktis lainnya.


“Ketimbang menggelontorkan dana untuk urusan tak karuan, Mar'ie lebih mengutamakan efisiensi dan perbaikan keuangan di instansi yang ia pimpin. Karena upayanya ini, ia mendapatkan julukan, Mr. Clean,” ulas Toto dalam Organisasi Anti Korupsi Dunia dan Tokoh-tokoh Anti Korupsi: Seri Ensiklopedi Pendidikan Anti Korupsi.


Hingga akhir hayatnya, julukan “Mr. Clean” terus melekat pada Mar'ie Muhammad. Dia dikenang sebagai salah satu menteri keuangan terbaik yang dimiliki Indonesia. Untuk menghormati jasa dan integritasnya, pada 2017, nama Mar'ie Muhammad diabadikan sebagai nama gedung utama kantor pusat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.





2 Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Dinilai 5 dari 5 bintang.

Terima kasih bapak Mar'ie Muhammad...

rakyat Indonesia sedang butuh dan merindukan orang2 yang berjiwa seperti bapak untuk menjadi pemimpin di negeri ini

Suka

Dinilai 5 dari 5 bintang.

Salah satu sosok yang layak dijadikan sebagai figur pemimpin teladan. Tidak semata - mata dikenal dengan integritasnya, namun juga ditunjang oleh berbagai program dan kebijakan yang menjadi rancangan dan keputusannya yang terbukti tepat, ditandai oleh peningkatan penerimaan negara.

Suka

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page