top of page

Sejarah Indonesia

Indonesia Digulung Jepang 6

Timnas Indonesia Digulung Jepang Bukan Cerita Baru

Dengan skor yang sama, Timnas Indonesia juga takluk di tangan Jepang dalam Merdeka Games Cup 1976. Di akhir turnamen, Indonesia keluar sebagai juru kunci.

Oleh :
13 Juni 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

USAI sudah perjalanan Timnas Indonesia dalam ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Di klasemen akhir Grup C, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dan berhak lanjut ke babak selanjutnya. Namun, perjuangan masih panjang. Asa terus menyala bagi Timnas Indonesia untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat-Kanada-Meksiko.


Kendati demikian, pelatih Patrick Kluivert dan jajarannya mesti melakukan evaluasi, sebab di laga terakhir Indonesia dibantai Jepang dengan skor telak 0-6. Secara kelas dan kualitas pemain, Indonesia memang kalah dari Jepang. Namun, kekalahan dengan selisih gol setengah lusin tanpa balas tentu menyedihkan sekaligus membuktikan rapuhnya pertahanan Jay Idzez dkk. Ini menjadi kekalahan terbesar Indonesia selama putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia. Bila dijumlah dari pertemuan pertama, maka gawang Indonesia telah dibobol Jepang 10 gol.


Dengan skor dan lawan yang sama, Indonesia juga pernah mengalami kekalahan serupa di turnamen Merdeka Games Cup 1976. Harian Kompas, 11 Agustus 1976 memberitakan Timnas Garuda Indonesia “digunduli” Jepang 0-6 dalam pertandingan kedua turnamen tersebut di Stadion Negara Kuala Lumpur pada 10 Agustus 1976. Kekalahan ini merupakan kekalahan terbesar Indonesia dalam pertandingan-pertandingan sepanjang turnamen tersebut.


“Turnamen Merdeka itu turnamen olahraga tahunan buat merayakan kemerdekaan Malaysia. Pertama kali digelar tahun 1957, bulan Agustus. Pas awal-awal itu banyak cabang olahraga digelar buat turnamen itu. Cuma turnamen ini memang lebih lekat ke sepakbola. Indonesia pernah juara pada 1961 sama 1962,” terang pundit sejarah sepakbola Indonesia Dimas Wahyu Indrajaya kepada Historia.id.


Ketika menghadapi Jepang, Timnas Garuda menurunkan kesebelasan kelas duanya meski sebenarnya turun dengan punggawa-punggawa top. Namun, para pemain seperti Didik Nurhadi, Widodo, Suwitno, Harry Muryanto, Moh. Teguh, Erwin Sumampauw, Gusnul Yakin, Timo Kapiasa, Peter Atiamuna, Buataman, dan Yacobus Mobilala bermain sangat jelek. Pertahanan yang digalang Simson Aumahpasal tidak kompak dan mudah sekali didobrak barisan penyerang Jepang. Sementara, penyerangan tumpul. Apalagi di depan sering menyia-nyiakan peluang.


Dari enam gol yang dicetak pemain Jepang, salah satu gol dihasilkan lewat tendangan penjuru sebelah kanan yang diambil Yoshimura. Tendangan melengkung Yoshimura langsung melesat ke gawang tanpa disentuh seorang pemain pun, baik Indonesia maupun Jepang. Penjaga gawang Didik Nurhadi seperti terbengong dengan tembakan yang istimewa itu. Empat gol terakhir diciptakan masing-masing oleh Yoshimura (menit ke-60 ), Komaida (menit ke-67 ), Okudera (menit ke-72), dan Komaida lagi (menit ke-73.


Sebelum turnamen, pelatih Indonesia Januar Pribadi mengakui bahwa para pemainnya menghadapi tugas berat dalam Merdeka Games. Apalagi persiapan dalam pelatihan nasional (pelatnas) terbilang singkat, hanya sebulan. Pelatih Januar menilai kemampuan para striker-nya masih meragukan.


“Yang menjadi persoalan bagi saya adalah pemain depan. Hanya Mobilala yang bisa dipercayai penuh. Tetapi fisiknya kadang-kadang tidak dalam form. Bagaimana kalau dia sakit nanti umpamanya? Mudah-mudahan Bustaman yang menggantikannya bisa bermain lebih baik,” ungkap Januar Pribadi dalam Kompas, 6 Agustus 1976.


Dimas mengulas, Timnas Indonesia saat itu terdiri dari dua tim: Harimau dan Garuda. Harimau menjadi skuad A sedangkan Garuda merupakan skuad B. Skuad Harimau yang pemainnya lebih bagus dipersiapkan uji coba ke Eropa untuk persiapan pra-Piala Dunia 1978. Sementara itu skuad Garuda, levelnya di bawah Harimau, dikirim untuk mengikuti turnamen Merdeka Games.


“Pelatih Harimau itu Pogacnik-Aliandu, Garuda itu Januar Pribadi (Sian Liong). Saat itu Timnas Indonesia suka begitu, karena banyak event dan agenda suka lebih dari satu skuad,” kata Dimas.


Merdeka Games 1976 jadi catatan buruk bagi skuad Garuda. Tuan rumah Malaysia tampil sebagai juara sedangkan Indonesia bertengger di posisi juru kunci. Di partai puncak, Jepang kalah dari Malaysia dengan skor 0-2.


Torehan skuad Garuda pun terbilang memprihatinkan, 0 poin, tanpa sekalipun meraih kemenangan. Tim Garuda hanya berhasil mencetak 3 gol sementara kemasukan 24 gol. Berturut-turut Indonesia kalah dari Myanmar (1-5), Jepang (0-6), Korea Selatan (0-2), Malaysia (1-7), India (1-3), dan Thailand (0-1).


“Skuad Harimau di pra-Piala Dunia 1978 juga gagal. Padahal udah dimatengin dengan uji coba lawan klub-klub luar sebelum kualifikasi di Singapura. Timnas Indonesia dekade 1970-an itu memang melempem kalau soal prestasi. Makanya, memasuki dekade 1980-an itu PSSI bikin kebijakan menghapus pemain asing yang main di Galatama. Yang jelas setelah ada kebijakan tanpa pemain asing itu, ada prestasi memang dari Timnas meski sebatas SEA Games ya,” tandas Dimas.


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Sumatra Utara dan Aceh dulu juga pernah dilanda banjir parah. Penyebabnya sama-sama penebangan hutan.
bottom of page