Charles Darwin pernah mampir ke Cape Verde. Timnasnya lolos ke Piala Dunia tak semata karena naturalisasi dan barisan diaspora namun juga karena dedikasi dan kemauan berproses.

Union Football Club mewarnai perkembangan sepakbola di Semarang. Ia juga bersaing dengan klub-klub Tionghoa yang kuat dari Batavia dan Surabaya.

Bukan kali ini saja pemain naturalisasi “Harimau Malaya” bermasalah. Kala kali pertama saja juga dipermasalahkan FIFA.

Tjaak Pattiwael pernah ikut klub sepakbola Dardanella. Dia kemudian membela klub Batavia dan Jong Ambon. Dia ikut main di Piala Dunia 1938 di Prancis.

Pesepakbola pertama asal Asia yang membuka jalan ke gelanggang sepakbola Jerman. Pernah hattrick mengoyak gawang Indonesia.

Perantau dari Singaraja ini pernah terjun di Dwikora, jadi pengawal Bung Karno lalu panglima Operasi Ganesha sebelum sukses mengampu wushu dan sepakbola.

Pernah jadi guru di Yogyakarta, JCJ Mastenbroek kemudian melatih timnas Hindia Belanda di Piala Dunia 1938.

Klub Sparta yang jadi salah satu klub juara di Jawa, didirikan dari tongkrongan santai sembari minum bir. Isinya para serdadu KNIL.

Stadion Tambaksari belakangan tak hanya tempat olahraga, tapi juga musik. Sudah sejak lama stadion kabanggaan "arek Suroboyo" itu jadi tempat bermacam aktivitas, termasuk acara politik.

Soedarmadji minoritas dalam tim Hindia Belanda di Piala Dunia. Pemain asal klub HBS Soerabaja ini satu-satunya Jawa tulen di tim.

Kendati tak semegah kota-kota lain di Indonesia, sejarah sepakbola di Yogyakarta memiliki pesona tersendiri. Ada andil bangsawan Pakualaman dalam memperkenalkan dan mengembangkan sepakbola. Bahkan mendirikan salah satu klub sepakbola tertua di Yogyakarta: Browidjojo.

Timnas Jepang pernah kena terkam Indonesia semasa menjadi macan Asia. Digasak dengan skor telak 7-0. Kini Jepang menjadi jagoan Asia dan Indonesia merangkak lagi mencapai level tertinggi.

Penampilan Frans Meeng di Piala Dunia 1938 dipuji media Belanda. Perang membuat dia dan kakaknya yang bermain di klub yang sama harus menderita di Samudera Hindia dengan akhir berbeda.

Di luar lapangan hijau, Hukom hanya serdadu rendahan. Keikutsertaannya di Piala Dunia membuat pangkatnya naik.

Diamnya FIFA menimbulkan pertanyaan soal nasib Iran di Piala Dunia 2026. Sepanjang sejarah, sudah tiga kali tim sepakbola negeri Persia itu adu kuat dengan tim Amerika.