top of page

Sejarah Indonesia

Kemenangan Dan Kegagalan Di

Kemenangan dan Kegagalan di Aceh

Snouck Hurgronje datang untuk membantu pemerintah Belanda menghadapi perlawanan Aceh. Berhasil di awal, tapi gagal di akhir.

29 Desember 2022
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Snouck Hurgronje dan Letnan Jenderal Joannes Benedictus van Heutz. (gahetna.nl dan europeana.eu).

Diperbarui: 2 hari yang lalu

PELURU meriam dari kapal Citadel van Antwerpen menghantam benteng di tepi pantai Aceh. Tembakan itu berbalas. Saling balas tembakan meriam pada pagi 27 Maret 1873 itu menandai dimulainya Perang Aceh. Setelah lebih dari sepekan, ribuan tentara pemerintah Hindia Belanda akhirnya mendarat dan merangsek ke pedalaman. Tapi, di depan Masjid Raya, pertempuran kembali terjadi. Bahkan pemimpin pasukan, Mayor Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler, tewas. Kolonel Gotfried Coenraad Ernst van Daalen, wakil Kohler, lekas menarik mundur pasukan.  

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Atas Nama Hukum Napoleon Bonaparte

Atas Nama Hukum Napoleon Bonaparte

Daendels mereformasi sistem hukum Hindia Belanda. Memperbaiki sistem peradilan sembari mengangkanginya.
Reformasi Atas Nama Revolusi

Reformasi Atas Nama Revolusi

Terinspirasi semangat revolusi Prancis, Daendels mereformasi total birokrasi pemerintahannya. Semua dijadikan pejabat pemerintah, diberi pangkat militer, dan digaji.
Langkah Militer Daendels

Langkah Militer Daendels

Daendels membangun militer, benteng pertahanan, dan strategi perang untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.
Anak Hattem Penyambung Lidah Napoleon

Anak Hattem Penyambung Lidah Napoleon

Daendels mengemban ide-ide Revolusi Prancis dalam kariernya hingga menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda.
Pemain Hindia Belanda di Piala Dunia Tenggelam di Samudra Hindia

Pemain Hindia Belanda di Piala Dunia Tenggelam di Samudra Hindia

Penampilan Frans Meeng di Piala Dunia 1938 dipuji media Belanda. Perang membuat dia dan kakaknya yang bermain di klub yang sama harus menderita di Samudera Hindia dengan akhir berbeda.
bottom of page