top of page

Sejarah Indonesia

Keturunan Rasulullah Di Cina

Keturunan Rasulullah di Cina

Keturunan Nabi Muhammad dipercaya menjadi gubernur pertama Provinsi Yunnan, Cina. Dicintai kaisar dan rakyatnya sehingga kepergiannya diratapi.

16 Januari 2018

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Masjid Najiahu dibangun tahun 1524 pada masa pemerintahan Kaisar Jiajing Dinasti Ming. Sejak 1988 dijadikan cagar budaya yang dilindungi langsung oleh Pemerintah Daerah Otonom Suku Hui Ningxia. (blog.sina.com.cn).

SEJAK ceramah bekas Gubernur Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama ihwal QS al-Maidah ayat 51 berbuntut demo besar berjilid-jilid yang dipimpin seorang habib pentolan suatu ormas berlabel Islam, hingga kini masih ada saja yang tak henti-hentinya membenturkan hampir segala hal yang berbau Cina dengan Islam (untuk meraih kepentingan diri dan atau kelompoknya) meski Ahok sudah dipenjara sesuai desakan mereka.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Badan-Badan Otonom NU

Badan-Badan Otonom NU

Nahdlatul Ulama memiliki badan-badan otonom dalam berbagai bidang untuk menandingi gerakan organisasi-organisasi massa PKI.
Dari Gas hingga Listrik

Dari Gas hingga Listrik

NIGM adalah perusahaan besar Belanda yang melahirkan PLN dan PGN. Bersatunya perusahaan gas dan listrik tak lepas dari kerja keras Knottnerus di era Hindia Belanda.
Khotbah dari Menteng Raya

Khotbah dari Menteng Raya

Tak hanya mendatangkan suara, Duta Masjarakat juga menjadi jembatan Islam dan nasionalis sekuler. Harian Nahdlatul Ulama ini tertatih-tatih karena minim penulis dan dana.
Cerita dari Pengasingan Bung Karno di Rumah Batu Tulis

Cerita dari Pengasingan Bung Karno di Rumah Batu Tulis

Setelah terusir dari paviliun di Istana Bogor, Bung Karno melipir ke Hing Puri Bima Sakti alias Rumah Batu Tulis sebagai tahanan rumah.
Amarta Pavilion: Witness to the End of a Reign

Amarta Pavilion: Witness to the End of a Reign

This recounts the story of the pavilion designed by Sukarno, which bore silent witness to the March 11, 1966 Decree (Supersemar). It was also one of Bung Karno's three “exile” homes in his final days.
bottom of page