top of page

Sejarah Indonesia

Melihat Pesona Masjid Cut Meutia

Melihat Pesona Masjid Cut Meutia

Berkunjung ke salah satu masjid paling tua di Jakarta. Sempat bergonta-ganti fungsi gedung sebelum akhirnya ditetapkan menjadi masjid.

2 Mei 2021
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Pengunjung saat menunaikan ibadah salat di Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id)

Sebuah bangunan bertingkat tiga bergaya art nouveau di Jalan Taman Cut Meutia, Jakarta Pusat, itu seperti kantor. Tapi sesungguhnya bangunan peninggalan abad ke-19 itu sebuah masjid. Inilah Masjid Cut Meutia. Bangunan masjid dulunya kantor biro arsitek Belanda bernama Naamloze Vennootschap Bouwploeg pada 1879.


“Sejarah masjid Cut Meutia pasti sangat panjang. Yang menarik adalah Masjid Cut Meutia ini mengalami beberapa kali pergantian gedung dari awalnya menjadi kantor arsitektur, terus kantor PT KAI, lalu ada juga kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara ketika itu dipimpin oleh Almarhum Jenderal A.H. Nasution,” kata Muhammad Hussein, Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia (Ricma).


Suasana Masjid Cut Meutia tempo dulu. (Wikimedia Commons).
Suasana Masjid Cut Meutia tempo dulu. (Wikimedia Commons).

Cut Meutia yang juga dikenal sebagai masjid tanpa kubah. (Fernando Randy/Historia.id).
Cut Meutia yang juga dikenal sebagai masjid tanpa kubah. (Fernando Randy/Historia.id).

Lalu setelah MPRS tidak berkantor lagi di Cut Meutia, bangunan yang didominasi oleh warna putih tersebut sempat ingin dirobohkan dan dihancurkan. “Jadi setelah tidak jadi dirobohkan, Almarhum Jenderal A.H. Nasution mengusulkan untuk menjadikan Cut Meutia menjadi cagar budaya. Lalu terbentuk Remaja Islam Masjid Cut Meutia. Baru diresmikan oleh Pak Ali Sadikin sebagai masjid,” lanjutnya.


Masjid Cut Meutia mempunyai beberapa keunikan. Masjid ini tak ada kubah selayaknya masjid-masjid di Indonesia. Kiblatnya miring ke kanan. Kemudian juga di lantai dua masjid tepatnya di ruang rapat anggota RICMA terdapat sebuah ruangan kecil yang berkapasitas empat orang. Terdapat sebuah brankas untuk menyimpan dokumen sejak era kolonial Belanda.


Suasana di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Suasana di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung sedang menjalankan ibadah salat dengan menggunakan masker. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung sedang menjalankan ibadah salat dengan menggunakan masker. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung yang berada di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung yang berada di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung menjaga jarak saat menunaikan salat. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung menjaga jarak saat menunaikan salat. (Fernando Randy/Historia.id).

Salah satu ruangan yang dipakai untuk kegiatan RICMA di masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Salah satu ruangan yang dipakai untuk kegiatan RICMA di masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Suasana di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Suasana di dalam masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Dengan semua ciri khas dan sejarahnya panjangnya, bangunan seperti Masjid Cut berusaha dilestarikan dengan semaksimal mungkin. Beberapa perawatan dilakukan dan dimaksudkan agar tidak ada lagi berbagai bangunan sejarah yang rusak. Bangunan yang menjadi cagar budaya pada 1961 ini sekarang membutuhkan berbagai perbaikan.


“Jadi sebenernya kita pengen juga dilihat sama pemerintah pusat atau DKI. Kayak kemaren ada renovasi, tapi renovasi kita sendiri yang jalan. Terus kedepannya pengen ada perhatian khusus buat Cut Meutia. Ini masjid sejarah dan sudah dilestarikan ya setidaknya pemerintah melihat itu sih,” tutupnya.


Pengunjung saat menunaikan ibadah salat di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung saat menunaikan ibadah salat di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung saat menunggu buka puasa di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung saat menunggu buka puasa di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Akmal, petugas keamanan yang bekerja sejak tahun 1990 di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Akmal, petugas keamanan yang bekerja sejak tahun 1990 di Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Pengunjung tertidur di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).
Pengunjung tertidur di dalam Masjid Cut Meutia. (Fernando Randy/Historia.id).

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Seabad Batik Oey Soe Tjoen

Seabad Batik Oey Soe Tjoen

Salah satu batik tulis halus tertua di Indonesia. Pengerjaan yang penuh dedikasi dan balutan sejarah yang panjang menjadikan batik ini lebih dari sekedar kain, tetapi sebuah mahakarya seni.
Iming-iming Kekayaan di Balik Perekrutan Tenaga Kerja VOC

Iming-iming Kekayaan di Balik Perekrutan Tenaga Kerja VOC

Para perekrut tenaga kerja menggunakan tipuan dan iming-iming kekayaan untuk merekrut orang-orang Eropa miskin agar mau bekerja untuk VOC. Karena caranya itu mereka disebut penjual jiwa.
Sepenggal Riwayat Kampung Ampel

Sepenggal Riwayat Kampung Ampel

Kampung Ampel yang jadi tempat wisata religi amat dekat dengan pergerakan. Masjidnya yang didirikan Sunan Ampel pernah jadi tempat kongres.
Reformasi Atas Nama Revolusi

Reformasi Atas Nama Revolusi

Terinspirasi semangat revolusi Prancis, Daendels mereformasi total birokrasi pemerintahannya. Semua dijadikan pejabat pemerintah, diberi pangkat militer, dan digaji.
NU-Muhamadiyah Bersatu di Ampel

NU-Muhamadiyah Bersatu di Ampel

Sunan Ampel membangun kawasan yang kemudian membuat NU-Muhamadiyah bersatu. Ada dua ketua mereka yang dimakamkan di sini.
bottom of page