top of page

Sejarah Indonesia

Merdeka Mata

Merdeka Mata Uang

Dengan segala keterbatasan, Indonesia memiliki mata uang sendiri. Ia harus bersaing dengan uang Jepang dan NICA.

15 Januari 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

100 Rupiah Seri ORI II, 1947. (Micha Rainer Pali/Historia.ID).

DALAM suatu pertemuan dengan Wakil Presiden Mohammad Hatta pada September 1945, Sjafruddin Prawiranegara, anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, mengusulkan agar pemerintah Republik Indonesia menerbitkan mata uang sendiri sebagai pengganti mata uang Jepang yang masih berlaku. Ini penting bukan hanya sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga menjadi simbol negara yang merdeka dan berdaulat. Mulanya Bung Hatta ragu. Setelah diskusi panjang, akhirnya dia setuju. Tapi realisasinya butuh waktu lama. Bukan perkara mudah. Tak ada dana dan tenaga ahli terbatas. 

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Kiprah Menteri Bersandal

Kiprah Menteri Bersandal

Pada masa S.K. Trimurti menjabat menteri perburuhan lahir undang-undang perburuhan yang berpihak pada perempuan dan anak-anak sekaligus dianggap tonggak bagi perjuangan buruh di Indonesia.
Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Di balik koleksi diorama hingga alutsistanya, Museum Satria Mandala ketika masih Wisma Yaso jadi saksi bisu kegetiran hari-hari terakhir Sukarno.
bottom of page