top of page

Sejarah Indonesia

Pejuang Kemerdekaan Tindas Bangsa Yang Ingin

Pejuang Kemerdekaan Tindas Bangsa yang Ingin Merdeka

Bawahan Westerling ini dulunya pejuang melawan tentara pendudukan Jerman. Setelah 1945 mereka menjadi tentara pendudukan di Indonesia.

16 Agustus 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

SEBAGAIMANA banyak pemuda Belanda lain, Johan Heinrich Christoffel Ulrici (1921-2000), yang dikenal juga sebagai Henk Ulrici tak tinggal diam waktu negerinya, Belanda, diduduki tentara Jerman pada Mei 1940. Dia memutuskan bergabung dalam gerakan bawah tanah untuk melawan tentara Jerman. Henk, sapaan akrab Heinrich Ulrici, bergabung ke dalam Knookploegen (KP), semacam pasukan pemukul dalam gerakan bawah tanah.

 

Henk punya kerja penting di masa Perang Dunia II itu. Koran Het Parool edisi 12 Juli 1955 menyebut, pada musim dingin terakhir Perang Dunia II, Henk dan anggota kelompok perlawanan lain ikut meledakkan jalur keretaapi dari Amsterdam ke Amersfoort guna mengganggu perhubungan tentara pendudukan Jerman. Meski sempat tertawan, Henk termasuk yang lihai dalam melarikan diri sehingga selamat.

 

Jan Baptist Vermeulen (1904-1992), yang juga disapa sebagai Om Henk, lebih tua daripada Henk Ulrici tapi juga ikut berjuang. Jika Henk Ulrici masih seorang pemuda yang belum berumur 20 tahun waktu Jerman datang, Om Henk sudah punya pengalaman jadi tentara Belanda. Dia pernah ditugaskan di Hindia Belanda sebelum akhirnya bertugas di Akademi Militer Belanda pada 1938. Setelah Belanda diduduki, Om Henk menolak tunduk.

 

“Segera setelah penyerahan, saya menerima pesan bahwa saya harus melapor ke Akademi Militer Kerajaan (KMA) untuk mengatur penanganan peralatan dan pemindahan senjata kepada pasukan pendudukan. Saya diharuskan mengenakan segitiga putih atau tali biru. Saya menolak,” aku Om Henk di masa tuanya seperti dikisahkan Nieuw Israelietisch Weekblad tanggal 9 Mei 1986.

 

Om Henk lalu jadi bagian gerakan bawah tanah Belanda. Dia termasuk dalam Orde Dienst (OD).

 

Om Henk sempat membantu orang Yahudi yang kesusahan untuk hidup di zaman kekuasaan dipegang tentara fasis Jerman yang rasis itu. Om Henk kemudian tertangkap dalam misi menyelundupkan roll film ke pihak Sekutu di luar Belanda. Dia lalu dibawa ke Jerman dan ditahan lama, bahkan hampir dihukum mati.

 

Om Henk kemudian dibebaskan tentara Amerika Serikat setelah Belanda terbebas dari tentara Jerman. Henk Ulrici dan Om Henk lalu bergabung dengan tentara Belanda yang dikirim ke Indonesia. Henk Ulrici mendapat pangkat letnan sementara Om Henk yang lebih senior hanya mendapat pangkat onderluitenant yang setara pembantu letnan.

 

Kendati tempat penugasan masing-masing berbeda, keduanya sama-sama memimpin pasukan Khusus. Henk Ulrici pernah memimpin pasukan bernama Eric untuk memburu desertir tentara Belanda sohor Poncke Princen.

 

“Pada 9 Agustus 1949, saya menembaki dia. Sayangnya, tembakan itu hanya mengenai pergelangan kakinya,” kenang Henk Ulrici di koran De Telegraaf tanggal 14 Agustus 1993.

 

Kendati tak berhasil membunuh Princen, Letnan Ulrici begitu sohor dalam beberapa pertempuran menghadapi pejuang kemerdekaan Indonesia. Pangkatnya lalu naik hingga kapten. Belakangan, Kapten Ulrici mendapat penghargaan Ridders Militaire Willemsorde Kelas Empat.

 

Sementara, Om Henk ditempatkan di Depot Special Troepen (DST) yang sohor karena aksi brutalnya di Sulawesi Selatan. Dia menjadi menjadi orang nomor dua di DST alias bawahan langsung Kapten Raymond Paul Pierre Westerling (1919-1987) yang juga pernah ikut membebaskan Negeri Belanda dari tentara Jerman Nazi.

 

Demi operasi pembersihan terhadap para “extremist, pasukan DST yang terdiri dari 123 personel lalu dipecah menjadi dua pada Januari 1947. Satu dipimpin langsung Westerling dan satu lagi dipegang Pembantu Letnan Vermeulen alias Om Henk. Pasukan  Om Henk dibantu satu batalyon KNIL yang dipimpin oleh Mayor Stufkenz. De Leeuwarder Courant tanggal 3 September 1984 menyebut mereka terlibat pembantaian di Galung Galung. Sebanyak 364 orang Indonesia terbunuh di sana. Sebelumnya beberapa anggota pasukan khusus yang dipimpinnya terbunuh.

 

Apa yang dilakukan Om Henk dan Henk Ulrici tentu ironis. Sebelum 1945 mereka membela negerinya yang tertindas untuk merdeka dari Jerman. Namun, setelah 1945 mereka menindas dengan kejam bangsa lain dengan dalih mengembalikan Hindia Belanda. Keduanya pun jadi mirip tentara Nazi Jerman yang pernah mereka lawan.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Banjir Aceh dan Tapanuli Tempo Dulu

Sumatra Utara dan Aceh dulu juga pernah dilanda banjir parah. Penyebabnya sama-sama penebangan hutan.
bottom of page