- Hendri F. Isnaeni
- 17 Jun
- 3 menit membaca
Diperbarui: 17 Jun
BENAK Darwin Mahesa dirundung beragam pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di kampung halamannya pada 1888. Selintas lalu dia pernah mendengar tentang sekelompok petani yang melancarkan perlawanan pada pemerintah kolonial di Cilegon. Lantas dia mencari jawaban: bertanya kepada para tetua dan berselancar di dunia maya.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.