top of page

Sejarah Indonesia

Pertempuran Di Bulan Ramadan

Pertempuran di Bulan Ramadan

Ditegur pasukan Siliwangi, pasukan Belanda membalas dengan tembakan. Pertempuran pun pecah saat buka puasa.

19 April 2021

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Pasukan Siliwangi bertempur dengan apa adanya tidak mengurangi semangat melawan Belanda. (Repro Album Kenangan Perjuangan Siliwangi).

Hari kedua puasa tahun 1946. Seksi Sarmada dari Batalion II Kemal Idris Divisi Siliwangi menerima informasi keberadaan tentara Belanda di sekitar Warungkondang, Cianjur. Letnan Sarmada bergerak membawa pasukannya untuk memeriksa kebenaran berita itu.


Setibanya Seksi Sarmada di Cilaku, pasukan Belanda telah bergerak ke arah Cikancana. Seksi Sarmada pun meneruskan gerakannya ke arah Cikancana. Waktu sampai Cijoho sudah masuk magrib, saatnya buka puasa.


“Mengingat tugas yang dihadapi, maka anggota-anggota Seksi Sarmada menunda saat berbuka puasa itu, apalagi tiba-tiba tampak seseorang di atas sebuah jembatan,” tulis Siliwangi dari Masa ke Masa.


Karena hari sudah mulai gelap, tidak jelas apakah orang itu kawan atau lawan. Untuk mengetahuinya, pasukan Sarmada mengeluarkan teguran. “Jawaban atas teguran itu ternyata segera diperoleh, bukan berupa kata-kata tetapi berbentuk tembakan-tembakan gencar. Dengan demikian, dapatlah dipastikan, bahwa di situ terdapat kedudukan Belanda,” catat Siliwangi


Pasukan Sarmada yang berada dalam posisi siaga membalasnya dengan tembakan lebih gencar lagi. Terjadilah baku tembak.


Pertempuran itu mengakibatkan di pihak Belanda jatuh beberapa orang korban. Sedangkan Seksi Sarmada berhasil merampas mortir dan sepucuk stengun beserta pelurunya. Sarmada kemudian kehilangan dua anak buahnya, Kopral Sahibun dan Prajurit Aminin yang ditugaskan melaporkan pertempuran itu ke induk pasukan. Mereka gugur terkena tembakan mortir Belanda yang membabi buta.


Dua hari kemudian pada hari keempat puasa, Belanda melancarkan serangan pembalasan. Sekitar dua kompi pasukan Belanda menyerang Seksi Azil Haznam dari Kompi II Sujoto di Kampung Kebonpeuteuy, Gekbrong, Cianjur. Letnan Azil Haznam bersama enam orang anggotanya gugur.


Pasukan Belanda yang merasa telah berhasil membalas dendam harus menghadapi serangan hebat dari seksi-seksi lain Kompi Sujoto.


Siliwangi dari Masa ke Masa menggambarkan pertempuran itu: “Maka pada dini hari dari hari keempat bulan puasa tahun 1946 terjadilah pertempuran yang dahsyat antara pasukan-pasukan Belanda dengan kita. Pertempuran ini demikian hebatnya sehingga terpaksa dilakukan secara man to man antara anak-anak Siliwangi melawan serdadu-serdadu kolonial Belanda. Granat dari kedua belah pihak beterbangan dan meledak merobek-robek tubuh yang berada di dekatnya ataupun di sekitarnya untuk kemudian dipuncaki oleh pertempuran seorang lawan seorang, sampai pada popor bedil lawan popor bedil yang sengit tanpa ampun dan belas kasihan.”


“Sampai di mana kerugian-kerugian yang diderita oleh kedua belah pihak tidak diketahui dengan pasti,” lanjut Siliwangi“Satuan-satuan dari Kompi Sujoto, mengingat situasi, kemudian mengundurkan diri ke arah Sukalalang.


Ketika Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah, Seksi Sarmada ikut dalam penumpasan pemberontakan PKI di Madiun. Dia dan Seksi Siradz berhasil membuat komandan batalion Mayor Maladi Jusufmenyerah.


Dalam perjalanan karier militernya, Sarmada pernah menjabat komandan Kodim di Serang (kapten), Cianjur (kapten), Karawang (mayor), dan Sukabumi (letnan kolonel). Dia menerima penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi Kelas III.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Sebagai anak “broken home”, Soeharto pontang-panting cari pekerjaan hingga masuk KNIL. Copot seragam ketika Jepang datang dan pulang kampung dari uang hasil main kartu.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Sjoerd Albert Lapré, "anak Jakarte" yang jadi komandan kompi di Batalyon Andjing NICA. Pasukannya terdepan dalam melawan kombatan Indonesia.
bottom of page