top of page

Sejarah Indonesia

Raja Pontas Lumbantobing Sang Penganjur Modernitas

Raja Pontas Lumbantobing, Sang Penganjur Modernitas

Namanya tak tertera dalam sejarah resmi. Namun, Raja Pontas Lumbantobing adalah raja Batak pertama yang mendorong orang Batak menuju dunia modern.

Oleh :
8 Agustus 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Raja Pontas Lumbantobing (1835-1900). (KITLV).

  • Aryono
  • 8 Agu 2020
  • 3 menit membaca

Dr. Naek L. Tobing, SpKJ. meninggal dunia pada 6 April 2020 karena Covid-19. Ia dikenal sebagai seksolog atau pakar kesehatan seks terkemuka di Indonesia. Selain membuka praktik kesehatan seks, ia juga rajin menulis buku-buku tentang masalah reproduksi, seperti Problema Seks dalam Rumah Tangga (1989), Masalah Seks di Kalangan Remaja (1990), Seks dan Problemanya (1991).


Dokter kelahiran Samosir, Tapanuli, 14 Agustus 1940 ini tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Sempat mendalami masalah kejiwaan sebelum akhirnya tertarik mendalami seksologi. Di balik sosoknya yang humoris, ternyata Naek mengagumi sosok raja dari tanah Batak, Raja Pontas Lumbantobing.


Raja Pontas Lumbantobing lahir sekira 1835. Dikenal sebagai pelindung kaum misionaris seperti Gerrit van Asselt (1833–1910), dan I.L. Nommensen (1834–1918). Cerita beredar menyebutnya sebagai sosok pemberani, gemar mengembara tanpa rasa takut dari desanya di Silindung menuju daerah Toba atau Uluan, sekarang Porsea.


Selain itu, Raja Pontas dianggap sebagai juru damai setiap ada pihak yang berselisih. Pada Oktober 1886, ia diangkat pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Jaihutan, pemimpin dari sekalian pemimpin adat yang benar-benar memiliki otoritas. Hingga hari ini, namanya tenggelam di bawah nama Sisingamangaraja XII, namun di hati warga Batak Kristen, nama Raja Pontas adalah pahlawan sebenarnya.


Ditemui di rumah sekaligus tempat praktiknya yang rindang, di bilangan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Naek bercerita tentang tokoh idolanya.


Dari mana Anda mulai mengenal nama Raja Pontas?


Pada usia 18 tahun, saya membaca buku Tuanku Rao, yang ditulis Mangaradja Onggang Parlindungan. Nah, darisitu, saya benar-benar mengetahui ketokohan Raja Pontas, berikut kiprahnya bagi kemajuan warga Batak.


Selain dari buku, dari mana lagi Anda mengetahui sosok Raja Pontas?


Cerita dari para orang tua dulu, sangat sedikit. Hanya, seingat saya, menceritakan bahwa setiap Raja Pontas mau bicara di khalayak umum, maka semua akan tenang mendengarkan. Kemudian dia dikenal pemberani, dan juru damai bagi orang yang berselisih.


Seksolog dr. Naek L. Tobing, SpKJ. (Twitter/@DrNaekLTobing).
Seksolog dr. Naek L. Tobing, SpKJ. (Twitter/@DrNaekLTobing).

Apa saja kiprah Raja Pontas?


Dialah yang sebenarnya menyadari sedari awal, bahwa orang Batak kala itu sedang dalam posisi krisis. Zaman itu, sekira abad 19, banyak perang yang melibatkan bangsa Batak.


Dari situ, Raja Pontas berpendirian bahwa orang-orang tanah Batak utara harus menyesuaikan diri dengan zaman modern. Artinya, orang tanah Batak utara harus berpendidikan dan harus beragama monoteisme. Ia adalah primer il benefactor, atau yang memberikan dirinya.


Seperti apa persinggungan pertama Raja Pontas dengan para misionaris Kristen?


Mulanya, tanah Batak ini jarang dimasuki orang kulit putih. Jika ada orang kulit putih masuk tanah Batak, selalu dihadapkan kepada Raja Pontas. Satu kali, ia menerima misionaris Van Asselt dan Heine.


Kemudian, mereka bertiga jalan-jalan dan bertemu opung Manahara yang sedang sakit latapon atau bisul di bibir. Tahu akan hal itu, Van Asselt pun memberinya obat, dan manjur. Raja Pontas pun berpikir, ini dia yang kami butuhkan, kesehatan. Dari situ, nanti berlanjut dengan kedekatannya dengan misionaris Nommensen.


Apakah nilai yang bisa diwarisi dari sosok Raja Pontas?


Misalnya begini, jangan pernah berebut harta atau kekuasaan dari orang tua. Ternyata kemudian begini, kalau orang mengharapkan warisan atau legacy, baik itu berupa kekuasaan atau uang, maka jiwa orang tersebut akan mati. Maka jangan mengharap legacy.


Mengapa namanya tak setenar Sisingamangaraja XII?


Sisingamangaraja XII tercatat dalam sejarah resmi negeri ini karena ia melawan Belanda. Sementara Raja Pontas adalah raja Batak pertama yang berpikir bagaimana menyelamatkan bangsa Batak menuju dunia yang semakin modern. Memang ia tak tertulis dalam sejarah resmi, namun buat kami, dialah pahlawan yang sesungguhnya.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
Anak Tawanan Itu Bernyanyi “Nina Bobo”

Anak Tawanan Itu Bernyanyi “Nina Bobo”

Sukses sebagai penyanyi di Belanda, Anneke Gronloh tak melupakan Indonesia sebagai tempatnya dilahirkan.
Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Film perdana Reza Rahadian, “Pangku”, tak sekadar merekam kehidupan remang-remang lewat fenomena kopi pangku. Sarat pesan humanis di dalamnya.
bottom of page