top of page

Sejarah Indonesia

Riuhnya Gagasan Milisi Negara

Riuhnya Gagasan Milisi Negara

Dari zaman kolonial Belanda hingga sekarang, usulan wajib militer memicu perdebatan.

28 April 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Kementerian Negeri Jajahan menerima delegasi dari Hindia Belanda (duduk) yang membawa misi membahas Indie Weerbaar di Amsterdam, Nederland, 1920-1930. (geheugenvannederland.nl).

PENGAJUAN Rancangan Undang-Undang (RUU) Komponen Cadangan Pertahanan Negara untuk dibahas di DPR RI membuat publik bertanya-tanya: benarkah akan digelar wajib militer? Masyarakat terbelah dalam memberikan tanggapan. Ada yang setuju, banyak yang tidak. Mereka yang setuju melihat wajib militer berguna jika sewaktu-waktu negara terancam. Sementara yang menolak berpendapat tidak ada keadaan apapun yang mendesak penerapan wajib militer. Bisa-bisa malah menguras anggaran.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Lima Generasi Mengabdi di Istana

Lima Generasi Mengabdi di Istana

Dari generasi ke generasi, keluarga Endang Sumitra merawat dan melayani di Istana Bogor.
Setelah Lama Berpuasa

Setelah Lama Berpuasa

Setelah Orde Baru tumbang, partai-partai berbasis NU didirikan dan berebut suara warga nahdliyin. Tak semuanya bertahan.
Warisan Jaringan Gas Kolonial

Warisan Jaringan Gas Kolonial

Sempat mandeg karena perang, perusahaan gas Belanda beroperasi kembali tapi kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Bagaimana nasib warisan kolonial ini?
NU Seteru Orde Baru

NU Seteru Orde Baru

Nahdlatul Ulama berperan dalam lahirnya Orde Baru. Namun, NU melawan rezim militer itu karena menganggap Islam sebagai kekuatan yang membahayakan bagi kekuasaan.
Dasar NU Mendukung Bung Karno

Dasar NU Mendukung Bung Karno

Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.
bottom of page