top of page

Sejarah Indonesia

S K Trimurti Bukan Tokoh Kelas

S.K. Trimurti Bukan Tokoh Kelas Berat

S.K. Trimurti selalu dikenang ketika Indonesia merayakan kemerdekaan. Namun, dia merasa bukan tokoh proklamasi kelas berat, tetapi hanya tokoh figuran saja.

22 November 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Peserta kursus kader Putera. S.K. Trimurti duduk di samping Sukarno dan Mohammad Hatta. (Dok. Keluarga S.K. Trimurti).

Diperbarui: 24 Nov

SETELAH beberapa hari menjalani tahanan rumah, S.K. Trimurti mendapat panggilan untuk datang ke penjara Jurnatan, Semarang. Seorang Kenpeitai Jepang bernama Nedaci menginterogasinya. Interogasi tak berjalan lancar karena perbedaan bahasa. “Pokoknya Trimurti mengerti bahwa Jepang mendakwa dia mau melawan Jepang,” tulis Soebagijo I.N dalam S.K. Trimurti, Wanita Pengabdi Bangsa.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Kiprah Menteri Bersandal

Kiprah Menteri Bersandal

Pada masa S.K. Trimurti menjabat menteri perburuhan lahir undang-undang perburuhan yang berpihak pada perempuan dan anak-anak sekaligus dianggap tonggak bagi perjuangan buruh di Indonesia.
Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Di balik koleksi diorama hingga alutsistanya, Museum Satria Mandala ketika masih Wisma Yaso jadi saksi bisu kegetiran hari-hari terakhir Sukarno.
bottom of page