top of page

Sejarah Indonesia

Simpang Jalan Milisi

Simpang Jalan Milisi Partai

Dari Barisan Pelopor menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia. Milisi PNI ini tak berkompromi dengan Belanda. Bersimpang jalan dengan Sukarno.

Oleh :
24 September 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Perayaan satu tahun Barisan Banteng di Solo, 14 Desember 1946, yang dihadiri Presiden Sukarno dan Panglima Besar Jenderal Soedirman. (Perpusnas RI).

Diperbarui: 2 Jun

JALAN sunyi di pusat kota Cianjur itu masih menyisakan masa lalu. Pohon-pohon mahoni tua berderet, menaungi rumah-rumah lama dan bangunan-bangunan toko. Sementara itu, di ujung jalan, beberapa gedung sekolah milik yayasan Katolik berdiri megah. Orang-orang Cianjur mengenal ruas jalan itu sebagai Jalan Barba (Barisan Banteng).  

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

HR Rasuna Said turut berguru pada Rahmah El Yunusiyah. Universitas Al-Azhar di Kairo terinspirasi membuka kampus khusus perempuan darinya.
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Dasar NU Mendukung Bung Karno

Dasar NU Mendukung Bung Karno

Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.
NU Mengamankan Benteng Pertahanan

NU Mengamankan Benteng Pertahanan

NU selalu bertahan dalam pemerintahan demi mengamankan benteng pertahanannya: Kementerian Agama.
Gelar Pahlawan Presiden Soeharto

Gelar Pahlawan Presiden Soeharto

Rencana penobatan Soeharto sebagai pahlawan nasional menimbulkan diskursus masyarakat. Ada yang mendukung, tetapi juga banyak yang menolak.
bottom of page