- Didi Kwartanada
- 5 Jun
- 4 menit membaca
Diperbarui: 20 Nov
TIAP zaman, golongan Tionghoa selalu “serba salah” dalam bersikap, ibarat buah simalakama. Seperti dilukiskan dengan bagus oleh Charles Coppel dalam Tionghoa Indonesia dalam Krisis: “Jika mereka terlibat dalam kalangan oposisi, mereka dicap subversif. Apabila mereka mendukung penguasa waktu itu, mereka dicap oportunis. Dan jika mereka menjauhi diri dari politik, mereka juga oportunis sebab mereka itu dikatakan hanya berminat mencari untung Pemuda Tionghoa dalam perang kemerdekaan. (Illustrations of the Revolution: Indonesia 1945-1950)belaka.”
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.









