- M.F. Mukhti
- 6 Agu 2024
- 6 menit membaca
PEREMPUAN itu diam. Badannya tak lengkap, hanya sebatas pinggang; tangan hanya satu; dan tinggal sendiri di tempat sepi tanpa ada yang peduli. Tapi dia tak mengeluh. Sorot matanya yang kosong menatap langit dan garis wajahnya yang mengguratkan karakter keras melukiskan tekad kuat dan ketulusannya dalam berjuang. Dia seakan menggambarkan kerasnya nasib yang harus dijalanani banyak rakyat yang ikut bertaruh nyawa demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah negeri yang ikut diperjuangkannya tegak berdiri, nasib mereka tak kebagian peduli.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.