top of page

Sejarah Indonesia

Jejak Samar Di Kota

Jejak Samar di Kota Merah

Lima tahun di Semarang, Henk Sneevliet meninggalkan pengaruh politik yang kuat. Meski demikian, kenangan terhadap dirinya serupa kepingan puzzle yang tak lengkap.

8 Oktober 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Henk Sneevliet (paling kiri, membelakangi kamera) di Semarang tahun 1915. (Henk Wakker/Herdenking Commite).

MEI 1913, kesempatan itu datang. Hanya tiga bulan setelah tiba di Hindia Belanda, dan sempat bekerja di Surabaya sebagai staf editor Soerabajaasch Handelsblad, Henk Sneevliet hijrah ke Semarang. Ia menyambut tawaran yang lebih menarik, menggantikan DMG Koch sebagai sekretaris Semarang Handelsvereeniging. Bagi Sneevliet, kepindahan ini punya arti penting. Bukan soal gaji besar, lebih dari itu, keinginan menemukan suasana yang cocok bagi aktivitas pergerakan. 

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Kiprah Menteri Bersandal

Kiprah Menteri Bersandal

Pada masa S.K. Trimurti menjabat menteri perburuhan lahir undang-undang perburuhan yang berpihak pada perempuan dan anak-anak sekaligus dianggap tonggak bagi perjuangan buruh di Indonesia.
Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Di balik koleksi diorama hingga alutsistanya, Museum Satria Mandala ketika masih Wisma Yaso jadi saksi bisu kegetiran hari-hari terakhir Sukarno.
bottom of page