top of page

Sejarah Indonesia

Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah Sebagai Ilmu Berbangsa

Hal yang paling penting dalam kandungan materi pelajaran sejarah adalah melacak kebenaran tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu. Belajar dari sejarah juga untuk mengetahui asal usul segala sesuatu, karena segala sesuatu itu memiliki sejarah.

3 Oktober 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Diperbarui: 3 hari yang lalu

MENGAPA kita perlu belajar dari sejarah? Kita semua mengenal sejarah, karena sejarah merupakan mata pelajaran yang mulai dikenalkan kepada kita sejak masih duduk di Sekolah Dasar hingga menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas. Kedudukannya sebagai mata pelajaran wajib menempatkan sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang wajib dipelajari oleh semua generasi muda bangsa.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Dari Rumah yang Dijarah

Dari Rumah yang Dijarah

Balas dendam simbolik, redistribusi instan, dan kegagalan sistem.
Dari Qarawiyyin ke Pasar Pramuka

Dari Qarawiyyin ke Pasar Pramuka

Erosi makna gelar dalam sejarah panjang akademia.
Mengumbar Narasi, Mengerangkeng Arsip

Mengumbar Narasi, Mengerangkeng Arsip

“Sekali lagi: Kalau saja seorang Belanda, sekali-kali tida koebiarkan bangsakoe memperboeat pesta demikian roepa didalam negri ini, jang lagi dalam koengkoengannja. Terlebih dahoeloe rajat jang terkoengkoeng itoe diberi kemerdikaan, baharoelah rajakan hari kemerdikaan kita sendiri!”
Dari Kolonialisme ke Nasionalisme: Warisan Mesin Ujaran Kebencian

Dari Kolonialisme ke Nasionalisme: Warisan Mesin Ujaran Kebencian

Ujaran kebencian kini menjadi masalah struktural, sering direproduksi negara lewat narasi dominan dan alat kekuasaan seperti media, hukum, dan pendidikan. Alih-alih inklusif, nation-state justru menyingkirkan keberagaman demi stabilitas semu.
Soeharto Agen Revolusi Hijau, Mau Dijadikan Pahlawan Nasional? 

Soeharto Agen Revolusi Hijau, Mau Dijadikan Pahlawan Nasional? 

Meski Soeharto dipuji atas keberhasilan produksi pangan lewat Revolusi Hijau, capaian itu dicapai lewat kerja sama dengan korporasi asing, pemaksaan terhadap petani, dan kekerasan struktural. Ia bukan inovator, hanya pelaksana agenda global.
bottom of page