top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Bioskop Garuda, Dulu Primadona kini Tinggal Nama

Kisah bioskop Garuda di Kediri. Dulu tempat muda-mudi menonton film mancanegara tapi kini tinggal nama.

18 Jul 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Bangunan bioskop Garuda yang kini tidak lagi beroperasi di kota Kediri. ( Foto : Fernando Randy/Historia )

Bicara tentang film tak akan bisa lepas dari bioskop. Film menjadi salah satu kesenian yang memikat banyak orang hingga masa kini, sedangkan bioskop menjadi tempat untuk menikmati film. Sejarah penyebaran film berhubungan erat dengan pendirian bioskop di berbagai tempat.


Film masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20. Bersama itu bioskop pertama muncul di Batavia dan menarik perhatian banyak orang. Waktu itu bioskopnya masih berupa rumah. Tapi apa yang dipertunjukan sungguh suatu keajaiban. Gambar idoep, itulah sebutan film saat itu. Maka, orang berbondong-bondong ke bioskop. 


Orang-orang bermodal tebal mendirikan bioskop di berbagai tempat di luar Batavia. Makin hari, makin bagus bentuknya. Tapi seperti bisnis lainnya, bisnis bioskop juga merasakan masanya bangun dan jatuh, naik dan turun, manis dan pahit, hidup dan mati. Di Kediri, Jawa Timur, masa-masa itu terekam jelas dalam bioskop Garuda.


Patung Panji Asmoro Bangun simbol kota Kediri, Jawa Timur. (Fernando Randy/Historia).
Patung Panji Asmoro Bangun simbol kota Kediri, Jawa Timur. (Fernando Randy/Historia).

Bioskop Garuda di Kediri, Jawa Timur. (Fernando Randy/Historia).
Bioskop Garuda di Kediri, Jawa Timur. (Fernando Randy/Historia).

Bioskop Garuda terletak di Jalan Yos Sudarso, kawasan Pecinan, tak jauh dari Klenteng Tjoe Hwie Kiong yang berbatasan dengan Kali Brantas. Pendirian bioskop ini sebati dengan tumbuhnya minat orang Kediri pada film selama era 1970-an. Selain Garuda, Kediri punya empat bioskop lain pada masa 1980-an. Tempat duduknya selalu terisi penuh.



“Dulu di Kediri itu tidak banyak tempat hiburan. Ketika bioskop dibangun, warga penasaran dan akhirnya masuk dan nonton film,” ujar Ismanto (48), salah satu guru di kota Kediri.


Klenteng Tjoe Hwie Kiong yang berlokasi tidak jauh dari bioskop Garuda. (Fernando Randy/Historia).
Klenteng Tjoe Hwie Kiong yang berlokasi tidak jauh dari bioskop Garuda. (Fernando Randy/Historia).

Bangunan Bioskop Garuda yang tampak angker. (Fernando Randy/Historia).
Bangunan Bioskop Garuda yang tampak angker. (Fernando Randy/Historia).

Dari lima bioskop itu, Garuda paling elite. “Bioskop Garuda itu salah satu bioskop untuk yang punya duit lebih mas, karena harga tiketnya cukup mahal zaman itu, seingat saya harga tiketnya sekitar Rp350-an,” kata Ismanto.



Jika dikonversi ke nilai uang sekarang, nilainya sekira Rp35.000. Selain itu, film-film yang diputar bioskop Garuda pun berbeda dari bioskop lainnya. Mereka lebih sering memutar film-film terbaru dari kawasan Asia: Tiongkok dan India. Tapi seiring perkembangan zaman, bioskop Garuda mulai ditinggalkan orang pada 2000-an.


Bangunan gedung bioskop Garuda yang tampak tidak terurus. (Fernando Randy/Historia).
Bangunan gedung bioskop Garuda yang tampak tidak terurus. (Fernando Randy/Historia).

Lambang Garuda yang melekat pada pintu utama gedung bioskop. (Fernando Randy/Historia).
Lambang Garuda yang melekat pada pintu utama gedung bioskop. (Fernando Randy/Historia).

Bioskop ini sekarang tak aktif lagi. Tapi bangunannya masih berdiri. Ada papan nama bertulis "Garuda" lengkap dengan logo burung Garuda yang juga merupakan lambang negara Indonesia.



Penyebab matinya bioskop Garuda antara lain maraknya pembajakan, kemunculan perangkat pemutar film rumahan, dan kalah bersaing dengan jaringan bioskop modern. Pengunjung Garuda pun berkurang. Pemasukan tak ada sehingga membuat manajemen Garuda limbung. Setelah didera kerugian, Garuda tersungkur dan mati.


Salah satu sisi bangunan bioskop Garuda yang rusak. (Fernando Randy/Historia).
Salah satu sisi bangunan bioskop Garuda yang rusak. (Fernando Randy/Historia).

Bangunan Garuda tampak tak terurus. Catnya terkelupas. Lumut menutup sebagian sisi dinding bangunan. Karat menggerogoti besi-besi untuk ornamen, pagar, dan fondasinya.



Bila malam tiba, bangunan ini menyeramkan. Tak sedikit warga yang ngeri ketika harus melewatinya pada malam hari karena bangunannya mirip dengan gedung berhantu dalam film horor.


Cat yang sudah tampak terkelupas. ( Foto : Fernando Randy/Historia )
Cat yang sudah tampak terkelupas. ( Foto : Fernando Randy/Historia )

Sisi bangunan tampak sudah mulai mengelupas. (Fernando Randy/Historia).
Sisi bangunan tampak sudah mulai mengelupas. (Fernando Randy/Historia).

Bioskop Garuda yang jaya pada masanya kini tinggal kenangan. (Fernando Randy/Historia).
Bioskop Garuda yang jaya pada masanya kini tinggal kenangan. (Fernando Randy/Historia).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page