top of page

Sejarah Indonesia

Jelang Kaa Presiden Mengganti Nama Gedung Dan Jalan Di

Jelang KAA, Presiden Mengganti Nama Gedung dan Jalan di Bandung

Demi suksesnya penyelenggaraan KAA, Presiden Sukarno turun tangan langsung mengawasi persiapan

Oleh :
16 April 2015

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Plang nama jalan di Bandung yang diubah atas perintah Presiden Sukarno. Foto: Koleksi Perpusnas RI

  • Aryono
  • 17 Apr 2015
  • 1 menit membaca

PADA 6 April 1955, Presiden Sukarno didampingi Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo melakukan pemeriksaan terakhir persiapan KAA. Seperti dikutip dari majalah Merdeka, 16 April 1955, Presiden Sukarno memutuskan untuk mengubah beberapa nama gedung dan jalan terkait pelaksanaan KAA. Gedung Concordia diubah menjadi gedung Merdeka, gedung Dana Pensiun menjadi gedung Dwi Warna.


Sementara itu Jalan Raya Timur yang membentang di depan gedung sidang pleno, diganti menjadi Jalan Asia-Afrika. Di sepanjang jalan ini, selama KAA berlangsung, kendaraan umum, becak bahkan sepeda dilarang melintas, kecuali kendaraan milik panitia dan pejalan kaki.


Sejumlah ruas jalan di Bandung yang masih bolong dan rusak, seperti jalan Braga, Merdeka dan jurusan Lembang, langsung diperbaiki sampai mulus demi lancarnya konferensi. Arus lalu lintas di dalam kota Bandung pun mengalami pengalihan. Bus luar kota yang biasanya boleh masuk ke depan stasiun, demi keamanan penyelenggaraan KAA dilarang ngetem.


Presiden Sukarno agaknya tak ingin peserta perhelatan akbar bangsa-bangsa Asia dan Afrika itu kecewa. Bandung, kota di mana presiden pernah melewati masa-masa kuliahnya di TH (Technische Hogeschool, kini ITB) semakin mempercantik dirinya seiring makin dekatnya pelaksanaan KAA.  


Gubuk-gubuk pedagang di pinggir jalan ditata sedemikian rupa dan sejumlah toko-toko diperintahkan untuk menata etalasenya. Presiden juga turun langsung untuk mengawasi dalam renovasi gedung-gedung yang akan dipakai sidang-sidang KAA. Dia memberi instruksi langsung kepada para arsitek mengenai desain interior gedung Merdeka, terutama renovasi balkon yang ada di tengah ruangan.


“Demikianlah perobahan-perobahan yang terdapat di Bandung menjelang konperensi ini,” tulis majalah Merdeka

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page