top of page

Sejarah Indonesia

Keakraban Ratulangi Dengan Penduduk Serui

Keakraban Ratulangi dengan Penduduk Serui

Meski jadi tahanan politik, Sam Ratulangi menjalin hubungan yang hangat dengan penduduk Serui. Mereka berseru: "Merdeka Tuan, Merdeka Nyonya!"

30 Januari 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Sam Ratulangi (kedua dari kiri bawah) bersama pemimpin-pemimpin di Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke Serui. (Wikimedia Commons).

Diperbarui: 30 Jun

SAMUEL Ratulangi, gubernur pertama Sulawesi mengalami rupa-rupa perlakuan tidak adil ketika Belanda mengasingkannya ke Serui, Papua. Pada awal masa pengasingan, Ratulangi sekeluarga diberi makan daun pepaya tiap hari. Cara represi seperti ini cukup membuat Ratulangi sekeluarga mengeluh. Mereka merasa diperlakukan seperti kambing.


Selain asupan makan yang memprihatinkan, pemerintah Belanda mendoktrin penduduk Serui untuk menjauhi kelompok Ratulangi. Setelah tiba di Serui dari Makassar pada April 1946, Ratulangi dan rombongannya dipisahkan dari penduduk. Agar menjaga jarak dengan mereka, pemerintah Belanda mengancam warga setempat: barang siapa berani mendekati tujuh oknum berbahaya (Ratulangi dkk) akan ditindak tegas.


“Waktu kami masuk di sana, rupanya sudah dikasih bisikan ‘ini hati-hati orang oknum, oknum yang berbahaya’,” tutur Lani Ratulangi Sugandi, kepada Historia. Lani adalah putri ketiga Samuel Ratulangi yang turut serta dalam pengasingan ke Serui. Lani yang bernama asli Everdina Augustina kini berusia 87 tahun dan akrab disapa Oma Lani.


Menurut Lani, pemerintah Belanda mencekoki penduduk Serui yang kebanyakan beragama Protestan. Mereka bilang bahwa kelompok Ratulangi merupakan oknum berbahaya sebagaimana antagonis dalam kisah Alkitab.  “Masyarakat di situ kan banyak Protestan jadi pakai istilah-istilah dulu saya belum ngerti, kita itu disebut oknum berbahaya pakai ceritera dari Alkitab,” katanya.


Seturut dalam penelitian Bernarda Meteray dalam Nasionalisme Ganda Orang Papua, kelompok Ratulangi dilarang mengadakan kontak dengan penduduk setempat. Pemerintah menganggap mereka kriminal yang sangat berbahaya. Namun lamban laun, orang-orang Serui menyadari bahwa Ratulangi dan kelompoknya bukanlah orang yang berbahaya. Pemerintah Belanda pun perlahan memberikan kebebasan kepada Ratulangi sekeluarga untuk berhubungan dengan penduduk Serui.


Setiap pagi kala memasak, istri Ratulangi Maria Tambayong membuka jendela dapur rumah. Anak-anak Serui kerap menghampiri dan menyapa keluarga Ratulangi. “Selamat Pagi Tuan, Selamat Pagi Nyonya,” kata mereka.


“Anak-anak Papua di Serui itu masih sangat polos dan luhur budinya,” kenang Oma Lani.

Sekali waktu, Sam Ratulangi ingin mengubah kebiasaan menyapa anak-anak Serui. Supaya lebih akrab dan tidak berjarak, Ratulangi mengatakan, jika ingin menyapa cukup katakan saja pekik merdeka. Keesokan harinya, anak-anak itu datang dan kembali menyapa.

“Merdeka,Tuan! Merdeka, Nyonya!”


Walaupun sudah diajarkan supaya lebih setara, salam sapa anak-anak Serui itu tetap tidak seperti yang diharapkan Ratulangi. Meski demikian, Ratulangi berhasil menjalin silahturahmi yang sangat baik dengan penduduk setempat. Simpati dan dukungan orang Serui terhadap Ratulangi pun datang silih berganti.


Ketika kebutuhan konsumsi keluarga Ratulangi tercukupi dengan kebijakan berbelanja sendiri, Ratulangi kerap mengundang warga sekitar untuk makan di rumahnya. Bukan hanya itu saja. Di tengah status sebagai tahanan politik, Ratulangi bahkan berhasil mendirikan partai politik Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) dengan menggandeng putra Papua bernama Silas Papare.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Guru Besar Itu Bernama Mamdani

Guru Besar Itu Bernama Mamdani

Ayah Zohran Mamdani pernah diusir Diktator Idi Amin. Karya-karyanya menyinggung Afrika pasca-kolonial hingga hukum adat di Indonesia.
Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Setelah menumpas PKI, rezim Orde Baru kemudian menghabisi PNI dan NU. Dengan begitu Soeharto dapat berkuasa selama tiga dekade.
Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

HR Rasuna Said turut berguru pada Rahmah El Yunusiyah. Universitas Al-Azhar di Kairo terinspirasi membuka kampus khusus perempuan darinya.
Soebandrio Tidak Menyesal Masuk Penjara Orde Baru

Soebandrio Tidak Menyesal Masuk Penjara Orde Baru

Soebandrio dikenal memiliki selera humor yang tinggi. Selama menjadi tahanan politik Orde Baru, dia mendalami agama Islam, sehingga merasa tidak rugi masuk penjara.
Lagi, Seruan Menolak Gelar Pahlawan Nasional Bagi Soeharto

Lagi, Seruan Menolak Gelar Pahlawan Nasional Bagi Soeharto

Wacana penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Soeharto kian santer. Dinilai sebagai upaya pengaburan sejarah dan pemutihan jejak kelam sang diktator.
bottom of page