Hasil pencarian
9598 hasil ditemukan dengan pencarian kosong
- Pembantaian Tambun Angke 1947
PEREMPUAN sepuh itu bertutur dalam nada duka. Sambil bersuara lirih dan gemetar, dia mengisahkan sebuah pembantaian yang pernah terjadi di kampungnya: Tambun Sungai Angke. Ya, sekitar 70 tahun lalu, di kawasan yang sekarang terkenal sebagai desa Pahlawan Setia (masuk dalam wilayah Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi), sang maut merengut nyawa puluhan warganya. “Termasuk Kopang, mamang (paman) saya yang merupakan tokoh masyarakat di sini,” ujar Gerot (93).
- Menimbang Tafsir Bung Karno
DALAM pidatonya bertajuk To Build the World Anew itu, Bung Karno antara lain mengungkapkan kelemahan-kelemahan PBB, seperti tampak pada keanggotaan Dewan Kemanan yang tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara di Asia dan Afrika.
- Inilah Penjahat Sepakbola
BOLA melambung, mendekat mulut gawang. Kiper Inggris Peter Shilton mencoba menghalau. Tapi pada saat bersamaan Maradona melompat dan … gol! Wasit meniupkan peluit, mengesahkan gol itu. “Tangan Tuhan” telah membantunya. Empat menit kemudian, Maradona menggiring bola dan melewati lima pemain Inggris sejauh hampir tiga perempat lapangan.
- Menggugat Citra Kolonial
RATU Kencono Wulan memang hanyalah permaisuri ketiga Sultan Hamengkubuwono II. Namun, berkat kecantikan dan kepintarannya, dia begitu berkuasa di kesultanan Yogyakarta pada awal abad ke-19.
- Manuel Noriega, Si Muka Nanas yang Kotor
PERAYAAN Natal 1989 datang lebih awal di Gedung Putih. Malam, pada 19 Desember, Presiden George Herbert Walker Bush menyambut hangat tamu-tamunya. Dia tak terlihat lelah meski beberapa jam sebelumnya dia rapat serius dengan para pembantu dekatnya. Selesai acara dia masuk kamar.
- Laga Ketua Gila Bola
TANPA ragu, Herry Kiswanto menerima tawaran dari Tumpal Dorianus (T.D.) Pardede, pemilik klub sepakbola profesional Pardedetex. Dia pun hengkang dari Persib Bandung, klub yang sudah dibelanya selama beberapa musim. Pada 1979, Herry bertolak ke Medan dan memulai petualangannya sebagai pemain Pardedetex.
- Perjanjian Diplomatik Indonesia-Rusia yang Dilupakan
KISAH hubungan dua negeri ini diwarnai pasang surut. Masa-masa bulan madu hubungan Indonesia-Uni Soviet terjadi pada era pemerintahan Sukarno. Hubungan itu kian merenggang saat Soeharto memimpin negeri ini.
- Ki Bagus Hadikusumo Penggerak Generasi Pertama Muhammadiyah
KI Bagus Hadikusumo tak bisa dilepaskan dari Muhammadiyah. Bahkan, dengan keberanian dan kesungguhan hati, dia pernah memimpin organisasi Islam yang besar ini melewati masa-masa sulit. Dia begitu mencintai Muhammadiyah, hingga akhir hayatnya.
- Jungkir Balik Nico Thomas di Arena Tinju (Bagian I)
“BETA mau jadi kayak Muhammad Ali,” ucap Ellyas Pical muda di potongan film seri biopik Ellyas Pical . Nama Muhammad Ali memang acap jadi junjungan petinju sekolong langit. Namun, sejatinya Ellyas Pical juga kerap jadi idola banyak petinju tanah air sejak 1980-an hingga kini, tak terkecuali Nico Thomas.
- Nick Zapetti, Raja Mafia Amerika di Jepang
PERANG Pasifik berakhir. Jepang takluk. Amerika menduduki Jepang secara resmi pada 2 September 1945, setelah penandatanganan pengakuan kekalahan Jepang di atas kapal USS Missouri di pelabuhan Yokohama. Sejak itu, Amerika menempatkan ribuan tentaranya di Jepang. Nick Zapetti salah satunya. Robert Whiting mengungkap kisah hidup Zapetti dalam bukunya, Tokyo Underworld . Buku ini juga membahas berbagai kasus dan skandal internasional yang melibatkan Yakuza, Badan Intelijen Amerika (CIA), pebisnis kelas kakap, hingga politisi ternama.
- Jalan Tentara India di Medan Membelot ke Indonesia
SETELAH Jepang angkat kaki dari Kota Medan, masuklah tentara Sekutu. Kedatangan Sekutu untuk membebaskan tawanan perang sekaligus melucuti senjata orang Jepang yang masih tersisa. Kontingen pertama pasukan Sekutu berasal dari Brigade ke-4 Divisi India yang memasuki Medan pada 9 Oktober 1945.
- Kutu Subversif dalam Rambut Gondrong
PADA dekade pertama Orde Baru, ihwal rambut gondrong rupanya menjadi anasir serius dalam pemberitaan media-media Jakarta. Rambut gondrong dianggap tak mencerminkan “kepribadian bangsa.” Militer pun merasa perlu membikin kebijakan khusus untuk perkara ini. Terjadi razia di jalan-jalan. Bukan senjata yang ditenteng –modal utama saat membungkam komunisme sepuluh tahun sebelumnya, melainkan gunting! Otoritarianisme, dengan logika rust en orde ala ekonomi pembangunan, menjalar ke batas paling personal dari hak individu menentukan idealisasinya.






















