top of page

Hasil pencarian

9591 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Memberangus Seksualitas di Hindia Belanda

    PADA 25 Mei 1936, masyarakat Belanda gempar. Leopold Abraham Ries, bendahara-kepala Kementerian Keuangan Belanda, ditangkap atas tuduhan melakukan seks homoseksual. Henk Vermeulen, lelaki berusia 17 tahun, mengaku sudah lama menjalin hubungan seksual dengan Ries karena iming-iming uang.

  • Mengunyah Sejarah Ketupat

    LEBARAN belum lengkap tanpa makan ketupat. Saat lebaran tiba, ketupat seolah menjadi menu wajib yang mesti tersedia di meja makan. Namun bagaimana asal-asul sejarah ketupat? Mengulas sejarah ketupat tidaklah semudah mengunyah ketupat itu sendiri.

  • Humanisme dalam Novel Emilie Jawa 1904

    DALAM salah satu acara makan malam di Paris, Emilie menjadi pusat perhatian. Semua orang membicarakan rencana Emilie pergi ke Hindia Belanda. Negeri jauh ini, mereka bilang, masih penuh dengan horor: manusia memakan manusia, ibu memakan anaknya. Yang lain mengoreksi, bahkan menyebut orang Jawa sangat halus, sopan; tak mengeluh sekalipun dicambuk karena menganggap orang Belanda sebagai tamu yang layak dihormati.

  • Mas Slamet Hina Sukarno

    MR. Mas Slamet kecewa berat pada golongan Republiken yang dianggapnya kolaborator fasis Jepang. Padahal, menurut dia Jepang banyak mendatangkan kesengsaraan pada rakyat. Mas Slamet lantas menggantungkan nasib kepada Ratu Belanda dengan harapan Ratu bisa melakukan sesuatu untuk rakyat Indonesia. Dia pun pergi ke Belanda, bersikeras bertemu Ratu Wilhelmina.

  • Hitam Putih Rambut Gimbal

    SELAIN musik, apa yang paling melekat dari sosok Bob Marley dan Mbah Surip? Rambut gimbal. Ya, rambut gimbal identik dengan kedua musisi reggae  itu. Padahal lilitan rambut gimbal merentang jauh ke belakang.

  • Nasionalisme Peci Sukarno

    PEMUDA itu masih berusia 20 tahun. Dia tegang. Perutnya mulas. Di belakang tukang sate, dia mengamati kawan-kawannya, yang menurutnya banyak lagak, tak mau pakai tutup kepala karena ingin seperti orang Barat. Dia harus menampakkan diri dalam rapat Jong Java di Surabaya, Juni 1921. Tapi dia masih ragu. Dia berdebat dengan dirinya sendiri.

  • Menuju Sorga Perempuan di Hindia Belanda

    PADA 1712 di atas geladak kapal Arentsduin  milik VOC yang hendak berlayar ke Hindia, seorang perempuan tertangkap. Dia penumpang gelap karena ada larangan penumpang perempuan di kapal-kapal VOC. Rupa-rupanya dia tak rela berpisah dengan suaminya yang akan berlayar. Kapten kapal kemudian menugaskan dua penjaga untuk berpatroli siang-malam guna mencegah kejadian serupa terulang.

  • Sedia Payung Walau Tak Hujan

    INGAT lagu “Umbrella” yang dilantunkan Rihanna? Ya, lagu itu pernah menduduki tangga lagu terpopuler di seluruh dunia. Payung atau umbrella , dari bahasa Latin umbra  yang berarti bayang-bayang, sontak kembali populer. Menyusul kesuksesan lagu itu, Rihanna sendiri berbisnis payung dengan bahan berkualitas dan bentuk yang fashionable . Dia bekerjasama dengan perusahaan payung terbesar di Amerika Serikat, Totes.

  • Paman Sam dan Tukang Daging

    BANYAK orang percaya Paman Sam benar-benar pernah ada. Dia tokoh sungguhan yang hidup awal abad ke-19. “Paman Sam benar-benar pernah ada. Namanya Samuel Wilson dan dia merupakan seorang pengawas daging di sebuah perusahaan yang menyuplai daging untuk ransum tentara selama Perang 1812,” tulis Bill Lawrence dalam Fascinating Facts From American History .

  • Batavia, Koloni Tanpa Perempuan

    GUBERNUR Jenderal Jan Pieterszoon Coen punya gagasan untuk mengisi kota Batavia. Kepada dewan pengurus di Amsterdam, Coen meminta kiriman anak-anak gadis dan mengusulkan agar banyak keluarga Belanda dari kalangan baik-baik bermigrasi ke Batavia, agar semua sifat-sifat baik keluarga Belanda dan kaum perempuan Belanda seperti kesopanan, kebersihan, dan kesalehan bisa ditanamkan di sini.

  • Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

    LUKISAN penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh jadi simbol perlawanan bangsa Indonesia atas kolonialisme Belanda. Seperti diketahui, Perang Jawa yang dinyalakan Diponegoro antara 1825–1830, menyebabkan kerugian besar bagi Belanda. Kas pemerintah kolonial habis terkuras. Begitu pula tentaranya banyak berguguran di tangan pasukan Diponegoro. Hanya lewat tipu muslihat, Belanda akhirnya berhasil menangkap Diponegoro sekaligus mengakhiri Perang Jawa. Tidak hanya berkecamuk di Jawa, perlawanan Diponegoro turut mengguncang kekuasaan Belanda di daratan Eropa. Konsentrasi yang tercurah sepenuhnya terhadap Perang Jawa memicu revolusi di salah satu koloni Belanda, yaitu Belgia. Revolusi Belgia berujung pada kemerdekaan Belgia tanggal 4 Oktober 1830 sekaligus memisahkan diri dari Kerajaan Belanda. “Perang Diponegoro ternyata sangat berkaitan sekali dengan negara Belgia. Pada 1825 sampai 1830, fokus Belanda tercurah kepada Perang Diponegoro, termasuk keuangan, logistik, dan lain-lain. Akibatnya, negara jajahan Belanda seperti Belgia tidak terperhatikan sehingga terjadi revolusi Belgia. Dan akhirnya Belgia bisa merdeka dari Belanda,” terang Suryagung, arsiparis sekaligus ketua tim pameran dan diorama ANRI, ketika memandu Historia.ID  dalam pameran arsip 75 tahun hubungan Indonesia dan Belgia di Gedung ANRI di Jl. Gadjah Mada, Jakarta Barat, (9/12). Arsip Perang Jawa yang berkaitan dengan Belgia dalam pameran arsip  “Belgia dan Indonesia: Arsip Persahabatan”. (Faraya Maulida/Historia.ID). Dalam pameran arsip bertajuk “Belgia dan Indonesia: Arsip Persahabatan” itu, lukisan penangkapan Diponegoro menjadi wahana pembuka untuk memaknai hubungan historis Indonesia-Belgia. Selain itu, tersua beberapa arsip, antara lain Arsip Diponegoro: Yogyakarata Residency , No. 214, tentang maklumat perang pemerintah kolonial Belanda terhadap Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi. Arsip tersebut juga menyatakan rasa frustrasi pemerintah kolonial untuk meringkus kedua pangeran Jawa tersebut. Satu arsip lagi menyangkut pelukis Raden Saleh dalam Algeemene Secretarie MGS , No. 4551. Arsip ini memuat surat keputusan bertanggal 24 Juni 1859, No. 49, yang menetapkan penugasan Raden Saleh sebagai pelukis kerajaan untuk menyelesaikan dan memperbaiki koleksi potret Gubernur Jenderal di Istana Buitenzorg (Bogor), sekaligus menetapkan pembayaran honorariumnya. Fakta menarik tentang Raden Saleh bahwa gurunya adalah pelukis terkemuka kebangsaan Belgia. “Raden Saleh sendiri belajar melukis secara formal kepada pelukis Belgia Antoine Auguste Joseph Payen. Sebagai salah satu pelukis Indonesia terbesar, ternyata Raden Saleh belajarnya sama pelukis Belgia. Orang Belgia sangat bangga sekali dengan fakta itu,” tutur Suryagung. Lukisan Antoine Auguste Joseph Payen karya Raden Saleh (1847). (Katalog pameran arsip 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Belgia). Selain Payen, Raden Saleh juga terinspirasi oleh karya seni Belgia yang dipamerakan di berbagai kota Eropa antara 1842 hingga 1844. Karya-karya maestro seni Belgia turut memberikan pengaruh mendalam terhadap gaya artistik dan proses kreatif Raden Saleh. Namun, koneksi Indonesia-Belgia tak berhenti di Raden Saleh. Pada 1855, Belgia telah membuka konsulat yang pertama di Batavia. Seturut catatan Regeering Almanak voor Nederlandsh-Indie 1898, Belgia kemudian membentuk lagi kantor konsulat di Semarang, Surabaya, Padang, dan Makassar. Menjelang berakhirnya masa kolonial Hindia Belanda, Arsip Konsulat Jenderal Belgia 1938–1940 menunjukkan keberadaan sebuah konsulat Belgia di Medan. Berdirinya konsulat Belgia di sejumlah kota membuktikan kepentingan ekonomi Belgia maupun komunitas Belgia sudah eksis di Hindia Belanda. Ketika Indonesia merdeka, Belanda kembali datang untuk menjajah kembali. Di masa perang mempertahankan kemerdekaan, Indonesia juga menjalankan perjuangan secara diplomatik. Belgia pun hadir di sela-sela perjuangan diplomasi Indonesia. Dalam Komisi Tiga Negara (KTN), Belgia mewakili Belanda, Australia mewakili Indonesia, sedangkan Indonesia dan Belanda menunjuk Amerika Serikat sebagai mediator. Komite ini bertujuan untuk menghentikan permusuhan dan memfasilitasi perundingan damai antara Indonesia dengan Belanda pasca agresi militer Belanda pertama pada 1947. Hasil prakarsa KTN ini kemudian menghasilkan perundingan lanjutan yang dikenal sebagai Perundingan Renville pada awal 1948. “Belgia hanya mewakili Belanda dan itu tujuannya untuk perdamaian. Bukan semata-mata mendukung Belanda untuk tetap berkuasa di Indonesia. Mereka kan pernah dijajah Belanda juga,” beber Suryagung. Belgia termasuk salah satu negara Eropa paling awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Hubungan diplomatik dengan Belgia secara resmi terjalin pada 1949, ditandai dengan penunjukkan Ide Anak Agung Gde Agung sebagai duta besar Indonesia pertama untuk Belgia. Sementara itu, Belgia menunjuk Paul Vanderstichelen sebagai duta besar Belgia pertama untuk Indonesia. Presiden Soeharto menjadi presiden Indonesia pertama yang berkunjung ke Belgia pada 1972. Dilanjut dengan kunjungan balasan Raja Baudouin dan Ratu Febiola ke Indonesia pada 1974. Raja dan Ratu Belgia itu mendatangi sejumlah destinasi wisata Indonesia, mulai dari Kebun Raya Bogor, Candi Borobudur, hingga air terjun Sipiso-piso yang menghadap Danau Toba. “Raja Baudouin dan Ratu melakukan kunjungan ke Indonesia selama 13 hari. Betah juga ya mereka di sini,” ujar Suryagung berkelakar. Cuplikan komik Tintin di Bandara Kemayoran. Pencipta karakter Tintin, Hagen, merupakan komikus kebangsaan Belgia. (Faraya Maulida/Historia.ID). Hubungan diplomatik Indonesia dengan Belgia terus terjalin pada pemerintahan-pemerintahan selanjutnya. Presiden Abdurrahman Wahid, Joko Widodo, hingga Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Belgia. Pada 2008, Pangeran Philippe yang kini menjadi raja Belgia juga berkunjung ke Indonesia. Jalinan bilateral kedua negara meliputi berbagai bidang kerja sama: politik, ekonomi, hingga seni dan pengetahuan. Duta Besar Belgia untuk Indonesia Frank Felix mengakui kilas balik yang menarik mengenai hubungan mendalam dan abadi antara Indonesia dengan Belanda. “Dari masa pasca Perang Jawa, yang turut membentuk kondisi bagi revolusi dan kemerdekaan Belgia pada tahun 1830, hingga peran penting Belgia dalam Commitee of Good Offices  atau Komisi Tiga Negara, yang mendukung perjalanan Indonesia menuju kedaulatan. Sejarah bersama kita kaya dan beragam, dari kunjungan kenegaraan timbal balik pada 1970-an hingga puluhan kerja sama yang bermanfaat dalam bidang pendidikan, pembangunan, perdagangan, investasi, dan budaya,” kata Frank Felix dalam testimoninya untuk pameran 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Belgia. Pameran arsip “Belgia dan Indonesia: Arsip Persahabatan” berlangsung hingga Januari 2026.*

  • Varia Maskot Piala Dunia

    TERLEPAS dari tekanan dunia internasional dan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait potensi sanksi terhadap Israel, badan sepakbola dunia FIFA meluncurkan trio maskot untuk meramaikan Piala Dunia 2026. Ketiga maskot mewakili tiga negara tuan rumah: Maple (Kanada), Zayu (Meksiko), dan Clutch (Amerika Serikat).

bottom of page