Hasil pencarian
9598 hasil ditemukan dengan pencarian kosong
- Peran Bung Karno Temukan Makam Imam Bukhari
SALAH satu kebiasaan unik Presiden Sukarno saat berkunjung ke luar negeri yaitu melakukan ziarah di pusara tokoh-tokoh dunia, termasuk para tokoh dan ulama besar Islam. Selain pernah berziarah di makam Nabi Muhammad tahun 1955, Bung Karno pernah berziarah di makam Salahudin Ayubi, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani, dan beberapa tokoh Islam lainnya.
- Penulis Buku Perjalanan Wartawan Pertama
DI kalangan wartawan Indonesia, nama Adinegoro dikenal sebagai nama sebuah penghargaan jurnalistik yang diberikan kepada para wartawan Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an. Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Adinegoro –dianugerahi gelar Perintis Pers Indonesia pada 1974– adalah orang Indonesia pertama yang menempuh kuliah jurnalistik di Jerman pada 1926. Karya tulisnya yang berjudul Melawat ke Barat mungkin bisa dikatakan sebagai buku pertama yang menulis kisah perjalanan wartawan Indonesia ke luar negeri. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka dalam tiga jilid pada tahun 1936.
- Pembantaian Tambun Angke 1947
PEREMPUAN sepuh itu bertutur dalam nada duka. Sambil bersuara lirih dan gemetar, dia mengisahkan sebuah pembantaian yang pernah terjadi di kampungnya: Tambun Sungai Angke. Ya, sekitar 70 tahun lalu, di kawasan yang sekarang terkenal sebagai desa Pahlawan Setia (masuk dalam wilayah Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi), sang maut merengut nyawa puluhan warganya. “Termasuk Kopang, mamang (paman) saya yang merupakan tokoh masyarakat di sini,” ujar Gerot (93).
- Menimbang Tafsir Bung Karno
DALAM pidatonya bertajuk To Build the World Anew itu, Bung Karno antara lain mengungkapkan kelemahan-kelemahan PBB, seperti tampak pada keanggotaan Dewan Kemanan yang tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara di Asia dan Afrika.
- Inilah Penjahat Sepakbola
BOLA melambung, mendekat mulut gawang. Kiper Inggris Peter Shilton mencoba menghalau. Tapi pada saat bersamaan Maradona melompat dan … gol! Wasit meniupkan peluit, mengesahkan gol itu. “Tangan Tuhan” telah membantunya. Empat menit kemudian, Maradona menggiring bola dan melewati lima pemain Inggris sejauh hampir tiga perempat lapangan.
- Menggugat Citra Kolonial
RATU Kencono Wulan memang hanyalah permaisuri ketiga Sultan Hamengkubuwono II. Namun, berkat kecantikan dan kepintarannya, dia begitu berkuasa di kesultanan Yogyakarta pada awal abad ke-19.
- Manuel Noriega, Si Muka Nanas yang Kotor
PERAYAAN Natal 1989 datang lebih awal di Gedung Putih. Malam, pada 19 Desember, Presiden George Herbert Walker Bush menyambut hangat tamu-tamunya. Dia tak terlihat lelah meski beberapa jam sebelumnya dia rapat serius dengan para pembantu dekatnya. Selesai acara dia masuk kamar.
- Laga Ketua Gila Bola
TANPA ragu, Herry Kiswanto menerima tawaran dari Tumpal Dorianus (T.D.) Pardede, pemilik klub sepakbola profesional Pardedetex. Dia pun hengkang dari Persib Bandung, klub yang sudah dibelanya selama beberapa musim. Pada 1979, Herry bertolak ke Medan dan memulai petualangannya sebagai pemain Pardedetex.
- Perjanjian Diplomatik Indonesia-Rusia yang Dilupakan
KISAH hubungan dua negeri ini diwarnai pasang surut. Masa-masa bulan madu hubungan Indonesia-Uni Soviet terjadi pada era pemerintahan Sukarno. Hubungan itu kian merenggang saat Soeharto memimpin negeri ini.
- Ki Bagus Hadikusumo Penggerak Generasi Pertama Muhammadiyah
KI Bagus Hadikusumo tak bisa dilepaskan dari Muhammadiyah. Bahkan, dengan keberanian dan kesungguhan hati, dia pernah memimpin organisasi Islam yang besar ini melewati masa-masa sulit. Dia begitu mencintai Muhammadiyah, hingga akhir hayatnya.
- Jungkir Balik Nico Thomas di Arena Tinju (Bagian I)
“BETA mau jadi kayak Muhammad Ali,” ucap Ellyas Pical muda di potongan film seri biopik Ellyas Pical . Nama Muhammad Ali memang acap jadi junjungan petinju sekolong langit. Namun, sejatinya Ellyas Pical juga kerap jadi idola banyak petinju tanah air sejak 1980-an hingga kini, tak terkecuali Nico Thomas.
- Nick Zapetti, Raja Mafia Amerika di Jepang
PERANG Pasifik berakhir. Jepang takluk. Amerika menduduki Jepang secara resmi pada 2 September 1945, setelah penandatanganan pengakuan kekalahan Jepang di atas kapal USS Missouri di pelabuhan Yokohama. Sejak itu, Amerika menempatkan ribuan tentaranya di Jepang. Nick Zapetti salah satunya. Robert Whiting mengungkap kisah hidup Zapetti dalam bukunya, Tokyo Underworld . Buku ini juga membahas berbagai kasus dan skandal internasional yang melibatkan Yakuza, Badan Intelijen Amerika (CIA), pebisnis kelas kakap, hingga politisi ternama.






















