top of page

Hasil pencarian

9590 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Abdoel Moeis dan Hari Sastra Indonesia

    PADA 24 Maret 2013, pertemuan sastrawan terkemuka Indonesia di Bukittinggi, Sumatra Barat, yang dihadiri wakil menteri pendidikan serta sejumlah tokoh nasional dan daerah, menetapkan 3 Juli sebagai Hari Sastra Indonesia. Tanggal itu diambil dari kelahiran Abdoel Moeis, wartawan, politisi, dan sastrawan. “Pada awalnya kami mencari naskah sastrawan terkemuka yang diterima Balai Pustaka. Tapi tidak berhasil menemukan tanggal terbitan pertama Balai Pustaka sehingga akhirnya panitia kecil menetapkan tanggal lahir Abdoel Moeis sebagai Hari Sastra Indonesia,” kata penyair Taufiq Ismail, penggagas Hari Sastra Indonesia, dikutip republika.co.id, 24 Maret 2013. Selain itu, Abdoel Moeis juga merupakan pahlawan nasional pertama yang diangkat oleh Presiden Sukarno pada 30 Agustus 1959.

  • Suluh Bagi Perempuan

    PERAYAAN lima tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Makassar, yang dihadiri Presiden Sukarno, berlangsung meriah. Di gedung gubernur Makassar, Sjamsiah Ahmad, yang berusia 17 tahun, mengenakan gaun putih dengan kancing berjumlah 17 pula. Tangannya menggenggam bendera merah-putih kecil. Dia berdiri berderet bersama siswa lain untuk menyambut Sukarno. Sukarno berjalan di depan mereka. Ketika sampai di depan Sjamsiah, Sukarno berhenti dan berkata, “Namamu siapa?” “Sjamsiah.” “Tahu artinya?” tanya Sukarno. Sjamsiah menggeleng.

  • Sabah Milik Siapa?

    MANTAN Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad bersuara lantang mengomentari penyerangan bersenjata di Sabah yang memakan banyak korban jiwa. “Tidak ada jalan keluar selain meluncurkan serangan balik untuk mengusir mereka,” ujarnya. Mahathir menganggap pemerintah Malaysia keliru mengirimkan polisi. “Ancaman eksternal semestinya ditangani oleh angkatan bersenjata,” kritiknya. Konflik itu diawali oleh penyusupan ratusan warga Filipina Selatan, yang mengklaim sebagai Tentara Diraja Kesultanan Sabah ke Lahad Datu, Sabah, Malaysia awal Februari 2013. Mereka berusaha mengambil kembali Sabah (Kalimantan Utara) dari Malaysia, yang mencaploknya 50 tahun silam.

  • Tanggal Hari Musik Nasional Diperdebatkan

    PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 10 Tahun 2013. Pemerintah merasa perlu mengeluarkan Keppres tersebut karena selama ini insan musik Indonesia bersama masyarakat telah memperingati tanggal 9 Maret sebagai hari musik nasional. Sebenarnya, Hari Musik Nasional sudah dicanangkan Presiden Megawati Sukarnoputri di Istana Negara, Jakarta, pada 10 Maret 2003 dengan ditandai pemencetan tombol situs resmi Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI).

  • Kode Partikelir

    PADA Januari 1950, ketika Ali Sastroamidjojo akan berangkat ke Washington, Amerika Serikat, untuk menjalankan tugas sebagai dutabesar, Mohammad Hatta membekalinya cek sebesar US$10.000 untuk membiayai kegiatan kedutaan. “Bung Hatta dengan saya mengadakan suatu perjanjian tentang kode yang akan dipakai untuk tilgram-menilgram tentang hal-hal yang harus dirahasikan,” kata Ali dalam otobiografinya, Tonggak-tonggak di Perjalananku. Kode itu diambil dari dua buku yang sama yang dipegang Hatta dan Ali. Tiap-tiap huruf dinyatakan dengan menyebutkan nomor halaman, kalimat, kata dan huruf pertama dari kata itu yang terdapat di dalam buku tersebut.

  • Baret Merah vs Baret Ungu

    SEKIRA 90 anggota Batalyon Artileri Medan 15/76 Tarik Martapura menyerang Markas Polres OKU (Ogan Komering Ulu) Sumatra Selatan, 7 Maret lalu. Mereka mengamuk lantaran tak mendapat kejelasan yang memuaskan tentang penanganan kasus penembakan rekan mereka, Pratu Heru Oktavianus, oleh Brigadir Wijaya, anggota Polres OKU. Empat polisi terluka. Dalam sejarah, bentrokan bukan hanya terjadi antara militer dengan polisi. Bentrok sesama militer pernah beberapa kali terjadi. Pada 1964 misalnya, pasukan RPKAD (kini Kopassus) baku hantam dengan pasukan KKO (kini Marinir) di Lapangan Banteng, Jakarta. Kisahnya bermula dari saling ejek pada suatu pagi ketika mereka sama-sama latihan di Lapangan Banteng.

  • Kuliner Tionghoa di Nusantara

    CAP go meh, hari kelimabelas Imlek, dirayakan warga Tionghoa dengan menggelar keramaian, lengkap dengan pernak-pernik khas dan sajian kulinernya. Di masa lalu, saat perayaan cap go meh di Jakarta, terlebih bagi pemuda yang hendak melamar gadis pujaannya, maka ada syaratnya. “ Cialat  atau cilaka dua belas bagi mantu yang datang sowan tanpa membawa sepasang bandeng,” tulis Alwi Shahab dalam Robih   Hood   Betawi . “Calon mantu yang begini tidak punya liangsim  atau rasa malu.”

  • Dari Bataan Menuju Kematian

    MYRRL McBride Sr dan banyak serdadu lain haus, lapar, dan lelah siang itu. Namun mereka harus terus berjalan sesuai perintah para serdadu Jepang yang menawan mereka. Lalu, “Orang-orang mulai terhuyung dan jatuh. Tak lama kemudian mereka ditembak atau ditusuk bayonet,” kenang McBride, yang selamat, dalam memoarnya Beyond the March of Death: Memoir of a Soldier′s Journey from Bataan to Nagasaki . Sejak Jenderal Edward P King, komandan pasukan AS-Filipina di Semenanjung Bataan, menyerah kepada Jepang di bawah Jenderal Masaharu Homma pada 9 April 1942, sekira 50 ribu serdadu AS dan Filipina jadi tawanan Jepang. Keesokan harinya, Jepang memerintahkan mereka, yang sudah dibagi dalam beberapa kelompok, berjalan kaki menuju kota Tarlac, provinsi Tarlac, tempat Kamp O’Donnel berada –dikenal dengan istilah “Pawai Kematian Bataan” (Bataan Death March). Sebagian rombongan berjalan kaki ke San Fernando, provinsi Pamapanga.

  • Petisi untuk Negeri Matahari

    MEMPERINGATI 71 tahun pendudukan Jepang di Timor Leste, Koalisi Jepang-Timor Timur mengajukan petisi untuk Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida yang mendesak penyelesaian masalah perbudakan seksual (ianfu)  selama menjajah bumi Timor Lorosae. “Pendudukan Jepang menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi orang-orang, dan satu masalah yang belum diselesaikan adalah keadilan bagi para korban perbudakan seksual militer atau disebut comfort women ,” tulis Akihisa Matsuno dari Koalisi Jepang-Timor Timur dalam pengantar petisi yang diterima Historia .

  • Feisal Tanjung Penindak Perwira

    FEISAL Tanjung sering disebut the rising star . Kariernya melesat sejak dia ditunjuk sebagai ketua Dewan Kehormatan Militer (DKM) pada 1992. Dewan ini dibentuk selepas peristiwa Santa Cruz, Dili, pada 1991. Posisinya kala itu mayor jenderal. Ia bertugas menyelidiki aparat yang bertindak di luar kepatutan. Sejumlah perwira ABRI pun ditindak. Pangdam Udayana Mayjen TNI Sintong Panjaitan, misalnya, harus melepas jabatannya. Brigjen TNI Warouw, panglima Komando Lapangan Operasi Timor Timur, bahkan diberhentikan dari ABRI. Hasil kerjanya itu memuaskan Presiden Soeharto.

  • Bahasa Indonesia di Dewan Rakyat Hindia Belanda

    KONGRES Pemuda II, 28 Oktober 1928, menetapkan “satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.” Bahasa Indonesia dapat diterima karena tidak mengancam dan tidak eksklusif. “Dan belakangan, bahasa Indonesia menjadi pertanda pertumbuhan keyakinan akan Indonesia,” tulis RE Elson dalam The Idea of Indonesia , “sebagaimana ketika fraksi Thamrin mulai menggunakan bahasa Indonesia untuk kali pertama dalam perdebatan Volksraad  pada 1938.” Muhammad Husni Thamrin, wakil Betawi dan ketua Fraksi Nasional di Dewan Rakyat Hindia Belanda (Volksraad) , mewujudkan tuntutan Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo, 25-27 Juni 1938, agar Fraksi Nasional menggunakan bahasa Indonesia.

  • Kanal Terbukti Gagal

    SEJAK bernama Batavia, kota Jakarta tak pernah lepas dari banjir. Tercatat, banjir pernah melanda sebagian besar kota Batavia lama pada 1670. Padahal kala itu Kongsi Dagang Belanda (VOC) sudah membangun kanal di Batavia. “Pembangunan kanal di Batavia justru menimbulkan masalah baru, rusaknya ekologi kota. Bukan mengurangi banjir,” kata Bondan Kanumoyoso, sejarawan Universitas Indonesia dalam diskusi bertajuk “Masa Lalu, Masa Kini, Masa Banjir” yang dihelat majalah Historia  dan Wisdom Institute, di Newseum Cafe, Jakarta, 29 Januari 2013.

bottom of page