top of page

Sejarah Indonesia

Peringatan 90 Tahun Sumpah Pemuda

Memperingati 90 tahun sumpah pemuda mengingat kembali semangat para pemuda dalam perjuangan bangsa.

Oleh :
26 Okt 2018

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Peserta Kongres Pemuda II, 27-28 Oktober 1928.

Diperbarui: 29 Jul

MENGINGAT 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda berarti mengingat semangat kaum muda di masa lampau. Dalam upaya meraih kemerdekaan, para pemuda dari berbagai daerah berkumpul untuk mengadakan kongres. Tujuannya menyatukan para pemuda dalam satu payung organisasi. Kongres Pemuda pertama pun terselenggara pada 1926.


Dua tahun berselang, para pemuda kembali berkongres untuk kali kedua pada 27-28 Oktober 1928. Semangat mereka untuk berkumpul membahas perjuangan kemerdekaan tak tergerus meskipun harus menempuh perjalanan jauh. Ada yang dari Sunda, Sumatra, dan Ambon. Total pemuda yang hadir mencapai 750 orang tapi hanya 75 orang yang namanya tercatat. Dan dari sepuluh perempuan yang hadir, hanya tujuh yang terjejaki.


Kongres Pemuda kedua melahirkan keputusan yang kemudian disebut Sumpah Pemuda. Istilah Sumpah Pemuda muncul setelah kongres untuk menyebut hasil kongres bersejarah yang punya semangat persatuan. Dari kongres ini kita bisa melihat semangat para pemuda untuk melakukan perubahan bagi bangsanya dengan membebaskan diri dari belenggu penjajahan.


Sembilan puluh tahun setelah Sumpah Pemuda, semangat pemuda itu masih dibutuhkan Indonesia. Masih banyak masalah yang harus dihadapi kaum muda, seperti pengangguran, kemiskinan, dan perpecahan akibat perseteruan antarkelompok. Peran pemuda menjadi penting sebagai generasi penerus yang menentukan kemajuan bangsa di masa mendatang.


Untuk itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Historia mengadakan talkshow pada 28 Oktober 2018 pukul 09.00-10.00 WIB di Gedung Kemendikbud sebagai peringatan atas semangat para pemuda di masa lalu. Narasumber yang mengisi acara adalah Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud), Alissa Wahid (aktivis Gusdurian), dan Ratih Ibrahim (presidium Mafindo).


Bagi anda yang tak bisa hadir, bisa mengikuti talkshow secara live streaming.



Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Setelah menumpas PKI, rezim Orde Baru kemudian menghabisi PNI dan NU. Dengan begitu Soeharto dapat berkuasa selama tiga dekade.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page