top of page

Hasil pencarian

9590 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Antara Sukarni dan Sukarno

    Sukarni Kartodiwirjo bersama Adam Malik, Chaerul Saleh, dan Wikana  “menculik” Sukarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok sehari sebelum proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 . Peran istrinya, Nursjiar Machmoed, tak bisa diabaikan begitu saja. “Di rumah ada dua anak. Bapak berani bilang saya begini, saya begitu itu karena di rumah ada mama. Kalau mama nggak ada, dengan anak dua, apa berani Bapak? Nggak berani,” kata Emalia Iragiliati Sukarni, putri Sukarni, dalam peluncuran bukunya, Sukarni dan Actie Rengasdengklok,  di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta (20/4/2013).

  • Soerat Makan Kolonial

    BELAKANGAN ini, wisata kuliner  menjadi tren. Media cetak maupun elektronik menyediakan ruang untuk icip-icip makanan. Sebenarnya, wisata kuliner  bukan barang baru. Ia telah hadir di zaman kolonial. Untuk memfasilitasi wisatawan asing, pemerintah Hindia Belanda mendirikan perhimpunan turisme, Vereeniging Toeristenverkeer (VTV) di Batavia, pada 1908. Anggotanya para pengusaha yang berhubungan dengan turisme, seperti perusahaan transportasi, perhotelan, pemilik toko, dan perbankan. Kantor ini bertugas untuk mempromosikan, memberikan informasi, dan membuat reklame turisme.

  • Mula Pedagang Kaki Lima

    PKL bukan pedagang kemarin sore. Kehadiran mereka di Jakarta bisa dirunut hingga ke zaman Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1811-1816). Saat itu, Raffles memerintahkan beberapa pemilik gedung di jalanan utama Batavia untuk menyediakan trotoar selebar lima kaki (five foot way)  untuk pejalan kaki. Menurut William Liddle dalam “Pedagang yang Berkaki Lima”, termuat 111 Kolom Bahasa Kompas , saat bertugas di Singapura pada 1819, Raffles kembali menerapkan kebijakan ini di Chinatown.

  • Bukan Bawang Putih Biasa

    BAWANG putih ( Allium sativum) sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun silam. Tidak hanya sebagai bumbu masak, tapi juga obat mujarab. Sebagai makanan, menurut Jethro Kloss dalam Back to Eden , bawang putih telah lama tertulis dalam berbagai catatan sejarah. Dia memperkirakan bawang putih berasal dari Asia Tengah, kemudian dibudidayakan di banyak negara, dan juga tumbuh di Italia dan Eropa Selatan. Sementara itu, menurut Trina Clikner dalam A Miscellany of Garlic: From Paying Off Pyramids and Scaring Away,  bawang putih sudah digunakan sebagai obat herbal di berbagai belahan dunia sejak 3000 tahun SM.

  • Abdoel Moeis dan Hari Sastra Indonesia

    PADA 24 Maret 2013, pertemuan sastrawan terkemuka Indonesia di Bukittinggi, Sumatra Barat, yang dihadiri wakil menteri pendidikan serta sejumlah tokoh nasional dan daerah, menetapkan 3 Juli sebagai Hari Sastra Indonesia. Tanggal itu diambil dari kelahiran Abdoel Moeis, wartawan, politisi, dan sastrawan. “Pada awalnya kami mencari naskah sastrawan terkemuka yang diterima Balai Pustaka. Tapi tidak berhasil menemukan tanggal terbitan pertama Balai Pustaka sehingga akhirnya panitia kecil menetapkan tanggal lahir Abdoel Moeis sebagai Hari Sastra Indonesia,” kata penyair Taufiq Ismail, penggagas Hari Sastra Indonesia, dikutip republika.co.id, 24 Maret 2013. Selain itu, Abdoel Moeis juga merupakan pahlawan nasional pertama yang diangkat oleh Presiden Sukarno pada 30 Agustus 1959.

  • Suluh Bagi Perempuan

    PERAYAAN lima tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Makassar, yang dihadiri Presiden Sukarno, berlangsung meriah. Di gedung gubernur Makassar, Sjamsiah Ahmad, yang berusia 17 tahun, mengenakan gaun putih dengan kancing berjumlah 17 pula. Tangannya menggenggam bendera merah-putih kecil. Dia berdiri berderet bersama siswa lain untuk menyambut Sukarno. Sukarno berjalan di depan mereka. Ketika sampai di depan Sjamsiah, Sukarno berhenti dan berkata, “Namamu siapa?” “Sjamsiah.” “Tahu artinya?” tanya Sukarno. Sjamsiah menggeleng.

  • Sabah Milik Siapa?

    MANTAN Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad bersuara lantang mengomentari penyerangan bersenjata di Sabah yang memakan banyak korban jiwa. “Tidak ada jalan keluar selain meluncurkan serangan balik untuk mengusir mereka,” ujarnya. Mahathir menganggap pemerintah Malaysia keliru mengirimkan polisi. “Ancaman eksternal semestinya ditangani oleh angkatan bersenjata,” kritiknya. Konflik itu diawali oleh penyusupan ratusan warga Filipina Selatan, yang mengklaim sebagai Tentara Diraja Kesultanan Sabah ke Lahad Datu, Sabah, Malaysia awal Februari 2013. Mereka berusaha mengambil kembali Sabah (Kalimantan Utara) dari Malaysia, yang mencaploknya 50 tahun silam.

  • Tanggal Hari Musik Nasional Diperdebatkan

    PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 10 Tahun 2013. Pemerintah merasa perlu mengeluarkan Keppres tersebut karena selama ini insan musik Indonesia bersama masyarakat telah memperingati tanggal 9 Maret sebagai hari musik nasional. Sebenarnya, Hari Musik Nasional sudah dicanangkan Presiden Megawati Sukarnoputri di Istana Negara, Jakarta, pada 10 Maret 2003 dengan ditandai pemencetan tombol situs resmi Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI).

  • Kode Partikelir

    PADA Januari 1950, ketika Ali Sastroamidjojo akan berangkat ke Washington, Amerika Serikat, untuk menjalankan tugas sebagai dutabesar, Mohammad Hatta membekalinya cek sebesar US$10.000 untuk membiayai kegiatan kedutaan. “Bung Hatta dengan saya mengadakan suatu perjanjian tentang kode yang akan dipakai untuk tilgram-menilgram tentang hal-hal yang harus dirahasikan,” kata Ali dalam otobiografinya, Tonggak-tonggak di Perjalananku. Kode itu diambil dari dua buku yang sama yang dipegang Hatta dan Ali. Tiap-tiap huruf dinyatakan dengan menyebutkan nomor halaman, kalimat, kata dan huruf pertama dari kata itu yang terdapat di dalam buku tersebut.

  • Baret Merah vs Baret Ungu

    SEKIRA 90 anggota Batalyon Artileri Medan 15/76 Tarik Martapura menyerang Markas Polres OKU (Ogan Komering Ulu) Sumatra Selatan, 7 Maret lalu. Mereka mengamuk lantaran tak mendapat kejelasan yang memuaskan tentang penanganan kasus penembakan rekan mereka, Pratu Heru Oktavianus, oleh Brigadir Wijaya, anggota Polres OKU. Empat polisi terluka. Dalam sejarah, bentrokan bukan hanya terjadi antara militer dengan polisi. Bentrok sesama militer pernah beberapa kali terjadi. Pada 1964 misalnya, pasukan RPKAD (kini Kopassus) baku hantam dengan pasukan KKO (kini Marinir) di Lapangan Banteng, Jakarta. Kisahnya bermula dari saling ejek pada suatu pagi ketika mereka sama-sama latihan di Lapangan Banteng.

  • Kuliner Tionghoa di Nusantara

    CAP go meh, hari kelimabelas Imlek, dirayakan warga Tionghoa dengan menggelar keramaian, lengkap dengan pernak-pernik khas dan sajian kulinernya. Di masa lalu, saat perayaan cap go meh di Jakarta, terlebih bagi pemuda yang hendak melamar gadis pujaannya, maka ada syaratnya. “ Cialat  atau cilaka dua belas bagi mantu yang datang sowan tanpa membawa sepasang bandeng,” tulis Alwi Shahab dalam Robih   Hood   Betawi . “Calon mantu yang begini tidak punya liangsim  atau rasa malu.”

  • Dari Bataan Menuju Kematian

    MYRRL McBride Sr dan banyak serdadu lain haus, lapar, dan lelah siang itu. Namun mereka harus terus berjalan sesuai perintah para serdadu Jepang yang menawan mereka. Lalu, “Orang-orang mulai terhuyung dan jatuh. Tak lama kemudian mereka ditembak atau ditusuk bayonet,” kenang McBride, yang selamat, dalam memoarnya Beyond the March of Death: Memoir of a Soldier′s Journey from Bataan to Nagasaki . Sejak Jenderal Edward P King, komandan pasukan AS-Filipina di Semenanjung Bataan, menyerah kepada Jepang di bawah Jenderal Masaharu Homma pada 9 April 1942, sekira 50 ribu serdadu AS dan Filipina jadi tawanan Jepang. Keesokan harinya, Jepang memerintahkan mereka, yang sudah dibagi dalam beberapa kelompok, berjalan kaki menuju kota Tarlac, provinsi Tarlac, tempat Kamp O’Donnel berada –dikenal dengan istilah “Pawai Kematian Bataan” (Bataan Death March). Sebagian rombongan berjalan kaki ke San Fernando, provinsi Pamapanga.

bottom of page