top of page

Hasil pencarian

9596 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Menunggu (Lagi) Zaman Pencerahan di Indonesia?

    SEBAGAI negeri majemuk, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa dan agama, keberagaman menjadi keniscayaan di Indonesia. Namun demikian masih banyak persolan yang melilit bangsa ini, terutama dalam hal kebebasan beragama. Beberapa pekan lalu lebih dari seribu orang berdemonstrasi di depan Istana Merdeka, menuntut kebebasan beragama sekaligus menanggapi serangkaian peristiwa pelanggaran hak kebebasan beragama selama tahun 2010, termasuk pembubaran jemaat Kristen yang sedang menjalankan ibadah dan serangan terhadap jamaah Ahmadiyah. Pelanggaran-pelanggaran itu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan pembela agama Islam. Pertanyaannya: kenapa reaksi masyarakat, termasuk lembaga-lembaga kekuasaan lemah jika dibanding dengan kelompok yang begitu kecil dan tidak berpengaruh tersebut?

  • Ibu Sud, Penggerak Lagu Anak

    PADA paruh kedua tahun 1970, Ali Sadikin dibikin repot. Kota yang dipimpinnya sering dilanda banjir. Gubernur DKI Jakarta itu pun dongkol. Acapkali dia mendapati warganya suka buang sampah sembarangan. Untuk mengatasi itu, Ali Sadikin mendatangi Ibu Sud, pencipta lagu anak-anak.

  • Nyai dalam Kekuasaan Patriarki

    “HAMPIR setiap keluarga di Indies memiliki seorang nyai pada generasi sebelumnya, seorang nenek moyang pribumi,” tulis Reggie Baay di bagian akhir bukunya, Nyai dan Pergundikan di Hindia Belanda . “Tapi masih ada beberapa orang yang tetap diam, seolah-olah kehadirannya memalukan.” Putri Laurentien, istri Pangeran Constatijn –putra bungsu Ratu Beatrix yang kini memerintah Belanda, tak terkecuali. Darah Indo mengalir dari kakek buyutnya, Peter Schön, seorang kapten kapal, yang hidup dengan seorang nyai bernama Mankam, perempuan pribumi asal Bali. Menurut wartawan Theo Haerkens dalam artikel berjudul “Laurentien Staat Symbol voor Emancipatie Indo”, dimuat di situs gpdhome.typepad.com , status sebagai seorang nyai-lah yang membuat Mankam terbunuh pada 1830.

  • Hitam Tak Hanya Duka

    HITAM dan dukacita sejak lampau tak terpisahkan. Kebiasaan berbusana hitam dalam perkabungan, menurut Françoise Piponnier dan Perrine Mane dalam Dress in the Middle Ages , berawal dari Spanyol pada abad pertengahan yang kemudian ditiru oleh para bangsawan Prancis dan Inggris. Salah seorang di antaranya Phillip the Good (Duke of Burgundy) yang bersikeras mengenakan hitam sejak terbunuhnya sang ayah, John the Fearless, pada 1419 hingga akhir masa pemerintahannya pada 1467. Tak hanya itu, kereta kuda, rombongan pengawal, dan kediamannya juga berornamen hitam.

  • Film Nasional Rasa “Asing”

    SEPASANG kakinya melangkah, menyusuri kegelapan, di tengah gerimis hujan. Iskandar bergeming saat langkah bertemu genangan air, tak menghindar. Namun, selembar kertas pengumuman di dinding berhasil menarik perhatiannya. Langkahnya terhenti. Sehelai kertas itu berisi pengumuman jam malam yang diberlakukan tentara pada 1950-an di Bandung.

  • Digantung di Negeri Jiran

    SEJUMLAH negara bereaksi. Mereka menempuh sejumlah cara untuk menangguhkan pelaksanaan eksekusi mati warga negaranya karena kasus narkoba di Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia bergeming. Eksekusi tetap akan dilaksanakan dengan dalih narkoba adalah kejahatan yang luar biasa.

  • Merdeka Kartu Lebaran

    KARTU ucapan di hari Lebaran tampaknya tinggal sejarah. Kartu elektronik via internet dan pesan singkat sudah menggantikannya dengan cara yang lebih cepat dan murah. Berkirim kartu Lebaran kini menjadi kebiasaan yang dilakukan segelintir orang. Kebiasaan mengirim kartu ucapan sudah dikenal sekira 4.000 tahun lalu. Bangsa Mesir mengenal “scarabs”, batu-batuan berharga berbentuk kumbang. Bangsa Romawi saling bertukar simbol “kesehatan” maupun “kemauan baik”, dalam bentuk buah-buahan kering dan madu, maupun lempung bakar.

  • Di Balik Tiga Dara

    SETELAH setengah abad lebih berlalu, film Tiga Dara  hadir kembali untuk menyapa penikmat film Indonesia. Ini berkat kerja keras SA Films yang sudi mereparasi dan merestorasi film musikal garapan Usmar Ismail ini, yang rusak di sana-sini. Hasilnya di luar dugaan. Dengan format 4K, gambar yang dihasilkannya begitu tajam, bahkan beberapa detail kecil terlihat jelas.

  • Dari Prusia hingga Nazi

    PADA 27 Juli 1780, Raja Frederick II dari Prusia memerintahkan sebuah reformasi hukum pidana secara menyeluruh. Pasal-pasal hukum pidana, yang kemudian diberi nama Allgemeines Landrecht (ALR), dibuat secara mendetail dengan bahasa lugas sehingga tak ada celah manipulasi dan interpretasi berbeda.

  • Tak-tak-tak, Dung, Sejarah Bedug

    ABDUL Azis alias Imam Samudra, pelaku Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 yang sudah dieksekusi mati, pernah merusak bedug masjid di desanya, Kampung Lopang Gede, Serang, Banten. Dia melakukannya karena menganggap bedug adalah peninggalan Hindu.

  • Cinta Tiga Dara

    DARA berparas ayu itu tertawa gembira. Bersamaan dengan matinya lilin, tepuk tangan membahana. Nyanyian selamat ulang tahun menyemarakkan suasana.

  • Meledakkan Sejarah Petasan

    LEBARAN mungkin takkan lengkap tanpa petasan. Begitu pula yang dirasakan bocah kecil Kusno di Mojokerto. Saat itu, menjelang lebaran, dia hanya bisa mengintip, dari lubang udara kecil pada dinding bambu kamarnya, teman-temannya bermain petasan. Hatinya pilu.

bottom of page